Karena Dewi hanya melihat helm itu dan enggan memakainya, Dewa pun memakaikan helmnya kepada Dewi membuat jantung Dewi saat itu berdetak tak karuan.
Jantung Dewi kenapa? tanya Dewi sama hati.
"Ayok naik!" ujar Dewa.
Dewi pun kali ini patuh dan duduk di belakang Dewa dengan posisi duduk yang seperti ibu-ibu karena dia memakai rok.
Dewa pun menjalankan motornya pergi dari pekarangan rumah Dewi.
"Kakak mengapa tiba-tiba ingin mengantar Dewi ke sekolah?" tanya Dewi membuka suara.
"Balas Budi lo" ujar Dewa yang masih fokus menyetir motor.
"Balas budi? Memangnya Dewi pernah melakukan apa sampai kak Dewa harus membalas budi Dewi?" tanya Dewi bingung.
"Bubur" ujar Dewa.
Bubur? Kenapa dengan bubur? Apa Dewa membalas budi Dewi karena dia pernah membelikannya bubur saat di rawat di rumah sakit saat itu?
"Bubur yang waktu di rumah sakit itu kak?" tanya Dewi dan Dewa mengangguk menjawab pertanyaan itu.
"YaAmpun kakak, kakak tidak perlu membalas budi Dewi yang saat itu, Dewi membelikan bubur itu ikhlas" ujar Dewi sambil sedikit berteriak karena suara jalanan yang cukup ramai.
Dewa tidak menggubris ucapan Dewi dia masih fokus pada keadaan jalan yang ramai ini, sebenarnya dia dengan apa yang di bicarakan Dewi, tapi dia bingung akan menjawab apa, pasalnya Dewa mengantarkan Dewi ke sekolah bukan karena masalah bubur melainkan keinginannya sendiri.
Mereka sudah berada di depan gerbang sekolah Dewi, Dewi pun turun dari motor Dewa dan melepaskan helmnya.
"Terimakasih kak!" ujar Dewi sambil memberikan helm kepada Dewa dan Dewa mengambil helm yang di sodorkan Dewi.
"Sama-sama" jawab Dewa.
Mendengar Dewa menjawab ucapan Dewi, itu membuat Dewi senang bukan main, aneh rasanya.
"Gue ke sekolah" ujar Dewa dan dia berlalu pergi sebelum mendengar balasan dari Dewi.
"Masih saja jutek" ujar Dewi pada dirinya.
Dewi pun pergi masuk ke dalam sekolahnya melewati beberapa siswi yang membicarakannya mungkin karena dia diantar oleh sang Dewa yang diidolakan oleh satu sekolahan Dewi.
Gila!! Siapa tau cewek yang berani-berani dibonceng sama kak Dewa
Tuh cewek melet kak Dewa kayaknya
Eh itu si Dewi tadi dibonceng kak Dewa anjrit
Itulah beberapa desas-desus dari para siswi yang ada di sekolah ini, belum lagi mereka melayangkan sindiran-sindiran yang membuat Dewi kesal bukan main, tapi Dewi masih tidak ambil pusing ucapan dari mereka.
D D D D
Dewi sudah berada di dalam kelasnya, di dalam kelasnya masih lumayan sepi.
Dia pun duduk di kursinya, teman sebangkunya Salsa belum datang.
"Dewiiiii Dewiiiii!" panggil Salsa sambil berlari menghampiri Dewi yang menatapnya bingung.
"Ada apa Sal?" tanya Dewi saat Salsa sudah berdiri di depannya sambil mengatur nafas.
"Kak Dewa tadi ke rumah kamu?" tanya Salsa Dewi pun mengangguk.
"Tuh da udah aku tebak" ujar Salsa dan dia duduk di kursi sebelah Dewi.
"Memangnya kenapa?" tanya Dewi tidak mengerti.
"Kak Dewa tuh ya gak pernah nganterin cewek ke sekolah dan baru kali ini aku liat kak Dewa mgelakuin hal kayak gitu, kayaknya dia suka sama kamu wi" ujar Salsa antusias.
