22. Yuki & Randi

319 34 18
                                    

Gue sadar posisi gue. Jadi, gue biarin dia mengejar cintanya. Kalau dia berhasil, gue ikhlaskan. Kalau dia gagal, gue ada dibelakang. Gue cuma pilihan kedua dia dan hanya sebatas batu pijakan.

-Randi A

🌠🌠🌠


"Bu, saya borong coklat silverqueen satu pak! Ini uangnya," ujar Pinky dengan raut kesal.

Karena Randi serius dengan permintaannya, akhirnya Yuki dan Pinky memutuskan untuk patungan membeli satu pak coklat silverqueen di kantin sekolah. Menyebalkan memang. Padahal niat mereka berdua hanya bercanda. Tetapi endingnya malah seperti ini. Oh ya ampun.

"Buat apaan, Neng, coklat sebanyak itu?" tanya Bu Mimin.

"Buat ngasih anak kecil yang merajuk minta coklat satu pak di meja sana," kata Pinky sambil menunjuk tempat duduk Randi dengan raut wajah yang amat sangat kesal. Bu Mimin hanya terkekeh menanggapinya.

"Udah belum, Ky?" tanya Yuki yang kepanasan katena membawa dua mangkuk bakso miliknya dan milik Pinky tanpa nampan.

"Udah. Ayo! Gue gak sabar pengen suapin dia dengan satu pak coklat ini sekaligus," ujar Pinky dengan geram dan terdengar kejam.

Sampai di meja tempat di mana Fadli, Alfan, dan Randi berada—Pinky langsung memberikan coklat itu kepada Randi.

Prakk!

"Nih! Awas kalau gak dimakan, gue yang makan lo nanti!" Ancam Pinky kepada Randi.

"Buset, lo kanibal, Ky? Seram anjir!" Fadli ngeri.

"Bukan kanibal. Dia kan singa dari Benua Afrika, wajar aja kalau dia makan daging. Singa kan hewan buas. Hahahaa-hmpt?!" Tawa Alfan langsung disumpal dengan sesendok sambel oleh Pinky. Alfan pun kepedasan dan mukanya berubah menjadi merah.

"Makan tuh hewan buas!" kesal Pinky yang langsung dihadiahi tawa dari teman-temannya.

"Dasar gila," umpat Randi pelan.

"Apa lo?! Mau gue sumpal juga pakai satu pak coklat sekaligus, hah?!" Bentak Pinky yang mendengar umpatan Randi.

"Psycopath nih cewek," datar Randi. Pinky melirik Randi dengan sinis dan tajam.

"Lo beneran mau ya gue sumpal mulut lo pakai satu pak coklat ini?" tanya Pinky disertai seringaian yang menyeramkan.

Randi, Fadli, dan Alfan yang melihat seringaian Pinky pun menelan ludahnya dengan susah payah. Sungguh, Pinky saat ini sangat menyeramkan. Sementara Yuki, dia menatap teman-temannya itu seraya tersenyum geli dan mengunyah bakso yang tadi ia beli. Mungkin, ketiga laki-laki itu baru melihat tampang Pinky yang seperti ini. Itu disebabkan oleh Pinky yang selalu ceria dan jahil. Dia jarang menampilkan wajah seperti ini, kecuali kalau dia sedang marah kecil seperti saat ini.

Dengan gerakan cepat, Pinky menyumpal mulut Randi dengan satu pak coklat silverqueen tersebut beserta bungkus-bungkusnya.

"Woy woy woy apaan lo anjir?!" Randi berusaha menghindar.

"Nih! Makan nih coklat dari cewek psycopath! Hm! Makan gak lu? Makan!" teriak Pinky sambil terus berusaha menyumpal mulut Randi—menyisakan beberapa tawa ngakak dari mereka yang melihatnya.

***

"Lo main game apaan?" tanya Yuki kepada Randi.

Randi menatap sekilas Yuki lalu kembali fokus pada layar handphonenya.

"Orang nanya tuh dijawab, jangan dikacangin," ujar Yuki, datar.

Setitik Cahaya Bintang [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang