Vote before reading ❤
Vote sebelum baca, okay?Enjoy~
"Lo kenapa bisa ada disini?" dia duduk di depanku tanpa permisi. "Justru harusnya itu yang gue tanya ke lo."
Dia menyedot americano yang ada di tangannya. "Gue ada keperluan disini, mau nemuin temen. Kalau lo ngapain?"
"Gue ikut Jeonghan rapat perusahaan. Lo gak tau?" dia mengangguk pelan. "Tau, tapi gue gak tau kalau hari ini. Lagipula gue lagi ambil cuti selama 2 minggu."
"Lo kenapa jarang kelihatan di apart? Gue kan mau minjem buku lagi."
"Suami lo ngelarang. Jadi, ya.. Daripada gue dipecat, mending gue gak muncul di depan lo terlalu sering." aku merutuk dalam hati. Bukannya aku suka sama Minghao, dia itu punya selera baca yang sama denganku, jadi aku mau sharing lebih banyak sama dia. "Yah.. Yaudah sih. Daripada pekerjaan lo jadi korban."
"Lo udah lama disini?"
"Lumayan, kira-kira 30 menit. Kok kebetulan banget, ya kita ketemu disini?" dari sekian banyak negara, kota, bahkan caffe dan restoran di kota ini, kenapa bisa ketemu disini?
"Hotel gue di dekat sini, jadi gue mampir sebentar."
"Hotel lo apa?"
"Onami Hotel." aku membulatkan mata menatapnya. "Itu hotel gue juga!" dia kelihatan kaget dan tertawa pelan.
"Terkadang dunia emang sempit banget kok. " kami tertawa bersama. Setelahnya kami mengobrol tentang banyak hal. Aku jadi gak merasa kesepian berkat Minghao.
Aku melihat jam yang udah terlalu sore. Saat aku cek handphone, banyak pesan masuk dari Jeonghan. Ah, aku lupa kabarin dia.
Jeonghan
Haneul
Dimana?
Kok gak dibales?
Haneul?
Gue udah selesai
Lo lagi di luar?
Kamar kosong, lo kemana?
Lo pergi kemana?
Haneul
Haneul
Neul
Woy
Jawab
Lo dimana? Biar gue samper
Lo kabur?
Lo baik-baik aja kan?
Lo marah sama gue?
Neul, kok pesan gue gak dibaleeeessss?Ah Yoon Jeonghan.. Kenapa bisa selebay ini sih? Ada panggilan masuk banyak juga dari dia. Sengaja aku silent handphone sih, tapi aku lupa kabarin dia sebelum ke luar, jadinya separah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
HABIT || Yoon Jeonghan ✔
Fiksi Penggemar"Terkadang yang membuat aku tersiksa bukan karena nikah sama kamu, tapi tentang sesuatu yang kita jadikan alasan untuk menikah. Karena hari demi hari membuat aku terbiasa sama kamu. Dan apabila kebiasaanku hilang, separuh hidupku juga hilang. Jadi...