18.Curiga

7K 861 104
                                    

18. Curiga

***

Pagi-pagi Reihan dan kedua sahabantnya berangkat sekolah seperti biasa dengan mobil Reihan. Namun, kali ini ada tambahan kegiatan yang harus mereka lakukan, karena Reihan sudah jadian dengan Dara, jadi mau tidak mau Reihan harus antar jemput Dara.

Raka dan Riko masih tak menyangka Reihan bisa secepat itu jadian dengan Dara, ajaib bagi mereka.

Kini ketiganya sedang dalam perjalanan menuju rumah Dara.

"Rei, gue masih nggak nyangka lo bisa secepat itu jadian sama si Dara. Pake jurus apa sih?" tanya Riko yang duduk di kursi belakang bersama Raka, sementara Reihan fokus menyetir mobilnya.

"Kan gue udah bilang, cewek mana sih yang nggak luluh sama gue? Semua cewek bisa gue taklukan," jawab Reihan percaya diri.

"Itu si Lala, nggak luluh-luluh juga." Raka membantah. Reihan dibuatnya skakmat.

Reila!

Satu cewek yang memiliki banyak taka-teki dan begitu ingin Reihan pecahkan, tapi tampaknya sangat sulit. Otaknya terus mendoktrin, kalau cewek seperti Reila tidak mungkin ia sukai, tapi kenyataan-kenyataan yang Reihan temukan, justru malah membuatnya kagum pada sosok Reila, dan hatinya tidak bisa menolak itu.

Pertama, saat Reila menolong Reihan ketika Reihan dikeroyok waktu itu, hingga Reihan dibawa ke rumah Reila dan Reihan melihat bagaimana Reila latihan ilmu bela diri wushu, di situ Reihan sangat terkesima melihat Reila. Tak menyangka seorang Reila bisa melakukan hal itu.

Kedua, Reila begitu kuat menjaga prinsipnya, tidak pernah berpacaran, tidak dekat dengan cowok manapun, bahkan susah didekati. Bukankah zaman sekarang susah menemukan cewek seperti itu?

Tak bisa dipungkiri, sehancur-hancur laki-laki dan senakal-nakalnya laki-laki, tentu ia menginginkan perempuan yang pintar menjaga kehormatannya untuk menjadi pendamping hidup. Bukan perempuan yang bisa dinikmati oleh laki-laki manapun. Dan Reihan baru menemukan itu pada diri Reila saja.

Ketiga, Reila sangat pintar dan rajin. Keempat, kalau diperhatikan Reila juga lumayan cantik, meskipun pasti kebanyakan orang akan bilang, Dara lebih cantik dari Reila. Tapi, entah kenapa Reihan merasa bosan dengan cewek yang banyak dandan, kalau Reila sangat natural, tanpa olesan apapun wajahnya tampak bercahaya.

Dan masih banyak hal lain lagi yang Reihan temukan pada diri Reila, namun tak ia temukan pada cewek lain yang pernah ia kenal atau yang pernah menjadi pacarnya.

Gara-gara Raka menyebut nama Reila, jadi Reila terpikirkan terus di pikiran Reihan, padahal Reihan tak mau itu terjadi.

"Tuh, kan si Ujang diem wae (terus), nggak bisa ngebantah dia," ujar Raka. Reihan terbangun dari lamunannya, kemudian ia mengumpat dalam hati.

Sial!

Bisa-bisanya sosok Reila muncul terus di pikirannya, Reihan harus segera mengenyahkan nya.

"Bentar lagi juga si Reila luluh sama gue," balas Reihan.

"Masa? Teu yakin uing (nggak yakin aku)."

"Gue juga kaga yakin." Riko menambahi.

Reihan mulai jengah dengan ulah kedua sahabatnya. "Udah ah! Lo berdua banyak bacot!" sergah Reihan yang tak tahan. "Awas kalau nanti ada Dara, lo berdua masih bahas Reila, mati kalian!" gertaknya kemudian.

"Ya enggak akan lah, kita juga menghargai perasaanya si Dara kok."

Akhirnya mereka sampai di rumah Dara, terlihat Dara sudah menuggu di depan gerbang rumahnya. Reihan segera turun membukakan pintu depan untuk Dara, supaya Dara duduk di sebelahnya, kemudian barulah ia masuk ke dalam mobil menyusul Dara.

Dear ClassmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang