Rafa yang tadinya fokus dengan laptop di depannya langsung tersentak kaget saat pintu ruangannya terbuka dengan kasar. Ia sudah bersiap untuk marah, tapi ia urungkan saat melihat Kia berdiri di depan pintu. Ternyata Kia lah pelakunya.
"Astaga, Yang. Buka pintunya biasa aja, aku kaget." Ucap Rafa saat Kia sudah berdiri di depannya.
"Cek HP."
Rafa mengernyit bingung. "Kenapa?"
"Cek HP Rafa!" Suruh Kia.
Rafa mengecek handphone nya.
9 panggilan tidak terjawab.
Rafa berdiri dari duduknya, ia mengelilingi meja agar bisa lebih dekat dan berhadapan langsung dengan Kia.
"Maaf, Ki. Aku gatau kalau kamu telfon, HP nya aku silent." Ucap Rafa dengan nada bersalah, "Kenapa hm? Ada yang belum diurus?" Lanjut Rafa.
"Emang Rafa peduli sama yang udah diurus atau belum diurus?!" Tanya Kia sinis.
"Aku tanya baik-baik, Ki. Jangan ngajak ribut." Balas Rafa berusaha tidak terpancing emosi. Ia sudah lelah dengan dokumen kantor yang sangat banyak, ia tidak mau kalau sampai terpancing emosi. Sama saja ia melampiaskan kelelahannya kepada Kia.
"Bukan Kia yang ngajak ribut, tapi Rafa!"
"Oke, sekarang aku tanya lagi, kenapa?"
"Rafa bisa gak sih luangin waktu dikit? Kia nikahnya sama Rafa bukan nikah sendirian! Kia tanya gedung mana yang cocok, Rafa bilang terserah Kia. Makanan, terserah Kia. Apa-apa terserah Kia. Kia dari kemarin masih sabar, Kia ngertiin Rafa yang terus-terusan sibuk, Kia kira lama kelamaan Rafa bakal sadar tapi ternyata enggak sama sekali. Rafa pikir Kia gak capek?!"
"Aku udah saranin, buat serahin semuanya ke WO. Buat apa kita sewa jasa WO? Aku sewa itu biar kamu gak perlu capek Ki."
"EMANG YANG NIKAH ORANG WO? Ini nikahan kita Rafa! Kia gabisa nyerahin semuanya ke orang WO! Seenggaknya Rafa juga ikut turun tangan! Jangan cuma pikirin kerja, kerja dan kerja!" Amuk Kia.
"Kamu pikir kita nikah uang darimana kalau aku gak kerja? Minta mama papa? Aku cowok, Ki! Malu kalau terus minta modal orang tua! Aku pengen kita nikah dari hasil aku sendiri." Balas Rafa.
"Kia ga ngelarang Rafa kerja, tapi seenggaknya Rafa inget. Ini nikahan Kita! Kia juga pengen ngerasain kayak orang-orang, gimana ngurusin sibuknya nikah, milih apa-apa bareng pasanganya. Kia gaminta Rafa selalu nemenin Kia, Kia cuma butuh Rafa bantu kasih saran. Jadi Kia ngerasa kalau nikahan ini sama-sama kemauan kita berdua gacuman kemauan Kia."
"Kia udah capek-capek bikin desain baju nikahan kita, dan Rafa dengan entengnya bilang 'terserah kamu, aku suka semua desain kamu' Kia gabutuh itu Rafa! Kia butuh saran! Semuanya terserah Kia. Kia pengen, di pernikahan ini kita mikir bareng-bareng. Gak cuman Kia! Kia berasa nikah sendiri kalau semua harus terserah Kia. Terserah mau anggap Kia lebay atau apa. Tapi menurut Kia, Rafa emang keterlaluan." Lanjut Kia.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Girlfriend [Completed]
Teen FictionKiandra Sea Adaline Rafa Aaron Janson Kia si gadis polos teman masa kecil Rafa. Setelah lama berpisah, mereka kembali dipertemukan dalam keadaan dan suasana yang berbeda. Bertemu ketika dewasa, tiba-tiba harus tinggal satu rumah. Kia, gadis lemah le...