Mereka sudah berada di restoran tempat Rendi bertemu dengan temannya itu.
Dewi pun turun dari motor ketika motor sudah sampai di parkiran setelah itu Rendi menyusul Dewi.
Dewi pun membuka helmnya dan menyimpan helmnya diatas jok motor.
"Dewiii sayanggg!" ujar Rendi pada Dewi yang sudah selesai menyimpan helm di atas tangki motor.
"Kenapa bang?" tanya Dewi merasa aneh mendengar Rendi menyebutnya sayang.
"Bawain gitar gue ini ya!" pinta Rendi.
"Tidak ingin!" tolak Dewi.
"Ayolaaahh, adek abang yang cantik, masa abangnya mau makan sama cewek sambil bawa gitar gini, entar dikira abang pengamen lagi" ujar Rendi.
"Huh, abang kan memang pengamen jalanan, hahaha" ujar Dewi dan dia tertawa.
"Gue serius Dewi, bawain gitar gue!" ujar Rendi dengan nada seriusnya.
"Hahaha, abang tidak bisa Dewi ajak bercanda" Ujar Dewi dan dia mengambil gitar yang berada di gendongan Rendi, lalu Dewi memegang gitar itu dengan sebelah tangan karena tangan satunya sibuk memegang boneka yang diberi oleh Dewa itu.
Mereka pun masuk ke dalam restoran tersebut ternyata disana sudah ada perempuan yang menunggu Rendi dan Rendi menghampiri perempuan itu, sementara Dewi mencari meja yang kosong untuk didudukinya.
Dewi sudah memilih meja yang lumayan dekat dengan Rendi, jadi dia dapat mendengar semua yang diucapkan Rendi, Dewi pun menyimpan gitarnya di sebelah kursi yang kosong.
"Mba!" panggil Dewi sambil mengangkat tangan dan pelayan pun datang.
"Ini mbak menunya!" ujar pelayan tersebut dan dia memberikan menunya pada Dewi, Dewi pun mengambilnya dan membacanya satu persatu.
"Mbak Dewi ingin spaghetti, jus jeruk, eskrim coklat yang banyak ya, oh iya mbak, Dewi masih anak SMP jadi panggil Dewi adek saja atau panggil Dewi!" ujar Dewi dan dia memberikan menunya kepada pelayan tersebut yang sudah mencatat pesanannya.
"Iya dek, ditunggu ya pesanannya!" ujar pelayan tersebut sambil mengambil menu yang sudah Dewi simpan diatas meja.
"Iya mba Dewi tungguin!" ujar Dewi sambil tersenyum dan membuat pelayan tersebut ikut tersenyum.
Sekarang fokus Dewi hanya satu dia ingin mendengar apa yang abangnya bicarakan dengan perempuan itu.
Eh sepertinya Dewi mengenal perempuan itu, tapi Dewi mengenalnya dimana ya? Batin Dewi.
Aha, dia perempuan yang berada di timezone yang meminta abang mengambilkan boneka dari mesin pencapit itu batin Dewi baru sadar.
Beberapa menit kemudian makanan yang Dewi tunggu-tunggu datang dibawa oleh beberapa pelayan.
"Silahkan dinikmati makanannya dek!" ujar pelayan yang membawa makanan dan dia menyimpannya diatas meja.
"Terimakasih!" ujar Dewi dan semua pelayan mengangguk, lalu pergi bekerja lagi.
Dewi pun memakan spaghetti dengan semangat yang membara layaknya seseorang yang belum pernah makan spaghetti yang begitu lezat ini.
D D D D
Dewa berada di depan Restoran tempat Dewi dan Rendi makan, Restoran ini sepertinya terbuat dari kaca karena dari luar kalian bisa melihat isi Restoran dengan sangat baik sebaliknya dari dalam juga dapat melihat kendaraan yang berlalu lalang.
Bisa Dewa lihat dari luar di dalam sana ada Dewi yang sedang makan sendirian sementara Rendi sedang makan dengan perempuan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewi & Dewa (COMPLETED)
Teen FictionHidup seorang Dewa yang selalu dingin, sunyi, sendiri, kesepian, kini berubah saat dia bertemu dengan Dewi, perempuan periang, ceria, yang selalu mengatakan apa yang memang ingin dia katakan. Hidup Dewa kini berwarna, dengan kehadiran Dewi yang sela...