"Kenapa kok kita ke rumah sakit? Siapa yang sakit wi?" tanya Dika tidak mengerti.
"Kak... Dewaa bangg, dia.. kecelakaan motor" ujar Dewi yang masih menangis sesegukan membuat Dika merasa tidak tega.
"Oh, kamu suka sama Dewa wi?" tanya Dika to the point.
"Abang ini bicara apa sih!, Dewi tidak menyukai kak Dewa, Dewi hanya khawatir saja" ujar Dewi sebal.
"Syukurlah" ujar Dika lega.
D D D D
Mereka sudah berada di lahan parkir rumah sakit Jaya, Dewi turun terlebih dahulu dari motor dan berlari ke dalam rumah Sakit meninggalkan Dika yang terkejut melihat Dewi yang sebegitu nya kepada Dewa.
Aku tau kamu suka dia wi batin Dika.
Dewi sudah berada di depan resepsionis Rumah Sakit.
"Sus, pasien yang bernama Dewa berada di ruang rawat berapa?" tanya Dewi pada suster yang berada di tempat resepsionis.
"Pasien yang bernama Dewa itu banyak de" ujar suster itu.
"Itu loh, kak Dewa yang tadi kecelakaan motor" ujar Dewi menangis.
"Oh pasien tersebut ada di ruang rawat 102 de" ujar suster tersebut sambil melihat buku pasien.
Dewi berlari dengan secepat kilat mencari ruang rawat Dewa.
Dan sekian lama mencari Dewi menemukan ruangan itu, dia pun masuk ke dalam ruangan tersebut dan melihat ada pasien yang wajahnya ditutupi oleh kain putih, melihat itu Dewi semakin menangis menjadi-jadi.
Dewi pun menghampiri pasien itu yang dikelilingi oleh suster dan dokter. Dewi mengguncang bahu pasien itu sambil menangis.
"Kakkk Dewaaa, kakak kok pergi secepat ini?" ujar Dewi sambil menangis histeris membuat dokter dan suster di sekitarnya menatap sedih.
"Sabar deeek, ini sudah kehendak dari yang diatas" ujar suster sambil mengelus punggung Dewi membuat Dewi menjadi lebih histeris.
Seorang pasien yang berada di samping Dewi yang hanya dihalangi oleh tirai itu pun membuka tirai selebar-lebarnya.
"Dok pasien ini namanya Dewa bukan?" tanya Dewi memastikan.
"Iya, namanya Dewa" ujar Dokter itu membuat Dewi menangis lagi.
"Huaaa bener ini kak Dewaa, kak Dewa jangan pergi dulu, kakak banyak salah sama Dewi, huaaa" ujar Dewi sambil menangis.
"Hahahaha" ujar seorang pasien tertawa di samping Dewi.
"Suara itu seperti suara kak Dewa, apa jangan-jangan kak Dewa hidup kembali, huaa seremm" ujar Dewi dan dia pun menjauh dari tubuh Dewa.
"Gue masih hidup, hahahaha" ujar Dewa tertawa melihat Dewi yang menangisi pasien.
"Hahh, mayatnya bisa berbicara?" ujar Dewi sambil menutup telinganya.
"Gue masih idup ini!" ujar Dewa kesal.
Dewi pun berbalik menatap Dewa yang berada di kasur lain.
"Kak Dewa masih hidup?" tanya Dewi sambil mengusap air mata yang berjatuhan terus menerus.
"Menurut lo?" tanya Dewa balik.
"Lah kalau kak Dewa masih hidup ini siapa?" tanya Dewi balik.
"Mana gue tau, cek aja sendiri!" ujar Dewa.
Dewi pun mendekati jenazah yang tadi dia kira Dewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewi & Dewa (COMPLETED)
Teen FictionHidup seorang Dewa yang selalu dingin, sunyi, sendiri, kesepian, kini berubah saat dia bertemu dengan Dewi, perempuan periang, ceria, yang selalu mengatakan apa yang memang ingin dia katakan. Hidup Dewa kini berwarna, dengan kehadiran Dewi yang sela...