My Angel

297 40 0
                                    


Vio dan Binta langsung jatuh cinta saat melihat Letta untuk pertama kalinya. Ya saat ini Al memutuskan untuk pulang ke Malang. Setelah hampir 6 bulan ia tak pulang setelah kejadian itu.

Itupun karena Binta yang terus menerornya entah lewat hp ataupun medsos. Sekarang Letta sudah bisa tengkurap dan mengangkat kepalanya.

Kini Letta menjadi primadona karena anak Alvin terlahir cowok. Dan saat ini Alvin juga sedang berkunjung berumah mertuanya di Surabaya.

"Letta sini mandi dulu sama mam, bau kecut dari tadi pagi belum mandi". Al yang menghampiri kedua orang tuanya di ruang tengah. Memang Al sampai tadi jam 9 pagi. Karena dari solo ia ambil jadwal kereta pertama.

Binta terlihat bahagia dan bangga karena sekarang Al tampak berubah. Anak kesayangannya sudah mulai dewasa dan terlihat keibuan. Vio pun merasakan hal yang sama. Anak manjanya kini sudah menjadi seorang ibu.

Al memang sengaja tak merepotkan siapapun di sini. Karena baginya Letta adalah tanggung jawabnya. Bayi mungil ini semakin hari semakin cantik.

"Sekarang kamu kerja apa Al, di sini saja sama temani ayah sama Moma mu". Kini Binta meluncurkan aksi merayunya. "Al sekarang buka sanggar tari pah, sama buka usaha laundry. Alhamdulillah hasilnya nggak mengecewakan". Sahut Al sambil menciumi pipi tembem Letta.

"Moma sama ayah khawatir nak, kamu disana sendirian. Dan di tambah kamu harus jaga Letta. Tinggal di sini ya sama Moma". Kini giliran Vio yang merayu.

Al  menggelengkan kepalanya pelan. "Mom, Al sama Letta disana nggak sendirian. Disana ada Tasya yang  bantuin jaga". Al mulai membiarkan Letta berbaring di kasur lantai sambil bermain tangannya.

"Siapa lagi itu Al, jangan sembarang berteman sama orang. Bahaya apalagi kami nggak tahu rumah kamu dimana". Binta mulai mengomel.

"Yah, Tasya itu dulu anak didik Al waktu masih jadi dosen. Anaknya baik kok, sopan lagi. Al sama dia joinan usaha laundry itu. Al sekarang tinggal di Solo yah. Jadi nggak usah khawatir ya".

"Alamatnya dimana?. Jalan apa? Terus rumah kamu aman nggak? Disana banyak preman nggak?". Nah kan kumat cerewetnya Binta kalo udah gini.

"Pokoknya Al baik baik saja di sana, lingkungannya bersih, aman dan nyaman. Kalo ayah cerewet lagi, Al bakal pulang ke solo nie". Ancaman Al sukses membuat Binta terdiam.

_____******_____

Suara Tangisan terdengar nyaring dari arah gazebo belakang rumah. Dengan terburu-buru Al menghampiri si biang masalah. Siapa lagi kalo bukan si bontot Jeje.

"Kamu apain anak kakak Je? Sampai nangis kejer gini". Omel Al sambil membawa Letta ke pelukannya. Saat Letta mengenali aroma Al, ia langsung tenang.

"Nggak Jeje apa apain kak, sumpah. Itu tadi si embrot mau masukin kertas ke mulutnya. Ya Jeje cegah lah, eeh malah nangis. Dasar cengeng".

Letta yang sepertinya mengerti langsung menangis keras. Dan kini Al mulai mendengus kesal. Sudah dua hari mereka disini. Dan Letta mulai tidak betah, mungkin karena perbedaan suhu yang agak jauh.

"Kak kenapa kakak memutuskan untuk mengadopsi Letta?". Tanya Jeje sambil mulai mengusap pipi Letta lembut.

"Karena kakak melihat malaikat Je. Seperti awal kakak melihat kamu. Kakak langsung jatuh cinta. Bagi kakak Letta lebih dari hidup kakak".  Jeje terpanah, bukan karena kalimat Al.

