Vote before reading ❤
Vote sebelum baca, okay?Enjoy~
Kami berjalan melewati beberapa toko yang ada di kanan dan di kiri. Jeonghan masih gak peka dan terus mengajakku jalan kesana kemari tanpa membeli barang yang awalnya dia mau beli.
Dia suka mampir ke toko jam, parfume, dan tempat lain selain toko perlengkapan bayi yang dia inginkan.
Sumpah, aku rasa kakiku udah lebih lecet dari terakhir kali. Sakitnya dua kali lipat. Mana aku gak bawa sepatu ganti.
Aku memelankan jalanku. "Kenapa?" Jeonghan ikut memelan dan menatapku bingung.
"Enggak. Ayo jalan."
Aku gak mau dikira lemah. Aku memaksakan diri untuk terus jalan. Lagipula dia janji habis ini beneran ke toko bayi. Gak akan mampir lagi.
Sial, dia malah belok ke toko lain. Katanya mau langsung beli tanpa mampir?!
"Han! Katanya gak mampir lagi!"
"Yaudah sih, bentar. Ini sepatunya bagus banget, lo kalau mau beli ambil aja." dia menatap sepatu olahraga warna abu-abu dan biru tua di depannya dengan tatapan kagum.
Aku hanya memutar mata dan memutuskan duduk di kursi yang disediakan. Udah gak minat belanja atau beli apapun.
"Mbak, boleh dicoba sepatunya?" tiba-tiba seorang pegawai menghampiriku dengan sepatu kets putih di tangannya.
Aku yang masih bingung cuma mengangguk.
Saat aku melepas sepatu high heels-ku, lecet nya udah parah. "Wah.. Mbak. Kasian banget kakinya. Sakit, ya mbak?"
"Iya.. Berasa manggul berat 1 karung." kami berdua terkekeh. Aku langsung mencoba sepatu itu dan ukurannya pas banget.
"Pas, mbak. Lagian kenapa saya tau-tau disuruh coba sepatu, sih?"
"Disuruh mas yang pakai baju kemeja ungu itu." dia nunjuk ke arah dimana Jeonghan berdiri.
Yang ditunjuk pura-pura gak lihat dan terus fokus ke arah sepatu-sepatu di depannya.
Setelah kakiku diobati dengan kotak P3K seadanya di toko itu, aku mengganti sepatu dengan sepatu yang tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HABIT || Yoon Jeonghan ✔
Fanfiction"Terkadang yang membuat aku tersiksa bukan karena nikah sama kamu, tapi tentang sesuatu yang kita jadikan alasan untuk menikah. Karena hari demi hari membuat aku terbiasa sama kamu. Dan apabila kebiasaanku hilang, separuh hidupku juga hilang. Jadi...