"Terkadang yang membuat aku tersiksa bukan karena nikah sama kamu, tapi tentang sesuatu yang kita jadikan alasan untuk menikah.
Karena hari demi hari membuat aku terbiasa sama kamu. Dan apabila kebiasaanku hilang, separuh hidupku juga hilang. Jadi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kok lo lama-lama jadi maju sih jam jemputnya?!" protesku.
Jelas. Hari ini kami mau ngurus keperluan wedding nanti. Mulai dari fitting baju, makanan, bahkan dekorasi. Janjian jam 12, tapi dia datang jam 10.
"Suka-suka gue, dong."
"Tapi kan gue gak enak sama Pak Won-"
"Lo kan tau dia temen gue."
Ah sial. Bener juga. Sehari lalu dia masuk ke caffe dan sukses bikin seisinya heboh. Pertama, pelanggan pada heboh dia sok tebar pesona.
Liat deh,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kenapa dia harus pakai pakaian sekeren itu ke caffe-ku? Bikin semua teriak dan menjadikan dia pusat perhatian.
Mana dia langsung jalan ke arahku sehabis masuk pintu. Aku yang baru nganterin pesanan orang kan kaget. Mana dia bilang. "Gue kangen." kenceng banget. Ada Pak Wonwoo pula!
Akhirnya, mereka kasih tau kalau mereka teman sejak kecil saat mereka tinggal satu kompleks. Beda umur mereka cuma 5 tahun. Pantas dia kaya, Pak Wonwoo juga sama kayanya.
Kedua, teman-temanku langsung nyerbu karena Jeonghan mau bawa aku pergi. Kemarin kami ke toko bunga buat mesan buket.
Dan.. Ya. Sepanjang aku mau ganti baju, Yerin dan Nayeon ngikutin aku. Dan di group chat gak kalah berisiknya. Aku terpaksa harus silent handphone saking mereka spamnya.
"Lagian, kalau lo tau-tau dipecat, ya gapapa. Dikit lagi lo jadi istri gue, ngapain kerja? Diem aja di rumah."
