"Belajar yang bener." Rafa mengacak rambut Kia. "Aku pergi dulu." Lanjut Rafa. Kia mengangguk lalu masuk ke dalam kelasnya.
Rafa baru saja mengantar Kia sampai depan kelasnya. Ia melanjutkan langkahnya ke arah kantin. Kelas nya belum dimulai, akan sangat membosankan bila menunggu di kelas.
"Tumben lo udah dateng." Rafa menepuk bahu Aldo, lalu duduk disebelahnya.
"Gabut gue dirumah. Lo juga ngapain dateng sekarang?"
"Nganter calon istri lah." Balas Rafa.
"Songong lo." Aldo terkekeh pelan.
Rafa memperhatikan Aldo yang sedang memainkan ponselnya. Meskipun lelaki itu terlihat fokus, tetapi Rafa tau lelaki itu hanya menscroll beranda instagramnya tanpa memperhatikan isinya.
"Gausah galau gitu. Gapantes lo." Ucap Rafa.
"Ha? Apaan? Lo ngomong sama gue?" Balas Aldo, setelah celingak-celunguk memastikan bahwa tidak ada orang selain dirinya yang diajak bicara oleh Rafa.
"Ck, efek galau bisa jadiin orang bloon ternyata."
"Apasih? Gangerti gue." Aldo menjawab dengan malas.
"Cari yang lain. Jangan berhenti di satu cewek kalau emang cewek itu gabisa lo miliki."
Aldo mengernyit bingung, kenapa Rafa tiba-tiba berbicara seperti itu?
Rafa menghela nafas sabar, "Banyak gaul sama Dimas, otak lo jadi ikut konslet."
Aldo memutar bola mata malas, "Sembarangan! Lo aja yang bertele-tele kalau ngomong."
"Oke to the point. Lo suka kan sama Kia?"
Aldo gelagapan, "Eng-enggak! Mana ada? Yakali gue suka Kia." Kila Aldo.
"Gausah nyangkal, gue tau kali."
"Sok tau lo." Cetus Aldo.
"Cuman liat dari mata lo waktu perhatiin Kia aja gue tau, tatapan lo nunjukin kalau lo suka dia. Bahkan gak sekali dua kali lo senyum-senyum sendiri kalau Kia lagi ngoceh, nyeritain hal-hal gajelas yang sialnya bikin gue seneng dengernya."
"Gue tau lo sadar kalau lo suka Kia, tapi makasih karena lo gaada niat buat ngerebut Kia dari gue." Lanjut Rafa.
Aldo tertawa pelan, "Meskipun gue suka, Gue gak segila itu buat ngerebut dia dari lo. Udah jelas kalau gue bakal kalah sebelum usaha."
Rafa mengernyitkan dahinya, "Maksud lo?"
Lagi-lagi Aldo tertawa pelan, "Selama ini lo bodoh Raf, bahkan kalau bisa, dari dulu gue pengen caci maki otak lo. Lo gapernah sadar, Kia suka sama lo dari dulu."
"Lo tau darimana? Waktu kita disuruh tunangan aja dia ragu mau iya in."
"Sekarang gue tanya, siapa cewek yang selalu ada buat lo? Bahkan saat lo caci maki dia, lo jadiin dia babu, lo bentak-bentak dia padahal dia gatau apa-apa, dia tetep ada kan buat lo? Yang paling bikin gue kesel, dengan seenaknya lo jadiin dia sandaran pas lo lagi sakit hati. Disitu gue mikir, yang goblok siapa sih? Kia yang terlalu baik apa lo yang gak tau diri?"
"Dia ragu bukan berarti dia gamau. Kalau lo diposisi dia gimana? Lo bakal ragu gak? Keadaanya lo bakal ditunangin sama orang yang baru putus cinta, lo pasti mikir bakal dijadiin pelampiasan atau semacamnya. Boong banget kalau lo gak ngerasa gitu." Lanjut Aldo.
Rafa diam mencerna semua kalimat yang dikatakan Aldo. Dalam hati, ia tertawa miris. Semua yang dikatakan Aldo memang benar.
"Gue heran deh sama lo. Lo bisa tau dari tatapan mata gue, kalau gue suka sama Kia. Tapi, lo gatau kalau Kia suka sama lo. Padahal gak cuman dari tatapan mata Kia, dari perlakuannya ke lo, sabar nya ke lo. Ah! Banyak banget yang dilakuin dia buat lo. Dari semua itu, lo gatau apa-apa. Tolol banget lo Raf, sumpah!" Ejek Aldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Girlfriend [Completed]
Ficção AdolescenteKiandra Sea Adaline Rafa Aaron Janson Kia si gadis polos teman masa kecil Rafa. Setelah lama berpisah, mereka kembali dipertemukan dalam keadaan dan suasana yang berbeda. Bertemu ketika dewasa, tiba-tiba harus tinggal satu rumah. Kia, gadis lemah le...