Part 18 "CINCIN"

47.8K 2.5K 97
                                    

"Kayaknya ada yang beda." Ucap Dimas tiba-tiba.

"Apaan?" Balas Aldo. Mereka memang sedang berada di kantin, tidak hanya Dimas dan Aldo tetapi juga Rafa.

Dimas memperhatikan Rafa dengan seksama, "Lo habis dapet arisan atau gimana? Kayaknya adem banget kalau diliat. Dari tadi senyam-senyum, atau jangan-jangan lo kesambet ya?!"

Mendengar ucapan Dimas, Aldo langsung ikut memperhatikan Rafa. Rafa yang awalnya biasa saja saat dibicarakan, sekarang merasa sedikit risih. Ia ngeri sendiri jika diperhatikan oleh sesama laki-laki, apalagi tampang sahabatnya seperti orang cabul.

"Apasih lo berdua? Gitu amat ngeliatinya, mau cabul ya lo?" Ucap Rafa yang langsung mendapat toyoran di kepalanya dari Aldo.

"Gila! Gue masih doyan lobang, tai." Sungut Aldo.

"Lah tuh mata, nafsu banget minta di colok." Balas Rafa.

"Yee anjing, lo sih aneh! Senyam-senyum mulu. Kemarin aja mukanya serem banget." Ucap Aldo.

"Lo balikan sama Nessa?" Tebak Dimas.

Rafa langsung menoyor kepala Dimas, "Ngaco! Yakali gue balikan sama dia. Bego berarti gue kalau sampe balikan sama dia."

"Awas, makan omongan sendiri tau rasa lo!" Ejek Aldo.

Suara handphone Rafa menengahi perdebatan mereka. Nama 'bocah' terpampang di layar handphone Rafa, yang berarti itu adalah Kia, dengan cepat Rafa langsung mengangkat telfon itu.

"Hallo"

"Tadi kenapa telfon?" Tanya Kia.

"Gapapa, udah selesai kelasnya?"

"Barusan selesai, ini udah siap keluar kelas."

"Sini kantin. Gue tunggu."

Rafa mematikan telfonnya saat mendengar kata 'oke siapp' dari Kia.

"Cewek lo?" Tanya Dimas kepo.

Rafa mengendikkan bahu santai, "Tunangan." Balas Rafa.

"Boong ya lo? Ngenes banget. Tenang Raf, gue juga jomblo, nih Aldo jomblo juga. Jadi lo ada temen. Gaperlu malu status jomblo, sampe ngaku-ngaku tunangan." Ucap Dimas.

Rafa mendengus pelan mendengar ucapan Dimas. "Lo lihat kan ada cincin di tangan gue?" Rafa mengangkat tangannya, menunjukkan cincin yang tengah ia pakai kepada kedua sahabatnya.

"Sejak kapan lo suka pake cincin?" Tanya Aldo.

"Ya ini cincin pertunangan gue bego!"

Aldo dan Dimas sama-sama terdiam, seperti sedang mencerna ucapan Rafa.

"Jadi lo seriusan udah tunangan? Wah anjir, tunangan sama siapa lo? Jangan bilang sama Nessa? Jahat lo ya gak ngundang kita!" Protes Dimas dengan sekali tarikan nafas seperti sedang mengucapkan ijab qobul. Dimas mengatur nafasnya yang ngos-ngosan setelah memprotes Rafa.

"Lo gak ngehamilin dia kan Raf? Makannya lo tiba-tiba tunangan?! Wah parah sih lo, kalau beneran buntingin anak orang!" Ucap Aldo.

"Sembarangan! Gue gak segila itu!" Balas Rafa tak terima.

"Terus kenapa lo tiba-tiba tunangan? Siapa ceweknya? Cantik gak? Masih sekolah, kuliah, kerja atau jangan-jangan udah janda?" Sepertinya Dimas menyimpan banyak pasokan oksigen. Kenapa dari tadi ia nyerocos tanpa takut kehabisan nafas sih?

"Gue sumpel nih mulut lo! Tanya satu-satu kek. Bentar lagi juga lo tau siap..."

"Haiii!" Ucapan Rafa terpotong oleh sapaan Kia. Kia melambaikan kedua tangannya, menyapa Rafa dan teman-temannya dengan ceria.

My Little Girlfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang