Kedua pasangan tersebut tidak pernah berhenti tersenyum. Mereka dengan rasa bahagia, berdiri berjam-jam untuk menyalami tamu yang berdatangan.
"Akhirnya nikah juga. Selamat ya! Seneng gue lo undang, makanannya banyak enak-enak lagi." Seru Dimas, saat tiba gilirannya untuk menyalami sepasang pengantin baru itu.
"Dasar. Kesini cuma numpang makan, gue jamin lo gaada pikiran buat ngasih amplop atau kado buat temen lo ini." Cerca Rafa.
Dimas menyengir, "Elah, lo udah kaya Raf. Gabutuh lah amplop an dari gue. Eh tapi, gue bawa amplop sih cuma duitnya aja kagak ada." Balas Dimas sambil menunjukkan amplop kosong yang is bawa.
Rafa dan Kia terkekeh, tidak heran dengan kelakuan Dimas. Tapi Rafa tau, sahabatnya itu hanya bercanda. Dimas memang selalu menujukkan sisi konyol, sedangkan sisi baiknya disembunyikan. Kata Dimas, dia itu seperti malaikat tak bersayap, kebaikan gaperlu diumbar yang penting ikhlas.
"Raf, gue peluk Kia ya? Cantik banget gila. Harusnya dia jodoh gue bukan lo." Ucap Dimas.
"Peluk aja, kalau lo siap buat malu karena gue tendang dari sini." Balas Rafa santai. Dimas mendengus mendengar jawaban Rafa.
"Selamat, gue ikut seneng lo berdua akhirnya nikah." Ucap Aldo, setelah cukup mendengar pembicaraan konyol Dimas.
"Cepet nyusul." Balas Rafa.
Aldo menatap Rafa, Rafa tau arti tatapan itu. Ia tersenyum lalu mengangguk.
Aldo balas tersenyum seperti mengucapkan terimakasih. Ia mendekat kearah Kia, memeluk tubuh Kia lembut namun erat. Rasanya senang bisa memeluk Kia, gadis yang dulu sangat disayangnya. Rasa itu masih ada sampai sekarang, tapi tidak sebesar dulu karena Aldo selalu berusaha menghilangkan rasa itu. Sekarang, ia benar-benar ingin menganggap rasa sayangnya kepada Kia seperi rasa sayang antara adik dan kakak.
"Selamat." Ucap Aldo pelan.
"Makasih Aldo." Balas Kia lembut, tangannya mengusap punggung Aldo.
"Lo gaadil Raf! Masa Aldo lo bolehin sedangkan gue enggak?!" Protes Dimas.
"Pelukan terakhir. Kia udah jadi istri gue, biarin dia ngerasain pelukan dari Kia."
"Maksud lo?" Dimas tidak paham, ia berpikir, hanya satu dugaannya.
"Aldo suka Kia?" Bisik Dimas setelah berpikir.
Rafa hanya tersenyun sebagai balasan. Dimas menatap Aldo yang masih memeluk Kia, tidak menyangka sahabatnya itu akan menaruh rasa kepada kekasih sahabatnya yang lain. Tapi Dimas sangat salut kepada Aldo, ia menyukai Kia tapi tidak pernah berusaha merebut Kia dari Rafa. Bahkan ia sangat mendukung hubungan mereka.
"Yaudah, yuk Dim. Tamu lain udah antri." Ucap Aldo saat sudah selesai memeluk Kia.
"Lo mah enak! Ngajak pergi pas udah dapet pelukan. Lah gue, cuma dapet salaman doang!" Sungut Dimas. Kembali ke sisi konyolnya.
"Bacot ah, mending cari makan biar lo gak ngebacot mulu." Balas Aldo.
"Sekali lagi selamat ya!" Lanjut Aldo kepada Rafa dan Kia. Dia meninggalkan Dimas yang masih setia berdiri didepan Rafa.
"Raf seriusan gue gaboleh peluk Kia?" Dimas memelas kepada Rafa. Kia terkekeh geli melihat Dimas.
"Lo gapergi sekarang, gue panggil security beneran!" Ancam Rafa.
"Ampun elah galak bener!" Ketus Dimas. Ia langsung meninggalkan pasangan itu untuk menyusul Aldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Girlfriend [Completed]
Novela JuvenilKiandra Sea Adaline Rafa Aaron Janson Kia si gadis polos teman masa kecil Rafa. Setelah lama berpisah, mereka kembali dipertemukan dalam keadaan dan suasana yang berbeda. Bertemu ketika dewasa, tiba-tiba harus tinggal satu rumah. Kia, gadis lemah le...