Rendi, Dewi dan Dewa sekarang tengah duduk di dalam mobil.
"Dewi, ATM mamah simpen ke gue in aja" ujar Rendi yang duduk di samping pengemudi.
"Tidak mau abanggggg" ujar Dewi.
"Nanti ilang kalau di simpen di lu" bujuk Rendi.
"Tidak, Dewi tidak ceroboh seperti Abang" ujar Dewi.
"Serah lo deh, pokoknya jangan boros" ujar Rendi akhirnya menyerah.
"Iya Abang, Dewi tidak akan boros" ujar Dewi sambil tersenyum.
Dewa memperhatikan Dewi yang berada di sampingnya, entah kenapa Dewa tidak mau melepaskan tatapan matanya dari Dewi.
"Kak Dewa kenapa kakak turun dari mobil?" tanya Dewi sambil menatap Dewa.
"Kapan?" tanya Dewa bingung.
"Saat kakak bersama dengan kak Rachel itu loh" ujar Dewi mengingatkan.
Dewa mengangkat bahunya sambil tersenyum membuat Dewi heran sekaligus terkesima.
Berasa jadi kamcong gue batin Rendi.
D D D D
Mereka semua sudah sampai di depan rumah Dewi dan Rendi, di kursi penumpang Dewi dan Dewa sedang tertidur dengan posisi kepala Dewi yang berada diatas bahu Dewa.
"Aduh, ini orang berdua malah mesra-mesraan" ujar Rendi kesal.
"Jangan dibangunin neng Dewi nya a, biarin kasian" ujar pak Asep.
"Tapi pak, itu Dewanya kasian pegel-pegel nanti, si Dewi kan kepalanya keras kayak batu" ujar Rendi.
Pak Asep tersenyum mendengar ucapan Rendi, bisa-bisanya dia memikirkan hal seperti itu, bukannya kasian kepada Dewi dia malah mengolok-olok Dewi yang masih tertidur.
"Dewa, Bangun lo!" ujar Rendi sepelan mungkin sambil menepuk kaki Dewa.
Dewa terbangun dari tidurnya dan dia baru sadar kepala Dewi berada diatas bahunya, itu semua membuat Dewa diam di tempat tak bisa berbuat apa-apa.
"Gendong Dewi ke kamar!" titah Rendi.
Mendengar ucapan Rendi membuat Dewa terkejut. Bagaimana bisa Rendi se gampang itu menyuruh Dewa menggendong Dewi, ini bukan Rendi sekali.
"Ngapain diem aja?, Cepetan!, Gue gak mau Dewi gue kepalanya pegel" ujar Rendi.
Pak Asep mendengar ucapan Rendi kali ini membuatnya senang, ternyata Rendi itu bukan seorang kakak yang buruk, dia mempunyai hati yang lembut walaupun dia mempunyai sikap yang menyebalkan dan galak.
Dewa mengikuti instruksi dari Rendi, dia membopong tubuh Dewi dengan sangat hati-hati.
"Gue suruh gendong bukan bopong!" protes Rendi.
Pak Asep langsung membuka pintu mobil sebelah Dewa, sementara Rendi membuka pintu rumah dengan kesal.
Dewa membopong Dewi sampai sekarang Dewi berada di atas kasurnya, Dewa menutupi badan Dewi dengan selimut.
Dewa membelai lembut rambut Dewi, rasanya dia tidak ingin pergi meninggalkan Dewi begitu saja.
"Heh!, Keluar!" ujar Rendi yang tiba-tiba muncul di balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewi & Dewa (COMPLETED)
Teen FictionHidup seorang Dewa yang selalu dingin, sunyi, sendiri, kesepian, kini berubah saat dia bertemu dengan Dewi, perempuan periang, ceria, yang selalu mengatakan apa yang memang ingin dia katakan. Hidup Dewa kini berwarna, dengan kehadiran Dewi yang sela...