8. Masa lalu

9.2K 1K 49
                                    

8. Masa Lalu

"Lihatlah ke depan, biarkan masa lalu menjadi pelajaran hidup."

***

Riko dan Raka cengengesan mendengarnya. Retta yang tak sengaja mendengar pun tak bisa menyembunyikan senyumnya.

Emak-emak? Berniat menasehati malah disebut emak-emak. Reila mengerjapkan matanya, sedikit tidak terima.

“Ya sudah, kita mulai belajarnya sekarang.” Terpaksa Reila menyudahi aksinya, karena sudah buntu.

Rasa penasaran Reila masih berlanjut sampai ia menemukan jawabannya.

Setelah selesai belajar, Reila menuju tempat parkir bersama trio kampret. Tentu, dengan jarak yang berjauhan. Reila hendak mengambil sepedanya, sedangkan trio kampret sudah biasa menaiki mobil Reihan. Sementara Retta pulang dijemput oleh ayahnya.

Masih ada beberapa motor dan mobil di sana dengan letak tak beraturan, Reila bergegas mengambil sepedanya. Namun, ada yang mengalihkan perhatiannya, dari celah pagar besi tempat parkir SMA Aderald, Reila melihat seekor kucing kecil di tengah jalan.

Kucing itu berjalan dengan lambat, sementara di jalanan banyak kendaraan bermotor yang berlalu-lalang. Reila tak kuasa melihatnya, ia khawatir kucing itu tertabrak. Reila harus bergerak cepat sebelum kucing itu terluka. Dia berlari menuju gerbang ke luar. Tapi, gerbang ke luar terlalu jauh, akan memakan banyak waktu. Berarti, tidak ada cara lain, Reila harus memanjat pagarnya.

Tak peduli ada orang atau tidak yang melihatnya. Tapi sudah dipastikan, trio kampret melihatnya. Reila dengan lincahnya memanjat pagar yang tingginya melebihi tinggi Reila. Setelah sampai di atas, ia terjun dan mendarat dengan sempurna, kemudian berlari menangkap kucing itu, membuat banyak kendaraan mengeluarkan bunyi klakson, bahkan ada beberapa yang sampai memberhentikan kendaraanya.

Trio kampret melongo melihat aksi Reila, mereka tampak tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Seorang Reila yang terlihat anggun, bisa begitu lincahnya memanjat pagar yang tinggi dan melompat?

Reila berhasil menyelamatkan kucing kecil itu, ia bawa kucingnya masuk ke sekolah melalui gerbang utama. Sementara trio kampret mulutnya masih menganga, sangat tak menyangka.

“Si Lala jiga (kayak) Cat Woman wae (aja),” ujar Raka tak percaya.

Reihan dan Riko masih mematug. Reihan memang sudah merasa ada yang aneh dengan Reila, ketika Reila mendorongnya saat cerdas cermat, dorongannya terlalu kuat untuk ukuran cewek. Dan sekarang dia melihat penampakan yang tak biasa. Mana mungkin cewek biasa mampu melakukan itu.

Lagi-lagi Reihan dibuatnya penasaran.

Reihan pun segera tersadar dari keterdiamannya, ia mulai beranjak menuju mobilnya yang jaraknya sudah cukup dekat. Namun, kedua sahabatnya tampaknya masih menunggu kedatangan Reila, apalagi Raka yang tak sabar ingin mengintrogasi Reila.

“Woy, buruan naik, ngapain diem di situ terus,” sahut Reihan. Barulah keduanya beranjak. Namun, mata Raka masih berkeliaran mencari sosok Reila yang tak kunjung datang.

Setelah mereka masuk mobil, Reihan mulai menjalankan mobilnya. Di perjelanan menuju gerbang utama, mereka melihat Reila di pinggiran jalan sedang memberi makan kucing kecil tadi.

Melihatnya, mereka memiliki pendapat tersendiri tentang Reila.

***

Seluruh anggota OSIS dan mantan anggota OSIS sedang berkumpul di ruang Bapak kepala sekolah saat ini. Kepala sekolah ingin menindaklanjuti soal pencuri soal ujian yang sering terjadi.

Dear ClassmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang