Vote before reading ❤
Vote sebelum baca, okay?Enjoy~
Aku kerja seperti biasa. Sialnya, Jeonghan menurunkanku tepat di depan caffe, pasti mereka melihat aku turun dari mobil dan akan tanya macam-macam.
"Gue bilang jangan turun disini."
"Ya emang kenapa sih? Lo minder naik mobil mahal?"
Anjir...
"Heh! Gue emang miskin, tapi gak usah ngerendahin gitu, dong!"
"Bawel. Sana masuk. Inget! Gue jemput jam 12, gak boleh telat. Lo gue hukum kalau telat."
Jadi aku ini muridnya atau calon istrinya? Mulutnya berkata aku calonnya tapi otaknya memerintahkan untuk ngasih aku hukuman.
"Hm. Bye."
"Kerja yang bener."
"Lo juga." setelahnya aku keluar dari mobil dan masuk tanpa menoleh kebelakang. Aku melihat ke luar jendela dan mobilnya masih ada di depan. Selama 1 menit, dia baru pergi dari sana.
"Dianter siapa lo?" tanya Mingyu. Yang lain, seperti Joshua, Dino, Nayeon dan Yerin ikut mengerubungiku.
Muka Mingyu emang biang gosip. "Temen."
"Lo punya temen?" celetuk Dino.
Kok.. Nyelekit ya?
"Ya punya lah!"
"Kirain gak punya." kata Mingyu. Kalau dia aku gak segan geplak kepalanya.
"Sakit!"
"Temen apa temen, nih..?" goda Nayeon. Semua langsung menatapku menyelidik. Plis, deh. Bener kan, pasti semua ngegosip gara-gara Jeonghan nurunin disitu.
"Temen!"
"Neul, definisi temen itu banyak. Ada yang berubah jadi teman makan teman, teman tapi mesra, teman tapi sayang, malah ada teman hidup. Lo definisi temen yang mana?" tanya Joshua panjang lebar.
"Gak tau ah!"
"Eh! Jawab dulu!" aku meninggalkan mereka semua untuk ganti baju.
KAMU SEDANG MEMBACA
HABIT || Yoon Jeonghan ✔
Fanfiction"Terkadang yang membuat aku tersiksa bukan karena nikah sama kamu, tapi tentang sesuatu yang kita jadikan alasan untuk menikah. Karena hari demi hari membuat aku terbiasa sama kamu. Dan apabila kebiasaanku hilang, separuh hidupku juga hilang. Jadi...