Que Sera Sera

106 9 0
                                    


Typo berterbangan

Al membuka mata dan mendapatkan Q memeluknya dengan erat. Ada seberkas rasa haru di hati Al melihat raut bahagia di wajah Q.

Saat ia tersadar dimana Letta berada jika ia berpelukan erat dengan Q. Dengan tergesa-gesa ia bangun dan menelusuri ruangan tersebut. Dan ia bernafas lega saat melihat Letta tertidur di ranjang khusus balita di dekat jendela.

Tarikan lembut membuatnya tersentak, dan pelukan lembut itu kembali membungkus tubuhnya. "Pagi aii". Sapaan itu lembut namun menimbulkan debaran yang memalukan.

Hei Al bukan anak ABG labil yang baru jatuh cinta. Namun sapaan lembut dan kecupan manis di keningnya membuat ia merona.

"Pagi Q, bisa tolong lepaskan aku?".  Tak ada Jawaban namun pelukan itu semakin mengerat. "Istriku, akhirnya ini bukan hanya sekedar mimpi. Kau nyata Al, kau istriku". Ucapan itu begitu lirih penuh rasa syukur dan cinta.

Bahkan Al merasakan getaran  di tubuh Q. Saat Al mendongak menatap wajah Q. Ia agak terkejut melihat Q menangis. Al terpaku, antara ingin menangis, bertanya atau menghapus air mata di pipi suaminya.

"Biar begini dulu Al, pernikahan ini biar aku yang berjuang. Kita kembali lagi ketitik nol. Dengan aku yang selalu mengejar mu, aku yang selalu berusaha membuat mu mencintai ku. Jangan membatah". Peringat Q saat melihat Al akan protes.

"Dengarkan aku, semua ini salahku. Keegoisanku, gengsiku, dan ketidak percayaanku padamu. Menjadi awal aku menghancurkan semua yang kita bangun dulu. Jadi biarkan aku memperbaiki, biarkan aku memperjuangkan dan mempertahankan lagi hubungan kita. Jadi beri aku kesempatan sayang, kali ini dan seumur hidup". Kata kata itu paling romantis yang Pernah Q katakan padanya.

Tanpa sadar air mata Al pun menetes, ia memeluk Q erat dan menenggelamkan wajahnya ke dada Q. Pagi itu dimulai dengan kedua hati yang telah saling membuka pintu.

__***___

Al menatap jengah kearah anak dan suaminya yang masih asik bermain. Ini sudah sore dan Letta harus mandi. Al Sudah mempersiapkan perlengkapan  Letta dan baju suaminya.

Ia mendekati keduanya dan berkacak pinggang. Letta yang pertama kali melihat Al. "Mammma....maaaa". Panggilan lucu itu hampir meruntuhkan topeng garang yang Al pasang.

Mana bisa ia marah dengan si imut ini, Q pun ikut ikutan memasang wajah polos.
"Mandi, jangan lama-lama". Datar namun horor untuk Al. Dengan buru buru ia mengangkat Letta dan bergegas ke kamar. Namun sebelumnya ia sempat mencuri pipi Al yang begitu menggoda.

Selepas ayah dan anak itu memasuki kamar, Al tak sanggup menahan senyum lebarnya. Pernikahan mereka baru 3minggu. Dan mereka memutuskan untuk tinggal di solo. Di rumah Al yang telah di renovasi.

Walaupun keluarga besar Al tak setuju, namun akhirnya mereka harus ikhlas. Karena pekerjaan Q dan Al ada di di Solo.

Pernikahan mereka berjalan apa adanya. Mereka saling bekerjasama untuk membesarkan Letta. Mereka tidur di satu kamar.

Kamar utama yang sudah di perluasan, dan atas keinginan Al mereka tidur dengan kasur yang lebih luas dan sedikit lebih rendah dari lantai. Jadi Letta akan aman dan bebas bergerak saat tidur.

Mereka tidak melakukan sentuhan fisik secara berlebihan. Dan Q belum menuntut haknya sebagai suami. Al sendiri merasa belum saatnya. Selain masalah hati ia juga tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya yang menggemuk. Belum lagi bekas operasi yang belum memudar.

Al menunggu kedua belahan jiwanya sambil mempersiapkan cemilan di ruang tv. Kebiasaan Q sekarang jarang makan malam dengan makanan berat. Ia lebih memilih cemilan buah, kadang agar-agar atau capcay sayur.

Letta pun ikut ikutan, balita itu sepertinya sangat mencintai Daddynya. Bahkan kebiasaan makanpun ditiru. Letta akan menyingkirkan seledri dan memakan wortel. Ia juga sekarang lebih suka meminum susu dengan gelas kecilnya daripada dengan dot.

Dan paling menyebalkan adalah mereka suka kentut sembarangan. Al jadi curiga jangan-jangan Letta itu anak kandung Q.
Namun pemikiran itu ia tepis ia tak boleh terlalu serakah bukan.

"Mama jangan melamun di sore hari, pamali". Sebuah usapan lembut di kepalanya menyadarkannya. Ia tersenyum dan mengangguk. Letta sudah wangi, dengan gemas ia menciumi pipi gemuk Letta.

Letta tertawa dan mendorong kepala Al untuk menjauh. Setelah puas Al melepaskan Letta di karpet bulu. Dan dengan cekatan Letta langsung bermain dengan Lego dan mainannya.

"Kau lelah hari ini aii?". Tanya Q saat melihat wajah Al yang agak sayu. Al menggeleng,hari ini tamu bulanannya datang. Dan selalu saja menyiksa.

Pasca operasi kemarin menstruasi lancar namun  terasa sakit. Berbeda dengan dulu yang hanya kadang-kadang dan sering badmood.

Al memilih tidur di paha Q, dan meminta Q mengusap usap punggungnya. Q seakan paham ia pun melakukan sedikit pijatan ringan.

"Q banyak yang harus aku ceritakan, dan banyak maaf yang harus aku ucapkan. Nanti jika kau ingin pergi setelah aku mengatakan semuanya aku rela". Kata Al sambil menatap Letta yang masih asik dengan mainannya.

"Tidak, aku tidak akan pergi Al. Aku tidak akan membencimu untuk masa lalu kita. Jadi kita jalani semuanya. Que Sera Sera. Yang penting kau rumahku pulang dan aku tempat mu bersandar" ucap Q sambil mengusap kening Al lembut.

Al tersenyum dan bersyukur untuk saat ini. Untuk saat ini ia akan egois walaupun sesaat. Sebelum semuanya hilang.

______*****_____

29032020

Can I Have It?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang