Kesempatan

267 30 0
                                    

Bayi cantik itu kini sudah bisa merangkak. Kini ia menatap mama nya dengan pandangan marah. Bibirnya sudah bergetar bersiap mengeluarkan suara yang kencang.

Dan benar saja saat Al mengeluarkannya dari kolam renang, Letta menangis kencang. Mereka menjadi pusat perhatian karena sekarang ini Al sedang di kolam renang umum.

Niatnya ingin memperkenalkan Letta pada air. Ternyata gadis kecil ini sangat menyukainya. Dan ini sudah cukup lama mereka berendam. Ia tak ingin Letta jatuh sakit.

"Sayangnya mama cup cup cup..... Cantik nangisnya udah dong. Nanti kita main lagi, Letta mamam dulu ya". Bujukan itu tak mempan, bukanya berhenti malah Letta semakin keras menangisnya.

Tiba tiba sebuah handuk besar membungkus badannya dan Letta secara bersamaan. Saat ia menoleh agak terkejut dan juga marah. Mendapati Q berada tepat di belakangnya sambil tersenyum.

"Nanti saja marahnya, bilaslah badan mu dulu my Al. Biar Letta aku yang urus". Ucap Q lembut. Dan sial itu membuat Al berdebar kencang.

Agak ragu Al menyerahkan Letta pada Q. Karena Letta memang bukan anak yang mudah akrab dengan orang lain. Dan kembali Al terkejut karena Letta dengan mudahnya tenang di gendongan Q.

Dengan agak terpaksa Al menyerahkan perlengkapan Letta. Ia harus segera membersihkan diri. Badannya sudah tak nyaman.

Setelah ia selesai Al buru buru menghampiri Q yang duduk di gazebo yang telah di sewa. Dengan agak kikuk ia masuk ke dalam gazebo yang lumayan kecil itu.

Tak lupa ia memesan air hangat untuk Letta. Bayi itu harus makan dan minum susu. Agar nanti Letta dapat tidur nyenyak dan agak lama.

Saat Al masuk ia melihat Q sedang menyisir rambut Letta yang lebat. Melihat sang Mama sudah kembali bayi mungil itu langsung merangkak menuju ke arah Letta.

"Wah anak mama udah cantik... Udah harum ya, coba mana perutnya. Laper ya?". Al mulai menciumi Letta sampai bayi itu kegelian.

Q menatap hal itu dengan penuh haru. Andai dulu ia tak egois mungkin sekarang ia akan menikmati pemandangan itu setiap harinya. Q menghela nafas panjang, ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Membuang khayalan gilanya.

Al agak heran melihat tingkah laku Q namun ia kembali cuek karena pesanannya sudah datang.

"Mbak saya pesan kwetiau kuah pedas satu. Banyakin jamurnya ya mbak. Kwetiaunya dikit saja. Sama nasgor sedang satu sama telor dadar satu. Jus lemon ya satu sama air putihnya satu". Dengan luwes Q memesan makanan untuk mereka.

Al hanya diam saja ia memang sengaja tak menganggap Q ada. Ia memilih diam karena ini tempat umum.

Al masih sibuk menyuapi Letta, anak ini sepertinya kelaparan. Biasanya agak rewel saat makan kini hanya 15 menit semua sudah habis.

Bertepatan dengan habisnya susu di botol Letta pesanan mereka datang. "Makanlah dulu Al, biar Letta dengan ku". Agak tak rela namun Al akui ia lapar. Dari semalam ia hanya makan buah naga. Itupun hanya beberapa potong saja.

Dan tanpa di minta dua kali Letta langsung lengket dengan Q. Dalam diam mereka makan, sesekali hanya terdengar pekikan Letta yang bermain dengan rambut Q.

Bahkan Q terlihat santai dan mudah membagi antara makan dan membuat Letta tersenyum.

Tak sampai setengah jam mereka selesai makan. Dan kini Al harus kembali karena sebentar lagi hujan.

"Aku antar Al, jangan menolak untuk kali ini saja". Pinta Q dengan lembut, dan Al hanya bisa pasrah karena Letta memeluk leher Q erat.

Mereka berjalan bersisihan sepanjang pinggiran kolam renang. Saat Al akan terpeleset reflek Q menahan pinggangnya. "Lepas......" Desis Al lirih ia sangat malu saat ini.

"Tidak akan Al, untuk kali ini ataupun nanti kau terikat denganku". Bisik Q tepat di telinganya. Tanpa mereka sadari banyak pengunjung yang bersorak menggoda. Kini wajah Al benar benar merah. Dalam hati ia terus memaki Q dengan stok binatang yang ia punya.

____****_____

Q memandang wajah Al yang tertidur sambil memeluk Letta. Ya di menemukan bidadarinya. Kali ini ia tak akan melakukan hal bodoh lagi.

Dan tentang Letta, bayi mungil dengan wajah cantik itu membuat Q kembali jatuh cinta. Q akan membuat mereka menjadi prioritas utama sekarang.

Untuk saat ini Q akan kembali mendekati Al dengan perlahan. Ia tak ingin Al kabur lagi, ia tak ingin merasakan kekosongan lagi.

Mobil Q terparkir sempurna di depan rumah Al. Dengan cekatan Q membuka sabuk pengaman dan memindahkan Letta di dalam dekapannya.

"My Al... Bangun cayank... Allll kita dah sampai". Tidak seperti dulu Al susah di bangunkan. Kini Al langsung terbangun dan sepenuh sadar.

Kedua orang tersebut saling menatap dalam keheningan. Pelan Q mengusap pipi Al dengan lembut. Tak bisa mengelak jantung Al berdebar lebih kencang dan menyakitkan.

Rasa rindu itu seakan-akan membeludak kemana mana. Rasanya nyeri namun melegakan hingga air mata itu keluar tanpa diundang.

Tak ada kata yang terucap hanya mata yang saling bicara. "Aku merindukanmu Aii, begitu merindukanmu hingga rasanya sakit. Maaf, tolong maafkan aku". Suara serak Q membuat Al sadar. Dan setetes air mata dari mata itu membuatnya sesak.

"Buat aku kembali jatuh cinta pada mu Q. Buat aku dan Letta menerimamu". Jawaban itu seperti menghancurkan pertahanan Q. Kembali air mata itu menetes tanpa henti. Keduanya menangis tanpa suara.

Hanya saling menatap dan melempar senyum lega.

"Tunggu dan lihat Al. Kau akan menjadi istriku milikku dan ibu dari anak-anakku. Dan Letta menjadi princess ku". Q mengecup dahi Al dengan lembut. Melepas semua kerinduanku yang ia tahan selama ini

_____***______

14032018...

Cerita ini sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Konflik di cerita ini mungkin akan lebih simpel dan tak seberat Vio dan Binta.. bukan karena
Nggak niat tapi saya banyak fikiran dan tidak se santai dulu😂😂😂
Jadi harap maklum 😊😊

Can I Have It?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang