28. Masalah adalah teman setia

296 32 9
                                    

Teman setia dan guru terbaik itu bukan manusia, tapi masalah yang lo hadapi.

-Randi Alfian

🌠🌠🌠

Keesokan harinya, Yuki terlihat bersemangat menghadapi hari. Hari ini adalah hari yang amat menegangkan, kondisi fisik Yuki pun sedikit menurun karena hujan-hujanan kemarin.

"Semoga berhasil!"

"Good luck, Ki!"

"Bawa lagi piala besar buat sekolah kita!"

"Menangin lagi olimpiadenya!"

Begitulah kurang lebih ucapan-ucapan semangat dari teman sekelas Yuki ketika Yuki hendak keluar kelas karena Pak Thomson telah menjemputnya. Menanggapi hal itu, Yuki hanya membalas dengan senyuman dan anggukan.

Saat menyusuri koridor pun banyak murid yang memberikan semangat untuk Yuki dan timnya sehingga suasana sangat ramai di mana pun mereka melangkahkan kaki.

"Fokus, jangan mikirin yang macam-macam," ujar Randi yang baru datang dan berpapasan dengan Yuki di koridor kelas.

Yuki pun tersenyum dan mengangguk. Di ambang pintu kelasnya, Raka melihat itu dan lagi-lagi ia harus menahan cemburu. Ia menatap tajam Randi, mengepalkan tangannya kuat-kuat dengan gigi yang saling bertautan.

Sampai di lapangan multi fungsi, terlihat Pinky, Fadli, Dio, dan Alfan yang tengah memelopori anak-anak basket dan kelas sepuluh untuk mengucapkan semangat Yuki!

"GANBATTE GANBATTE, YUKI! WE ARE PROUD OF YOU! YEAAYYYY!" pekik mereka.

"SEMANGAT, YUKI! JANGAN MENGECEWAKAN KAMI! WOOO!" teriak Pinky sambil menepuk-nepuk botol akua plastik yang sudah kosong di tangannya.

Yuki terkekeh dan menggelengkan kepalanya karena tingkah sahabatnya itu yang seperti anak SD itu. Sungguh, Pinky lawak sekali.

***

Senin, 2 Juli 2019. Olimpiade sains kembali dimenangkan oleh SMA Surawisesa. Semua siswa SMA Surawisesa pun berpesta pora. Mereka menyambut kedatangan Yuki dengan sorakan meriah membuat sebuah tawa lepas terpancar darinya.

Pagi ini, dalam upacara bendera yang rutin dilaksanakan setiap hari senin, kepala sekolah SMA Surawisesa mengumumkan perihal kemenangan tim Yuki dalam olimpiade sains kemarin. Para murid sudah tahu akan hal itu, sehingga mereka semakin bahagia ketika piala dan piagam itu diberikan kepada Yuki dan dua orang partnernya. Riuh tepukan tangan pun memenuhi area sekolah, khususnya di lapangan.

Jam istirahat telah dibunyikan sekitar enam menit yang lalu. Yuki, Pinky, Randi, Alfan, dan Fadli kini sudah ada di kantin sekolah, menikmati makanan yang terhidang di atas meja.

"Hey, Ki!" sapa Raka yang tiba-tiba datang.

Sontak, mereka menatap Raka dengan kompak. Beberapa detik kemudian, mereka kembali makan dengan kompak pula.

"Ki, ikut gue sebentar yuk!" ajak Raka.

"Yuki lagi makan. Setahu gue lo punya mata dan gak buta!" seru Alfan dengan sinis. Perkataannya benar-benar bikin nyess banget di hati.

"Ya udah, lo makan dulu aja. Nanti lo susul gue ke kelas gue," ujar Raka yang kemudian pergi.

"Eh, Ki! Menurut gue nih ya, jauh-jauh deh dari tuh cunguk. Mukanya doang meyakinkan, aslinya? Hanya Alloh yang tahu," ujar Fadli.

Setitik Cahaya Bintang [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang