"Terkadang yang membuat aku tersiksa bukan karena nikah sama kamu, tapi tentang sesuatu yang kita jadikan alasan untuk menikah.
Karena hari demi hari membuat aku terbiasa sama kamu. Dan apabila kebiasaanku hilang, separuh hidupku juga hilang. Jadi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku lelah.
Tiga hari ini aku berpindah-pindah tempat, berganti banyak baju, memakai bermacam-macam model make-up, rambutku dimodel macam-macam juga. Apalagi aku harus berpura-pura mesra dengan Jeonghan.
Aku akui, dia aktor yang hebat. Bahkan aku sempat kira dia beneran cinta sama aku karena tatapan dia jago bohong banget.
Tapi aku ingat lagi, dia pura-pura. Aku terus berfikir itu sepanjang photoshoot.
"Kalian serasi banget.." kata Kak Minji. Dia yang bertugas hair & make-up, ada beberapa rekannya juga disana.
"Biasa aja, kak." balasku.
Ya emang biasa. Soalnya kami gak saling cinta.
"Haneul cantik banget ya, Han.. Pinter kamu milih istri."
"Jelek, ah."
Anjir..
Kalau gak ada Kak Minji, aku jamin kepalanya benjol sekarang. "Hush! Jahat banget sih mulutnya!"
"Fakta itu."
"Jeonghan!"
"Iya iya cantik!"
Setelah semua selesai, aku akhirnya bisa pulang. Photoshoot hari ini selesai sore, jadi aku masih punya banyak waktu buat istirahat.
• • •
Hari pernikahan.
Hari ini hari pernikahanku dan Jeonghan. Beberapa hari lalu dia bilang, katanya bakal banyak rekan kerja dia dan papa yang dateng. Jadi aku harus jaga sikap katanya.
Dan lagi, dia bilang aku harus drama. Bilang kalau kita udah kenal lama dan pacaran diem-diem.
Ayah? Dia udah dikirim ke tempat yang cuma Jeonghan yang tau. Seminggu lalu Jeonghan ke rumah dan jelasin semuanya ke dia. Dengan iming-iming duit dan fasilitas terjamin, dia mau-mau aja kemakan omongan Jeonghan. Ya bagus, lah. Ibu jadi bisa balik lagi ke rumah dan tinggal sama Mirae.
