7. Curiga
Menegaskan,
bukan memarahi!***
Pulang sekolah, Reila langsung mengrjakan tugas sekolahnya karena banyak sekali PR dan kuis akhir-akhir ini. Dia teringat, kalau dia sudah memarahi Reihan di sekolah, karena ketidaksopanan Reihan mengajaknya berpacaran.
Reila merasa direndahkan dengan pertanyaan itu, sudah jelas dia memakai jilbab yang lebar, bahkan tak pernah dekat dengan cowok. Apa semua itu belum cukup memperlihakan kalau dia tidak berpacaran? Atau mungkin dia yang kurang memperlihatkan jiwa muslimahnya, sehingga orang mengira dia sama saja dengan kebanyakan cewek? Bisa jadi Reihan pun menganggap Reila sama dengan cewek lain.
Kalau begitu, Reila harus lebih tegas dan lebih memperlihatkan keislamannya, agar semua orang di sekitarnya tahu, kalau Reila bukan cewek seperti itu.
Reila rasa, apa yang ia lakuakn tadi pada Reihan sudah benar. Ini dia lakukan agar Reihan tidak mengulanginya lagi dan mengalami efek jera. Tapi, ada satu hal yang Reila tidak lakukan, Reila tidak memberitahukan alasannya, kenapa ia tidak mau diperlakuakn seperti itu? Ia tidak menyisipkan nilai dakwah. Apa ini perlu?
Sepertinya Reila harus menceritakannya pada Abah nya dan meminta solusi.
Ia temui Abah yang sedang membuat adonan gorengan di ruang tengah. Dengan wajah kusutnya, Reila duduk di depannya.
"Bah, Neng marahin lagi Reihan," ujar Reila.
Sontak sang Abah mengernyit. "Kenapa lagi si Reihan teh? Kemarin ku Abah udah diceramahan."
Reila membelalakan matanya mendengar pernytaan Abah nya. "Abah ceramhin Reihan? Kapan?"
"Beberapa hari yang lalu," jawab Rambo, "Tapi dia nggak pegang-pegang Neng lagi, kan?"
"Enggak sih, tapi tetep Neng nggak suka diajak pacaran, Neng marahin aja dia."
"Neng, Abah rasa dia mah emang jauh dari agama, kasih tahu aja, Neng. Jangan emosi dulu, kalau dia berani pegang-pegang lagi baru Abah yang akan bertindak," tegas Rambo.
Jangan emosi? Apa dia marah-matah pada Reihan karena terbawa emosi? Ya.. bagaimana tidak emosi, Reihan mengajak berpacaran pada orang yang menolak pacaran, tetap itu salah. Tapi, mungkin saja Reihan belum paham tentang pacaran. Reila malah jadi bingung.
Setelah memikirkan semalaman, Reila memutuskan untuk coba memberitahu Reihan dulu, kalau Reihan masih saja begitu, baru dia akan benar-benar marah.
Reila berangkat sekolah seperti biasa, ada yang aneh dari biasanya kepala sekolah menyuruh semua murid untuk berkumpul di lapangan. Dan yang mengejutkan ia memberi kabar tentang pencuri soal.
Semua murid kembali ke kelasnya masing-masing, setelah kepala sekolah memberikan sedikit pengumuman tentang pencuri soal ujian.Siapa yang tidak penasaran dengan sosoknya? Apalagi kepala sekolah sudah menemukan ciri-cirinya, yaitu gantungan kunci berinisial N dan jaket berwarna abu yang bertopi.
Belum bisa dipastikan pelakunya cewek atau cowok, karena sang guru yang melihat pun tidak melihat jelas wajahnya, dalam sekejap ia menghilang.
Karena kejadian ini, hampir semua siswa saling mencurigai satu sama lain. Ada yang mencurigai siswa yang namanya berinisial N, ada juga yang mencurigai pemilik jaket berwarna abu, sungguh pelik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Classmate
Teen FictionOn going {Teenfiction~spiritual} Kelas 12 adalah kelas dimana anak SMA harus belajar sungguh-sungguh demi lulus sekolah. Menjadi sangat sibuk, kuis hampir tiap hari, melelahkan bukan? Bagaimana jadinya jika saat kamu kelas 12, kamu mendapatkan banya...