Kia tiba-tiba dikagetkan dengan suara pintu mobil yang terbuka secara kasar. Sepertinya orang itu sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.
Kia mengelus dadanya saat orang itu menutup pintu mobil lebih kasar daripada saat membuka pintu, sehingga menimbulkan suara yang bisa membuat seseorang ingin memaki si tersangka.
"Rafa biasa aja bisa kali! Kaget tau." Seseorang yang diajak bicara itu tidak membalas ucapan Kia. Deru nafasnya terdengar sangat berat, seperti seseorang yang sedang menahan emosi.
Kia melihat ke arah pintu mobil Rafa. Tepatnya pada kaca yang di ketuk-ketuk dengan keras dari arah luar.
Itu Nessa.
Sedang apa gadis itu mengetuk pintu dengan sangat keras seperti orang kesetanan? Dan kenapa Rafa terlihat tidak peduli? Bahkan Rafa sekarang sudah ingin menjalankan mobil. Nessa terus mengejar mobil Rafa saat Rafa mulai menjalankan mobilnya.
Kia tidak berani berkata apapun, ia takut jika bertanya malah akan membuat lelaki itu semakin emosi. Ia melihat ke belekang. Disana, terlihat Nessa yang masih berdiri memperhatikan mobil Rafa yang terus melaju.
"Rafa jangan kenceng-kenceng bawa mobilnya!" Peringat Kia yang tak digubris oleh lelaki itu. Rafa mengemudikan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Untung jalan yang mereka lewati termasuk jalan yang sepi.
"RAFA! KIA TAU RAFA LAGI EMOSI! TAPI NGGAK GINI CARANYA! Inget, Rafa gak sendiri, ada Kia disini! Kia takut." Teriak Kia dengan lirihan diakhir ucapannya. Rasanya Kia ingin menangis, ia takut, baru kali ini Kia berkendara dengan kecepatan diatas rata-rata.
Rafa sedikit memelankan laju mobilnya membuat Kia sedikit lega. Rafa sadar dia tidak sendiri, apalagi saat mendengar lirihan gadis itu. Ia merasa bersalah.
Rafa melihat kearah Kia. Wajah gadis itu terlihat sangat tegang dan takut. Perlahan wajah tegang itu sedikit mengendur saat Rafa semakin memelankan laju mobilnya walaupun wajah takutnya masih sangat kentara.
"Fuck." Umpat Rafa pelan. Ini semua gara-gara perempuan sialan itu. Kerena perempuan itu, ia hampir saja mencelakakan dirinya dan gadis disebelahnya ini dengan berkendara secara ugal-ugalan. Padahal gadis disebelahnya tidak tau apa-apa, tapi dengan seenaknya Rafa sudah membuat gadis disebelahnya menjadi takut.
Rafa menepikan mobilnya, ia menelungkupkan kepelanya pada setir mobil. Ingatannya berputar pada kejadian yang menurutnya menjijikkan tadi.
Rafa tidak habis pikir dengan apa yang dilihatnya. Ia tidak menduga akan melihat hal yang menjijikkan seperti ini.
"Rafa." Ucap perempuan itu. Wajah kagetnya sangat kentara. Rafa hanya tersenyum sinis melihat gadis itu yang sedang menatapnya kaget.
Mereka. Dua orang berbeda jenis sedang dalam keadaan yang terlihat menjijikan.
Rafa jijik melihatnya. Bahkan ia seperti ingin muntah melihat hal tak senonoh itu. Apakah mereka tidak bisa melakukannya di rumah atau menyewa hotel? Apakah mereka tidak punya malu melakukan hal menjijikkan itu disini apalagi dengan keadaan pintu yang tak terkunci seperti ini?
Oh apa mereka sudah biasa seperti ini? Rafa ingin tertawa rasanya. Ia seperti orang bodoh.
Penampilan wanita itu terlihat sangat berantakan. Bagian atasnya yang hanya tertutup baju dengan lengan seperti seutas tali sudah tersingkap kebawah memperlihatkan buah dadanya. Bagian bawahnya juga sudah tersingkap keatas. Sedangkan lelaki yang sedang bersama wanita itu sudah hampir bertelanjang dada. Semua kancing kemejanya sudah terbuka.
"Rafa aku bisa jelasin." Ucap wanita itu sambil bangkit dari pangkuan lelaki yang sedang bersamanya. Ia terlihat kesusahan membenarkan letak bajunya karena terlalu terburu-buru.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Girlfriend [Completed]
Teen FictionKiandra Sea Adaline Rafa Aaron Janson Kia si gadis polos teman masa kecil Rafa. Setelah lama berpisah, mereka kembali dipertemukan dalam keadaan dan suasana yang berbeda. Bertemu ketika dewasa, tiba-tiba harus tinggal satu rumah. Kia, gadis lemah le...