7. Patah

513 58 52
                                    

Lo itu cinta pakai logika. Dan dia itu cinta pakai hati. Percuma, itu cuma bikin lo sakit.

🌠🌠🌠

"Nih! Buat lo," kata seseorang yang menyodorkan sebotol air mineral kepada Pinky yang sedang duduk di pinggir lapangan yang teduh. Peluhnya bercucuran, menandakan kalau gadis itu begitu gerah dan lelah karena telah menjalani hukumannya.

"Thank's ya," balas Pinky yang menerima air itu.

Alfan pun duduk di samping Pinky yang tengah menegak air mineral pemberiannya. Ia menatap beberapa anak yang sedang berlalu lalang di area tersebut. Kemudian, ia menatap Pinky di sampingnya. Pinky yang merasa diperhatikan pun akhirnya menoleh ke arah Alfan. Mereka saling tatap.

"Ngapain lo lihatin gue?" tanya Alfan kepada Pinky.

"Gak tahu," jawab Pinky.

"Oh."

"Lah lo ngapain lihatin gue?" tanya Pinky.

"Gak tahu juga," jawab Alfan.

"Pfftt! Ahaha!" Mereka tertawa.

"Ya udah, berarti kita sama!" sahut Alfan sambil tertawa.

"Gabut banget kita, bro!" timpal Pinky disela tawanya.

"Dah ah, gue mau cabut," ujar Alfan sambil menepuk punggung Pinky beberapa kali. Ia beranjak dari sana.

"Woke!" seru Pinky.

Ia tersenyum menatap Alfan yang kian menjauh. Senyum kemirisan dengan tatapan sendunya. Ia tahu Alfan akan ke mana.

Gue selalu melihat punggung lo yang pergi membelakangi gue, Fan. Kapan gue lihat lo yang berjalan mendekat menghampiri gue? Buat gue, bukan cewek lain.

***

Di dalam kelas, Yuki sedang duduk santai sambil memakan kacang garuda rosta dan mendengarkan lagu di earphone yang ia pasang. Di belakangnya, ada beruang kutub jantan yang asik bermain game online.

"AYU! AKU BAWAIN KAMU MAKANAN NIH!" teriak Alfan.

Dengan menjinjing kantong kresek, ia berjalan memasuki kelas XI A-2 untuk menghampiri Yuki.

"Nih, makan dulu, Ay! Btw, mulai sekarang aku panggil kamu Ayu ya? Karena apa? Karena wajah kamu memang ayu!" ujar Alfan dengan wajah cerianya.

Yuki tak menghiraukan ucapan Alfan, ia tetap fokus menatap lapangan multi fungsi yang ada di bawah sana—yang sedang dipakai oleh anak-anak basket.

"Ayu, aku ngomong sama kamu. Jangan lihatin ke sana mulu dong, beb," rengek Alfan sambil menarik tangan Yuki.

"Apaan sih?! Lepas!" ketus Yuki.

"Kamu lihatin siapa sih? Pacar?" tanya Alfan.

Yuki pun menoleh ke arah Alfan dan menatap datar pria itu beberapa saat.

"Anjraayy! Baru kali ini gue ditatap Ayu. Jantung mohon tenang, semoga dia bilang enggak, pasti dia bilang enggak," batin Alfan.

"Kalau iya emang kenapa?" tanya Yuki. Datar.

BOOMM!

Alfan mematung di tempat dan melotot tak percaya. Hatinya sakit, jelas. Bagaimana tidak? Dia berjuang untuk mendapatkan gadis itu selama setahun lebih tapi gadis yang ia kejar malah jadian dengan pria lain? What the hell?!

Setitik Cahaya Bintang [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang