Satu bulan sudah Kia menjalani kehidupan barunya. Yap sudah terhitung satu bulan Kia tinggal bersama Rafa dan kuliah di kampus yang sama dengan Rafa. Tidak banyak yang berubah dari hubungan Kia dan Rafa. Masih dengan sikap Rafa yang dingin dan kata-kata pedasnya kepada Kia, hanya saja sepertinya Rafa sudah terbiasa dengan kehadiran Kia.
Di kampus Kia juga lebih senang sendiri. Bukannya tidak mau berteman, ia sudah sedikit tau nama teman-temannya, ia juga selalu menyapa atau tersenyum kepada orang yang berpapasan dengannya entah itu kenal atau tidak terkadang ia juga ikut bergabung saat teman-temannya sedang mengobrol atau bercanda bersama. Kia hanya tidak ingin terlalu dekat dengan seseorang, entahlah dia lebih nyaman seperti ini.
"KIAAAA!" Panggil seseorang dengan keras dari arah belakang Kia. Orang itu sedikit berlari untuk menyamakan posisinya dengan Kia.
"Astaga capek gue. Gue panggilin lo dari tadi kagak denger-denger." Ucap orang itu saat sudah sampai disebelah Kia. Orang itu, Aldo masih sempat menggerutu saat ia saja sedang sibuk mengatur nafasnya karena lelah setelah terus berteriak memanggil Kia lalu berlari mengejar Kia.
"Kia gadenger. Maaf ya Aldo hehe." Balas Kia dengan cengirannya. Aldo yang gemas langsung mencubit pipi gadis itu. Semenjak kejadian di aparteman Rafa saat Aldo tau bahwa Kia tinggal bersama Rafa, hubungan pertemanan mereka menjadi semakin dekat. Mereka lebih sering mengobrol dan bercanda bersama, di kampus mereka juga sering pergi ke kantin bersama.
"Kebiasaan emang. Padahal gue manggilnya bukan kayak bisik-bisik tetangga." Cetus Aldo.
"Iya-iya minta maaf ih. Aldo kenapa manggil Kia?"
"Biasa, kantin yuk! Lo belum kantin kan?"
"Ayok deh hihi. Kebetulan Kia juga mau kantin, laper banget Kia tuh." Ucap gadis itu sambil memegang perutnya, tidak lupa dengan suara serta wajah imut milik gadis itu. Aldo langsung mengacak pelan rambut Kia karena tidak tahan dengan wajah menggemaskan gadis itu.
Kia yang sudah biasa dengan perilaku Aldo itu hanya tertawa. Aldo yang melihat Kia tertawa juga sangat senang karena Kia sangat manis jika tertawa apalagi penyebab tertawa gadis itu adalah dirinya. Setelah kegiatan tertawa itu selesai mereka berjalan menuju kantin dengan Aldo yang sesekali melempar candaan sehingga membuat Kia tidak berhenti tertawa.
"Sok sibuk lo ah dateng lama banget!" Cetus Dimas kepada Aldo. "Eh ada dedek gemes juga." Lanjut Dimas dengan berbinar saat melihat Kia disebelah Aldo. Setelah sampai kantin Aldo dan Kia memang melihat bangku Dimas dan Rafa sehingga mereka ikut bergabung disana.
"Ck giliran sama Kia aja lo sok lemah lembut kek putri solo!" Decak Aldo.
"Yee sewot banget sih masnya! Serah gue dong! Nih ya kalau ada cewek cantik tuh harus di baik-baikkin sapa tau kepincut terus jodoh deh! Ya gak Raf?!" Rafa yang mendenger ucapan sahabat ganjen nya ini hanya memutar bola matanya malas. Sementara Kia yang mendengar ucapan Dimas hanya terkekeh geli.
"Tuh kan do! Dedek gemes gue ketawa cuman karena dengerin gue ngomong. Emang ya pesona gue tuh ampuh banget bikin cewek seneng." Seru Dimas dengan bangganya.
"Sebahagia lo lah! Dasar kutil badak." Balas Aldo malas.
"Sirik kan lo? Dengerin gue ya, kata tetangga gue itu sirik tanda tak mampu!" Ejek Dimas.
"Mau pesen apa? Biar gue pesenin." Tanya Aldo kepada Kia. Ia tidak menggubris ucapan Dimas karena jika diladeni lagi sahabatnya yang gemar berbicara itu tidak akan berhenti bicara.
"Sayang!" Seru seseorang menyela Kia saat akan menjawab pertanyaan Aldo.
"Nessa?" Ucap Rafa. Saat mendengar suara yang ia kenali, lelaki itu langsung menoleh dan mendapati gadis yang sedang menatapnya dengan riang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Girlfriend [Completed]
Fiksi RemajaKiandra Sea Adaline Rafa Aaron Janson Kia si gadis polos teman masa kecil Rafa. Setelah lama berpisah, mereka kembali dipertemukan dalam keadaan dan suasana yang berbeda. Bertemu ketika dewasa, tiba-tiba harus tinggal satu rumah. Kia, gadis lemah le...