"Kia?"
"Selamat pagi." Ucap Kia. Bibir pucatnya tersenyum tipis.
"Ki, kamu beneran udah sadar? Ki sumpah?" Rafa tidak percaya, lelaki itu langsung memeluk Kia seakan lupa dengan keadaan Kia.
"Rafa sakit." Rintih Kia. Seakan teringat, Rafa langsung melepaskan pelukannya.
"Maaf Ki, aku lupa. Maaf, maaf banget. Mana yang sakit? Bentar aku panggil dokter." Rafa langsung memencet tombol darurat yang ada di dekat kasur Kia. "Kamu tahan. Dokter bentar lagi kesini." Lanjut Rafa. Nada nya sangat cemas.
"Selamat karena pasien sudah sadar. Pasien sudah melewati masa kritis nya. Setelah ini kita akan melakukan masa penyembuhan. Luka di perutnya belum sembuh, jangan melakukan hal berat, dan jangan terlalu tersentuh."
"Dokter bisa periksa dia lagi? Tadi saya gasengaja nyentuh perutnya dok." Pinta Rafa.
"Rafa gausah lebay, Kia gapapa." Tolak Kia pelan.
"Kamu diem. Aku ngomong sama dokter." Balas Rafa.
Dokter itu tersenyum kecil. "Gapapa, saya sudah periksa tadi. Tapi jangan diulangi lagi, jika perutnya terlalu terkena tekanan maka darahnya akan keluar lagi, karena lukanya masih belum mengering."
Tidak lama kemudian, orang tau Kia dan orang tua Rafa datang. Saat menunggu dokter datang, Rafa memang sempat menelfon mereka.
"Kia, akhirnya kamu sadar. Mama kangen sayang." Sabrina langsung mengusap kepala anaknya dan mencium keningnya.
"Kia juga kangen mama." Balas Kia.
Setelah Mama Kia, Papa Kia dan kedua orang tua Rafa juga menghampiri Kia, mengucapkan rasa senang nya saat Kia sadar.
"Maaf tadi tangannya aku tepis, aku gasengaja kirain tadi mama."
"Berarti kalau sama mama, kamu emang sengaja?" Tanya Annisa.
"Rafa lagi mellow sama Kia ma, jangan ganggu." Ketus Rafa.
Kia tersenyum kecil, "Gapapa Rafa, Kia ngerti."
"Maaf gara-gara aku kamu jadi gini." Rafa menunduk, tangannya menggenggam tangan Kia lalu menciumnya lambut.
"Bukan salah Rafa."
"Kamu bodoh banget, waktu itu aku suruh kamu diem di mobil bukan malah keluar mobil. Harusnya kamu gausah keluar, jadi kamu gabakal ketusuk."
"Rafa yang bodoh, gak tidur berapa hari sih? Itu kantung matanya item banget kayak panda. Ini juga badannya makin kurus, emang gak dikasih makan? Ih jelek banget, gak ganteng lagi. Masa Kia cantik, Rafa jelek."
"Dia emang bandel Ki. Di suruh makan gamau, tidur gamau, apa-apa gamau, maunya sama kamu doang." Sela Annisa sebelum Rafa menjawab.
"Jangan-jangan, Rafa jarang manding juga ya? Jorok ih! Sana-sana hushh nanti Kia ikutan bau." Kia mengibaskan tangannya pelan.
Rafa mendengus, "Kamu malah gak mandi seminggu bocah."
"Tapi Kia tetep wangi, tetep cantik." Sombong Kia.
"Bangun-bangun, songongnya nambah ya." Rafa mencubit kedua pipi Kia.
"Dunia milik sendiri." Sindir Andre, papa Kia.
Kia terkekeh geli, lalu kembali menoleh ke arah Rafa. "Sana mandi, biar gantengnya balik."
"Mandiin." Rengek Rafa manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Girlfriend [Completed]
أدب المراهقينKiandra Sea Adaline Rafa Aaron Janson Kia si gadis polos teman masa kecil Rafa. Setelah lama berpisah, mereka kembali dipertemukan dalam keadaan dan suasana yang berbeda. Bertemu ketika dewasa, tiba-tiba harus tinggal satu rumah. Kia, gadis lemah le...