Tapi karena wajah Al yang begitu bahagia. Jeje  tersenyum lega, setidaknya Al tak kehilangan kebahagiaannya. Dua tahun bagi Jeje adalah hal yang sulit. Melihat kakaknya hancur hanya karena salah paham.

Namun gadis ABG itu tak ingin ikut campur.  Ia tak punya hak di sini, biarkan orang dewasa menyelesaikan masalah mereka sendiri.

_____****______

Hari ini Al pulang ke Solo, ia akan memakai jasa bus antar kota. Karena ia tak  kebagian tiket kereta. Dan besuk ia harus sudah sampai di Solo. Karena ia di undang sebagai pembicara di salah satu seminar di kampus yang dulu ia kerja.

Dan keluarga tidak bisa mencegah Al untuk pulang. Segala alasan yang Al gunakan masuk akal. Dan Jeje tak bisa ikut karena  bertepatan dengan ujian kenaikan kelas.

Bahkan bujukan Alvin untuk menunggu beberapa jam saja tak mempan. Memang mereka tak bisa bertemu karena mertua Alvin sedang sakit keras. Itu membuat ia bertahan selama waktu yang tak pasti.

"Ayah, Moma Al pulang dulu ya. Jaga kesehatan". Al memeluk keduanya sebelum naik ke dalam bis jurusan Solo. " Kamu baik baik disana Al. Jangan terlalu capek, jaga cucu Moma dengan baik". Vio sedikit tak tega Al tinggalkan.

Sementara Binta hanya memeluk Al dengan sayang dan mencium Pipi Letta yang tertidur pulas. Ia tak ingin berkata apa apa lagi. Karena sifat Al dan Binta adalah sama. Sama sama keras kepala.

Akhirnya Al naik ke dalam bus Karena  bus akan berangkat. Seluruh perlengkapan Letta sudah ia siapkan di tas yang ia jinjing.

Al tersenyum saat ia masih bisa melihat orang tuanya dari jendela. Lalu ia sibuk membuat Letta nyaman untuk beberapa jam kedepan. Si embem satu ini tak begitu suka dengan hawa dingin.

Jadi Al harus memakaikan jaket double dan selimut yang tebal. Selama 7 jam ia harus membuat Letta nyaman.

Ia terlalu sibuk mengamati wajah Letta hingga tak menyadari ada seseorang yang menatapnya sambil tersenyum.

____****___

Letta mulai merengek, hal ini karena ia ada di tempat asing saat terbangun. " Waah anak mam udah bangun, Letta pengen apa cyank? Mau susu apa biscuit?". Tanya Al seolah-olah Letta akan menjawab pertanyaannya.

Mendengar suara sang Mama membuat Letta tersenyum senang sambil bertepuk tangan. Ia kemudian memasukkan tangannya yang mungil ke dalam mulutnya.

"Eeiitt anak cantik nggak boleh mamam jari. Mamam ini aja ya mbem". Al memberikan biskuit bayi. Dan Al yakin sebentar lagi biskuit itu akan hancur. Dan benar saja Letta kembali rewel.

"Mam punya itu buat Letta". Al memposisikan Letta tepat didepan kaca. Dan bayi mungil itu langsung heboh sendiri. Ia  sibuk mengusapkan tangannya ke kaca jendela.

Al amat bersyukur karena bus yang digunakan mempunyai kursi yang lumayan besar. Walaupun ia di tempat duduk nomer dua. Ia masih bebas bergerak, saat ini ia hanya bisa berdoa semoga Letta tidak terlalu rewel.

Fokus Al kembali saat Letta mulai menarik narik rambutnya. Gadis kecilnya ini salah satu penyuka rambut. Dan itu pula yang membuat Al memangkas rambut panjangnya.

Letta mulai menepuk nepuk pipi Al gemas. Dan Al pura pura merasa sakit. Hal ini membuat Letta semakin tertawa. Ia dengan gemas menarik rambut Al dan menarik pula telinga kiri Al.

Al tak menyadari tatapan rindu itu. Ia bahkan tak sadar dari tadi  itu berhasil mengabadikan momen momen dimana Al tersenyum bahagia.

"Finally I meet my Angel again". 

___°°°°°°______

61217
Maaf jika ada typo 😂
Biliz

Can I Have It?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang