part.24-Because I Love U

2.1K 253 10
                                    


🍃🍃🍃

    Hari terus berjalan sebagai mestinya,begitupun dengan kehidupanku.
Aku hanya menjalani hidupku seperti biasanya walaupun sekilas ingatanku tentangnya terkadang masih selalu muncul dipikiranku.

Karena aku mencintainya.

Ya,karena aku mencintainya maka akupun harus melepasnya bersama dengan kebahagiaannya  dan aku yang kini berusaha untuk menemukan kebahagiaanku sendiri.

Selama bersama Wonwoo,pria itu selalu memperhatikanku dan ia juga selalu menemaniku. Ia memperlakukanku bak seorang ratu yang harus ia layani setiap saat,bahkan disaat waktunya yang sibuk Wonwoo selalu menyempatkan diri untuk sekedar mengirimiku pesan disetiap pagi,siang,sore dan malam hari.
Sudah banyak hari yang terlewati dan akupun berusaha sebisa mungkin untuk membalas perasaannya padaku.

Aku cukup merasa bosan jika setiap hari berdiam dirumah jadi aku sering mengunjungi kafe milik Wonwoo seperti yang kulakukan sekarang.
Seungkwan masih sibuk melayani pelanggan bersama Dino,ini sudah masuk jam makan siang jadi wajar kafe mulai terasa ramai.

Sebelumnya Wonwoo sudah mengabariku jika sedang dalam perjalanan kesini untuk menjemputku. Tiga hari terakhir ini Wonwoo sangat sibuk mengurus perusahaan barunya diluar daerah,aku menunggunya didepan kafe. Angin malam yang terkadang menerpa tubuhkupun aku abaikan,sebenarnya ini cuaca sekarang cukuplah dingin ditambah lagi aku hanya memakai hoodie yang biasa kupakai namun aku mengabaikannya,bahkan Seungkwan beberapa kali menyuruhku untuk menunggu Wonwoo didalam saja. Tapi entah kenapa aku lebih suka menunggunya disini.

Aku tersenyum saat melihat sosok yang baru saja turun dari sebuah mobil,akupun berjalan mendekatinya dan ia sedikit berlari menghampiriku lalu memelukku dengan erat. Aku? Tentu saja aku membalas pelukkannya dengan senang hati.

"I miss you"

Aku hanya tersenyum dan bergumam saat mendengar suaranya. Wonwoo melepaskan pelukannya dan membingkai wajahku dengan kedua tangannya.

"Ayo pulang,disini terasa dingin"

🍃🍃🍃

"Kau sudah makan malam?"

Wonwoo hanya menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaanku,ia lebih memilih untuk masuk kedalam kamarnya dan aku mengikutinya.
Wonwoo memang membawaku pulang keapartemen miliknya tentunya ia juga meminta izin terlebih dahulu pada Soonyoung.

"Mandilah kalau begitu,aku akan membuatkanmu makanan".
Ia mengangguk dan hilang dibalik pintu kamar mandi.
Aku membuka lemari baju miliknya dan mengambil sebuah piyama lalu menyimpannya diatas kasur sebelum bergegas menuju dapur.

Selesai membuatkannya makan malam dan melihatnya menikmati makanan yang kubuat dengan lahap. Wonwoo pasti sangat lelah terlebih lagi ia langsung menjemputku dari kafe,kantung matanya terlihat sangat jelas.

Setelah makan malam kini aku dan Wonwoo berbaring diatas tempat tidur dengan Wonwoo yang memelukku dan sesekali mencium puncak kepalaku.
Aku hanya memainkan jari tangan besarnya dan membandingkannya dengan jari tanganku yang jauh lebih kecil dari jari tangannya.

"Tanganmu besar sekali nuu"

"Tentu saja,tangan mungilmu sangat pas saat aku genggam, sayang."

"Kau memanggilku seperti itu terdengar menggelikan"
Wonwoo sedikit merunduk dan mengecup bibirku sekilas.

"Ayo menikah setelah aku selesai membangun perusahaanku, aku sangat ingin memilikimu"
Mataku terpejam merasakan tangannya yang membelai pipiku

"Kantung matamu terlihat mengerikan,aku kan sudah bilang kau harus istirahat jika ada waktu. Jangan bekerja terlalu keras"
Wonwoo melepaskan kacamatanya dan menaruhnya diatas nakas.

"Benarkah? Apa terlihat jelek?. Aku ingin perusahaanku segera berdiri sepenuhnya. Untuk menikahimu tentu aku harus memenuhi semua kebutuhanmu sayang"

"Aku tahu,tapi perhatikan juga kesehatanmu."

"Baiklah nyonya Jeon,aku akan mematuhinya"
Wonwoo menariku,mengikis jarak diantara kami dan mengeratkan pelukkannya.

"Lekaslah sembuh"
Ia mencium keningku cukup lama dan perlakuannya inilah yang membuatku terenyuh.
Hatiku menghangat saat ia memperlakukanku penuh kasih sayang.

"Tiga hari tak bertemu denganmu rasanya sangat menyikaku"

"Benarkah?"
Tanyaku padanya yang kini membelai rambutku dan menyelipkan beberapa helai rambutkku kebelakang telingaku.

"Ahh jantungku,kau membuatnya berdetang kencang. Kau bisa mendengarnya?"

Ya,aku memang mendengar detak jantungnya yang berdebar dan tersenyum.

"Menikahlah denganku,kau mau kan?"
Aku tersenyum dan mengangguk lalu ia tak berhenti menghadiahiku kecupan di wajahku tak ada satu bagianpun yang tertinggal,dari mulai pipi,dagu sampai mataku.
Terakhir ia kembali mengecup bibirku.

"Ini sudah malam,ayo tidur."
Ia menjadikan tangannya sebagai bantalan untukku.

"Mimpikan aku saat kau tidur, sayang."

🍃🍃🍃

"Nuu ayo sarapan dahulu"
Aku sedikit berteriak dan melihat Wonwoo yang keluar dari kamar dengan kemeja kerjanya dan dasi yang tersampir dibahunya.

"Pasangkan dasiku sayang!"

Aku berjalan mendekati ya dan menerima dasi yang ia ulurkan padaku.

"Kau bahkan bisa memakainya sendiri nu" ucapku sambil memasangkannya dasi

"Aku suka saat kau memasangkanku dasi. Bukankah kita terlihat seperti sepasang suami-istri?"

"Kuiyakan saja agar kau senang"

"Kau ada jadwal cek kerumah sakit kan?"

"Nanti siang"jawabku singkat

"Aku akan menjemputmu nanti"

"Baiklah,ayo sarapan"

Setelah sarapan aku mengantarkan Wonwoo sampai didepan pintu rumah.

"Hati-hati,jangan lupa minum obatmu. Hubungi aku jika terjadi sesuatu"

"Eumm,hati-hati dijalan"

"Aku berangkat dulu,sayang"
Wonwoo mencium kening dan bibirku bergantian lalu berjalan memasuki mobilnya dan berangkat.

Tuhan,aku ingin selalu bersamanya.

Tbc.

20/02/2019
Story by Rin

Starry Night | S.coupsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang