"Ki, sisirin rambut gue dong!" Suruh Rafa. Kia berdecak kesal, entah kenapa daritadi Rafa sangat menyebalkan. Ia menyuruh Kia ini itu, padahal biasanya hal itu dilakukan sendiri.
"Ini juga, pasangin jam tangannya." Kan lagi, selesai dengan urusan rambut ia mulai menyuruh Kia lagi. Yang paling membuat Kia sebal adalah kejadian tadi pagi, Rafa suka sekali bertanya sambil berteriak seolah memang berniat membuat Kia kesal.
"Kia! Handuk gue mana sih?"
"Ki, tas gue kok ilang?"
"Bukunya siapin dong, gue sibuk."
Itu adalah beberapa dari teriakan Rafa dan masih banyak lagi. Kekesalannya bertambah saat barang-barang yang di cari Rafa sebenernya berada di dekatnya, tapi entah Rafa sengaja atau bagaimana, ia seperti pura-pura tidak tau dan tetap menyuruh Kia mengambilnya.
"Siniin jidatnya." Suruh Rafa lalu saat Kia mendekatkan jidatnya, lelaki itu langsung menempelkan telapak tangannya. Hal yang dilakukan selama seminggu ini.
"Ck, Kia udah gasakit Rafa, gaperlu terus-terusan di cek gini. Udah seminggu loh Rafa gini."
Memang sudah seminggu berlalu semenjak kejadian Kia sakit. Rafa terus-terusan mengecek keadaan Kia, katanya 'siapa tahu panasnya balik lagi.'
"Panasnya gabakal balik. Udah takut dia liat Rafa." Sela Kia sebelum Rafa akan menjawab, karena ia sudah tahu jawaban apa yang akan digunakan Rafa.
Rafa mempelototkan matanya, tidak terima dengan ucapan Kia. Kia hanya menunjukkan cengiranya agar Rafa tidak marah.
"Yuk berangkat! Nanti Kia telat."
"Biarin. Biar lo dimarahin."
"Rafa ngeselin banget sih hari ini?!"
"Bodoamat." Balas Rafa cuek, lalu melenggang pergi meninggalkan Kia.
*****
"DIMAS! ALDO!"
Dimas dan Aldo sontak menoleh, mencari siapa yang memanggil mereka.
"Kenapa, Ki?" Tanya Dimas kepada Kia, gadis yang memanggilnya tadi.
"Kalian lihat Rafa?" Tanya Kia.
Dimas dan Aldo sama-sama menampilkan ekspresi bingung seperti tengah berpikir.
"Habis kelas tadi, dia langsung keluar. Gue kira dia nyamperin lo." Balas Aldo.
"Enggak, Rafa nggak nyamperin Kia. Ck, dimanasih dia? Kesel Kia! Ditelfon juga ga diangkat." Sungut Kia.
"Selingkuh kali." Sahut Dimas santai. Aldo langsung menoyor kepala sahabat somplak nya itu.
"Jangan ngarang, Dim! Gausah khawatir gitu Ki. Paling juga dia lagi nemenin tante-tante jalan." Dimas balik menoyor kepala Aldo.
"Lo lebih ngarang bego!"
Kia memutar bola mata malas, "Yaudah lah, Kia pergi dulu."
"Eh, tunggu Ki." Aldo menahan tangan Kia.
"Kenapa?"
"Lo mau pulang kan? Naik apa lo?"
Kia mengangguk, "Taksi kayaknya."
"Pulang bareng gue." Ajak Aldo. Ah tidak, itu bukan seperti ajakan tapi lebih seperti perintah.
"Nggak usah Aldo. Kia bisa pulang sendiri kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Girlfriend [Completed]
Teen FictionKiandra Sea Adaline Rafa Aaron Janson Kia si gadis polos teman masa kecil Rafa. Setelah lama berpisah, mereka kembali dipertemukan dalam keadaan dan suasana yang berbeda. Bertemu ketika dewasa, tiba-tiba harus tinggal satu rumah. Kia, gadis lemah le...