Diluar rumah Dewi sudah ada Naufal dengan senyuman yang sangat menyebalkan bagi Dewi.
"Sedang apa kamu disini?" tanya Dewi cuek.
"Cuek amat mbaknya, gue kan kesini mau minjem buku mtk lo" ujar Naufal dengan memberikan senyuman manisnya.
"Tidak mau ah, Naufal nya jahat" ujar Dewi dan dia melipat kedua tangannya di depan dada.
"Mulai ngelawan Lo ma gue, gak takut lo sama gue?" tanya Naufal yang mulai kesal karena Dewi.
"Dewi tidak pernah takut terhadap Naufal" ujar Dewi mencoba menggalakkan suaranya.
"Oh gitu" ujar Naufal dan dia pun mendekatkan dirinya pada Dewi membuat Dewi berjalan mundur.
"Stop!" ujar Dewi dan dia mencoba mendorong tubuh Naufal, tapi sayang hasilnya nihil Naufal terlalu kuat.
Naufal pun berhenti di tempatnya yang tak jauh dari hadapan Dewi, dia tau Dewi takut karena ulahnya itu.
"Sebelum gue ngelakuin hal-hal yang aneh sama lu, mending lo ambil buku mtk lo sekarang!" ujar Naufal.
Dewi pun masuk ke dalam rumah dengan terburu-buru membuat Naufal tersenyum karena ulahnya itu.
Enaknya bikin takut cewek yang ngomongnya kek kamus bahasa Indonesia lengkap batin Naufal senang.
Dia senang melakukan hal yang membuat Dewi selalu berada di sampingnya, walaupun Naufal tau kelakuannya ini akan membuat Dewi takut padanya.
Dewi sudah berada di depan Naufal dengan napas yang terengah-engah membuat Naufal merasa kasian.
"Ini Naufal!" ujar Dewi sambil memberikan buku kepada Naufal seperti seorang petugas upacara yang sedang memberikan kertas berisi Pancasila kepada pembina upacara.
Naufal mengambil buku itu dengan paksa, membuat Dewi kesal karena itu.
"Bisa tidak Naufal tidak kasar kepada Dewi?" tanya Dewi kesal.
"Enggak, muka lo itu minta terus gue kasarin" ujar Naufal yang sedang membaca buku matematikanya Dewi.
"Memang ya Naufal itu tidak mempunyai hati!" ujar Dewi, lalu dia berlalu meninggalkan Naufal masuk ke dalam rumahnya.
Dewi masuk ke dalam kamarnya lalu menutup pintu dengan kencang membuat Rendi yang sedang asyik nonton melonjak kaget.
"DEWI LO APA APAAN SIH? GIMANA KALAU GUE JANTUNGAN?" ujar Rendi sambil berteriak di ruang televisi, Dewi jelas mendengar apa yang dibicarakan oleh Rendi tapi dia sedang malas berdebat dengan siapapun karena ulah Naufal.
Handphone Dewi yang berada diatas nakas berbunyi membuatnya harus meraih ponsel itu dan duduk diatas kasurnya.
Nauf tukang marah:
Lo marah ya sama gue?Dewi tidak ingin membalas pesan Naufal, dia tau Naufal kali ini sedang menjahilinya.
Dewi pun menyimpan handphonenya itu diatas kasur.
Handphonenya berbunyi lagi, kali ini yang memberikan pesan itu bukan Naufal melainkan nomor yang tidak dikenal.
"Siapa ini?" tanya Dewi pada dirinya sendiri.
Dewi pun membuka chat itu dan betapa terkejutnya dia karena chat itu dari Dewa.
081246******:
Makasih buat buburnya maafin gue tadi gue buat Lo nangis-Dewa
Dewa memang mengirimkan Dewi chat yang berisi permintaan maaf dan terimakasih, dia merasa sangat senang tapi heran juga dari mana Dewa mendapatkan nomornya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewi & Dewa (COMPLETED)
Teen FictionHidup seorang Dewa yang selalu dingin, sunyi, sendiri, kesepian, kini berubah saat dia bertemu dengan Dewi, perempuan periang, ceria, yang selalu mengatakan apa yang memang ingin dia katakan. Hidup Dewa kini berwarna, dengan kehadiran Dewi yang sela...