Mendengar ucapan Salsa barusan membuat pipi Dewi merah padam, dia pun langsung bersikap biasa saja.
"Apasih Sal, tidak mungkin kak Dewa menyukai Dewi" ujar Dewi mencoba bersikap biasa saja padahal di dalam hatinya dia berteriak senang.
"Ihhh Dewi aku yakin, aku gak pernah ngeliat kak Dewa seneng tadi pagi waktu mau nganterin kamu ke sekolah" ujar Salsa.
"Kamu tadi menginap di rumah kak Dewa?" tanya Dewi heran karena Salsa tahu semua gerak-gerik Dewa.
"Iya, soalnya mamah dan ayah aku lagi pergi ke luar negeri jadi aku disuruh nginep di rumah kak Dewa, tenang aja wi aku gak suka kok sama kak Dewa, kak Dewa itu udah aku aanggap kakak kandung aku" ujar Salsa.
"Dewi tidak cemburu kok Sal dan Dewi juga tidak peduli tentang hubungan mu dengan kak Dewa" ujar Dewi berbohong.
Faktanya Dewi cemburu karena Dewa tinggal satu atap dengan Salsa walaupun pada kenyataannya mereka hanya sebatas saudara, tidak ada perasaan apapun antara Salsa maupun Dewa, toh tadi Dewa lebih memilih mengantarkan Dewi ke sekolah dari pada Salsa yang ada di rumahnya.
"Okelahhh Dewi kalau gitu, oh iya pr matematika udah belum?" tanya Salsa panik mengingat pekerjaan rumahnya yang belum dia selesaikan di rumah.
"Sudah" jawab Dewi.
"Pinjam!" ujar Salsa dengan tampang yang memelas.
Dewi pun mengambil bukunya yang berada di dalam tasnya, dia mencari keberadaan buku matematikanya tapi hasilnya nihil bukunya tidak ada, ada dia lupa bawa? Ah tidak mungkin, Dewi sosok perempuan yang teliti, dia tidak akan melupakan satu buku pun.
"Buku Dewi tidak ada!" ujar Dewi panik dan itu membuat Salsa ikut panik.
"Kok bisa sih Dew? Kamu gak mungkin lupa kalo masalah soal pelajaran" ujar Salsa dan dia merebut tas Dewi lalu mencari keberadaan buku sakral milih Dewi.
Dewi pun mengingat-ingat sesuatu, oh iya buku miliknya ada di Naufal, hal ini membuat Dewi tenang.
"Buku Dewi ada di Naufal Sal" ujar Dewi yang sudah tidak panik.
"Naufal? Kamu nginjemin buku kamu ke Naufal?" tanya Salsa tidak percaya.
"Iya, soalnya kemarin malam dia kerumah Dewi ingin meminjam buku Dewi katanya" ujar Dewi.
"Ya Ampun Dewi, ini mah lebih parah dari pada ketinggalan, bisa-bisa kamu di hukum karena Naufal" ujar Salsa yang membuat Dewi tidak paham, sedetik kemudian Dewi paham ada yang di ucapkan Salsa.
"Yah Salsa Dewi lupa, bagiamana ini?" tanya Dewi yang sekarang panik lagi.
Dewi baru ingat kalau Naufal itu murid yang bisa dikategorikan sebagai seorang siswa perusuh di sekolah ini, dia bahkan tidak pernah mengerjakan pr dan saat dia meminjam buku milik teman-temannya buku itu tidak akan lagi kembali kepada pemiliknya, buku itu akan menjadi buku milik Naufal.
Updateeee
Maaf kalau lama updatenya, baru mood update.
VOMMENT❣️
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewi & Dewa (COMPLETED)
Teen FictionHidup seorang Dewa yang selalu dingin, sunyi, sendiri, kesepian, kini berubah saat dia bertemu dengan Dewi, perempuan periang, ceria, yang selalu mengatakan apa yang memang ingin dia katakan. Hidup Dewa kini berwarna, dengan kehadiran Dewi yang sela...