Part 16 "TUNANGAN?"

54.5K 2.8K 58
                                    

"Seneng banget kayaknya, kenapa?" Tanya Rafa saat Kia mendudukan tubuhnya disebelah Rafa dengan senyum lebar.

"Mama tadi telfon, katanya minggu depan mau kesini." Kia sangat antusias saat menjawab, senyumnya masih terus mengembang.

"Oh ya? Pantes bahagia banget." Rafa mengacak rambut Kia gemas.

"Iya dong. Rafa mau ikut Kia jemput mama sama papa di bandara?"

"Ehmm, mau gak ya? Jadwal gue padet."

Kia mendengus, "kerjaan tidur dibilang jadwal padet."

"Tidur itu yang bikin jadwal padet, kalau udah mimpi kerjaan gue banyak. Orang sibuk mimpinya gonta-ganti."

"Mimpi setan terus aja bangga." Cibir Kia.

"Setannya lo." Rafa mencubit kedua pipi Kia gemas. Menurut Kia itu bukan cubitan gemas tapi cubitan sadis, cubitan itu membuat pipinya menjadi ngilu.

"Kebiasaan, sakit!" Protes Kia. Ia memukul lengan Rafa. Bukannya kesakitan Rafa justru tertawa senang.

Semenjak kejadian Rafa meminta maaf, mereka jadi semakin dekat. Mereka selalu bercanda tanpa rasa canggung.

"Gimana? Mau ikut Kia nggak? Gamau tau sih harus ikut pokoknya! Mau gamau harus mau. Titik!" Lanjut Kia.

"Ngajak apa maksa sih?" Rafa terkekeh geli.

"Ngajak. Tapi kalau Rafa gamau jadinya maksa."

"Yaudah, ayo paksa gue! Gue gamau soalnya."

Kia berdecak, "Ck, ya gini kalau orang minta disuntik mati."

"Lo dulu polos, sekarang ngomongnya asal jeplak. Makanya cari temen itu yang sholeh! Jangan gabung sama para human yang jahanam!"

"Rafa mau digampar mulutnya?"

"Lah ngapa jadi di gampar?"

"Temen Kia kan cuman Rafa sama gengnya Rafa doang! Berarti yang jahanam Rafa sama temen-temen Rafa dong!"

"Ya kecuali gue."

Kia memutar bola mata malas, "Udah pokoknya Rafa ikut Kia jemput mama papa. Titik!"

                                 *****

"Pokoknya kalau kita telat berarti gara-gara Rafa! Entar kalau mama sama papa marah gara-gara nunggu lama, Rafa yang tanggung jawab. Biarin aja mama sama papa marahin Rafa, Kia gabakal nolongin!"

"Ck. Cerewet." Ketus Rafa. Rafa pusing sendiri menghadapi ocehan Kia.

"Kalau Rafa gak lelet, Kia gabakal cerewet!"

"Ngomong lagi, gue turunin nih! Diem aja udah. Lagian mama sama papa lo kira-kira sampai bandara masih satu jam lagi, lo nya aja yang heboh sendiri!"

"Rafa lupa kalau jakarta macet dimana-mana?!" Rafa mendengus kasar, memilih untuk tidak menjawab adalah pilihan yang benar.

Mereka akan menuju bandara untuk menjemput mama dan papa Kia. Sedari tadi Kia selalu heboh sendiri, awalnya Rafa maklum dengan pertemuan anak bapak yang telah lama berpisah itu, tapi lama kelamaan Rafa jengkel sendiri. Telinganya panas mendengar kecerewetan Kia yang terus menyalahkannya karena takut terlambat.

"Tunggu situ aja." Ajak Kia antusias saat sudah sampai di bandara, tangannya menunjuk salah satu kursi yang disediakan. Rafa mengangguk lalu mengikuti gadis cerewet itu.

 Rafa mengangguk lalu mengikuti gadis cerewet itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Little Girlfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang