I'm yours

161 14 3
                                    

Semua hal negatif yang terlintas di benak dan fikiran Al,  tak ada yang terwujud.  Pernikahan itu tetap berjalan sesuai rencana.  Bahkan sangat sukses,  Al tak munafik bahwa ia bahagia saat ini.  Bersanding dengan Q dan menjadi istrinya memang sudah menjadi impian.  Di tambah lagi dengan Letta yang begitu cantik di gendongannya. 

Dari tadi pagi memang Letta tak mau lepas dari Al, dari dandan sampai selesai ijab qobul.  Balita itu mungkin merasa kangen dengan aroma Al.  "Sayang sini sama Daddy ya". Q terlihat berusaha membujuk Letta agar mau digendong.  Tapi kenyataannya Letta malah semakin memeluk leher Al erat. 

Q merasa kasihan dengan Al,  bahkan istrinya tak memakai sepatunya lagi.  Untung gaun yang Al gunakan menutupi sampai kakinya.  Tamu undangan sudah hampir habis,  dan Q merasa sangat lapar.  Ia yakin Al juga kelaparan.

" Aii duduk dulu,  aku ambilin makanan ya.  Kamu nggak usah kemana mana ". Q Dengan lembut mencium kening Al.  Yang di cium hanya bisa melongo.  Sikap Q jujur membuat Al sedikit takut.  Apakah ini cuma akting saja,  Al tak berani berharap banyak. 

Letta sudah tertidur di pelukannya,  Al menatap gemas putrinya.  Malaikat kecilnya,  dengan gemas ia menciumi pipi Letta yang gembul.  " Ehemmm". Suara itu menyela aktivitas Al.  Di depannya berdiri sosok dari masalalu.  Tito berdiri disana dengan senyum yang agak dipaksakan. 

"Selamat atas pernikahanmu Al, semoga langgeng. Dan aku minta maaf atas kesalahpahaman yang dulu". Tito ikut berjongkok di samping pelaminan. Karena posisi Al yang tak mungkin berdiri mengingat lelapnya Letta tertidur.

"Semua sudah berlalu kakak, bolehkan aku memanggilmu begitu. Mengingat betapa kau dulu berperan sebagai kakakku. Semuanya telah berlalu dan kita semakin dewasa. Saat ini aku tahu bahwa kamu memang bukan jodohku. Berdamailah dengan masa lalu. Bukankah dia masih menunggu mu?". Al tersenyum lembut, ternyata semua tentang Tito memang tak bersisa. Rasa yang dulu menyesakkan ternyata telah hilang.

Ini mungkin yang namanya move on. Dan benar rasa berdebar itu hanya untuk dia. Orang yang berjalan ke arahnya dengan raut muka masam. Al bisa melihat kecemburuan di mata sayu itu. Al menahan senyum gelinya.

"Sebagai kakak bolehkan aku memberikanmu hadiah Al. Mungkin sederhana tapi aku yakin efeknya luar biasa". Al agak bingung mendengar kata kata Tito. Belum sempat Al menjawab sebuah pelukan Al dapat dari Tito. Pelukan itu terasa seperti pelukan kak Alvin atau ayahnya. "Dia benar-benar mencintaimu Al. Pertahankan dia, orang yang sabar seperti dia itu susah didapat. Jangan banyak-banyak berbohong padanya". Bisikan itu lembut namun tegas.

Al menganggukkan kepalanya dengan tersenyum manis saat pelukan itu terurai.
"Hai bung, sekarang pergi dia istri ku. Enak saja main peluk peluk. Mana di pelaminan orang lagi". Sunggut Q sebal

Sementara Al dan Tito tersenyum geli. Melihat muka Q yang memerah menahan cemburu. "Santai bro, ane kan cuma nawarin kalau Al jadi janda,ane siap nampung kok". Tito mengedipkan mata  genitnya ke arah Al. Dan berakibat tonjokan  yang lumayan keras melayang ke pipi kanan Tito.

Suasana jadi heboh tentu saja. Para tamu dan keluarga yang datang penasaran apa yang terjadi pada pengantin pria sampai melukai salah satu tamu undangannya.

_______***________

Karena kejadian memalukan tadi di pesta pernikahan, kini sepasang pengantin baru tersebut di asing kan oleh keluarga mereka di kamar hotel yang telah di pesan.

Sekarang tinggal Al, Q dan Letta di dalam kamar yang agak luas ini. Al sudah membersihkan diri bersama dengan Letta. Dan sekarang ia menidurkan Letta sambil berbaring menyamping.

Ia bersyukur keluarganya tau ia tak cukup istirahat dua Minggu ini. Bahkan kadang bekas operasinya masih terasa nyeri.

Ia hampir terlelap saat ia merasakan pelukan hangat dari suaminya. Posisi ini sepertinya sempurna. Letta di dekapannya dan ia di peluk Q dari belakang.

"Istirahat lah sayang, jangan fikirkan hal hal yang tak penting. Kita masih punya banyak waktu untuk bertukar cerita dan meluruskan kesalahpahaman antara kita. Kita masih punya sepanjang usia kita untuk memperbaiki apa yang telah kita rusak. Jadi untuk saat ini tidurlah my All. Aku tak akan pergi, I'm yours". Bisikan hangat itu entah mengapa membuat beban fikirkan Al terangkat.

Dan benar saja ia terlelap dengan cepat, seakan ia menemukan jalan pulang.

_______******______



Halllllooooooohaaaaaaa
Apa kabar kalian yang masih membaca dan menunggu  cerita ini update.
Terimakasih untuk yang mau memberikan semangat dan mendesak update nya cerita ini.

Jujur cerita ini akan aku hapus dari peredaran wattpad. Tapi kok masih gak rela. Jadi yang baca dan nungguin update cerita ini terlalu lama maaf. Dunia nyata ternyata sangat sibuk.

Can I Have It?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang