15. Dara
"Menerima kekalahan merupakan bagian dari kemenangan, yaitu menang melawan ego."
***
Apa yang terjadi dengan Reihan, dia merasa senang mendapat ucapan terima kasih dari Reila. Sepanjang jalan Reihan senyum-senyum sendiri, menyetir sambil bersenandung. Raka dan Riko dibuatnya heran.
Saat ini mereka baru pualang sekolah, Reihan terlihat begitu ceria.
“Jang, aya naon sih? Meuni asa bahagia kitu? (Ada apa sih? Kayak yang bahagia gitu?) Senyum-senym terus,” tanya Raka.
Seketika ekspresi Reihan berubah jadi datar, ia juga bingung kenapa ia senyum-senyum sendiri.
“Gue senyum-senyum sendiri? Kapan?” Reihan balik bertanya, berusaha mengelak.
“Barusan, Rei! Gue juga lihat dengan mata gue sendiri.” Riko menambahi.
“Masa?” Reihan masih saja menyangkal.
“Aya naon Jang? (Ada apa?) Ujang tidak seperti biasanya.”
Reihan terdiam, tapi memang iya Reihan pun menyadari kalau suasana hatinya sedang bagus.
“Gue mau traktir lo berdua,” ujar Reihan tiba-tiba, membuat kedua sahabatnya terbelalak.
“Traktir? Dalam rangka apa?” tanya Riko tak percaya.
“Nggak dalam rangka apa-apa, udah jawab aja, pada mau nggak?”
“Ya maulah.”
Reihan membawa kedua sahabatnya ke sebuah kafe tempat nongkrong para remaja. Sementara Raka maupun Riko masih bingung dengan sikap Reihan.
“Lo boleh pesan sepuasnaya,” ujar Reihan ketika ketiganya sudah duduk di kursi yang melingkari meja.
Mendengar pernyataan Reihan, sontak keduanya terkaget. Kebingungan di kepala mereka semakin menjadi, ingin menumpahkan seluruh pertanyaan yang belum terjawab, ada apa dengan Reihan?
“Serius, Jang?”
“Serius! Buruan sebelum gue berubah pikiran.”
Keduanya pun segera memesan, tidak mau momen jarang ini terlewatkan. Mereka memesan banyak menu makanan, sementara Reihan hanya memesan satu jenis minuman saja, chocolatos orea. Lagi-lagi keduanya dibuat bingung.
“Jang, mending ceritakan! Ada apa sebenernya?” tanya Raka menegaskan, karena sudah sangat penasaran.
“Nggak ada apa-apa, lo kenapa sih?”
“Ini di luar kebiasaan lo, Rei.” Riko menambahi.
“Mood gue lagi bagus aja, udah nggak usah nanya lagi! Pusing gue sama lo berdua.” Reihan menegaskan.
Sebenarnya, kedua sahabatnya itu ingin tahu, apa yang membuat Reihan mood Reihan menjadi bagus, ini mencurigakan. Reihan tak mau menjawab, membuat rasa penasaran mereka semakin menjadi. Namun, Reihan tetap santai sambil menyeruput minumannya.
Tanpa sengaja mata Reihan melihat sosok cowok yang sudah tak asing lagi di matanya. Lagi dan lagi, ia melihat pacar Dara sedang bersama cewek lain. Mereka duduk di salah satu kursi sambil berpegangan tangan di atas meja.
Kemarin Reihan gagal menggerebek orang itu, sekarang tampaknya Reihan ada keinginan melakukan itu.
“Bro, lo kenal kan cowok itu?” tanya Reihan pada kedua sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Classmate
ספרות נוערOn going {Teenfiction~spiritual} Kelas 12 adalah kelas dimana anak SMA harus belajar sungguh-sungguh demi lulus sekolah. Menjadi sangat sibuk, kuis hampir tiap hari, melelahkan bukan? Bagaimana jadinya jika saat kamu kelas 12, kamu mendapatkan banya...