Chapter 2

161 16 0
                                    


Happy Reading!!


"Aku cemburu." ucap Ezra mengulangi perkataannya.

"Hah? Cemburu?" ujar Arisha dengan nada bingung.

"Aku gak suka kamu deket sama Kevin." jelas Ezra sambil menatap jalanan.

"Oh yang itu.." Gadis itu tertawa geli lalu merangkul lengan Ezra.

"Ezraa, ini drama, cuma drama gak lebih. Kamu gak perlu cemburu, aku sama dia cuma patner drama doang." ucap Arisha menjelaskan.

Yang diberi penjelasan hanya diam.


-------


Keesokan harinya Arisha sedikit malas karena hari ini pelajaran IPA. Pelajaran yang paling dibenci olehnya. Terlalu banyak nama-nama dan istilah aneh yang sulit dihafal dan ribet.

"Woy PR IPA udah?" tanya Arisha pada Jeflyn yang tengah memainkan sebuah game pada ponsel.

"Udah." jawab gadis itu tanpa menoleh.

"Dih, kagak peka dia."  gumam Arisha lalu ia berjalan pada meja Gabriella.

Tangan kanannya menepuk pundak gadis itu.

"Cuk, liat IPA dongg." ucap Arisha membuat gadis itu memberikan sebuah buku tulis.

"Tapi gue lihat MTK!" ujar Gabriella menahan buku yang hendak diambil oleh Arisha.

Gadis yang sedang berdiri itu mengangguk.

Akhirnya mereka bertukar tugas

"Aduh ekhem. Seret tenggorokan gue!" ucap Rival saat melihat Ezra masuk kekelas mereka.

"Arisha." panggil Ezra.

"Hm?"

"Ini, kata Keira tolong direvisi." ujar lelaki itu sambil menyerahkan sebuah flashdisk.

Arisha menghela nafasnya, ia menatap flashdisk itu dengan jengan walaupun tangannya tergerak meraih benda tersebut.

"Harus berapa kali aku ngomong. Tugas aku bukan revisi." gerutu Arisha tapi tetap mengerjakan perintah sang pemimpin itu.

"Maaf, aku gak bisa nolak." ucap Ezra merasa tidak enak pada gadis itu.

"Ya aku tau."

"Katanya, kamu pinter bikin kata kata." lelaki itu kembali berucap.

"Ampun! Aku kamuan" ucap Nadine yang merupakan teman sebangku Arisha.

"Sirik ya?" tanya Arisha pada gadis itu.

"Dih najis.. males." ucap Nadine sambil mendelik pada gadis itu.

"Katanya nanti pulang sekolah harus udah beres." ujar Ezra sambil memainkan ponselnya. Terlihat mengetik sesuatu.

Arisha menghentikan aktivitas lalu melayangkan tatapan tajam pada ketua angkatannya itu.

"Subhanallah, baik sekali koordinator kita." ucap Arisha dengan pasrah disertai senyuman tak ikhlasnya.

"Berapa lembar sih?" tanya Ezra.

"Bentar aku cek." ucap Arisha lalu mulai mumbuka filenya.

Takk

Arisha menutup laptop dengan kasar setelah melihat jumlah halaman yang harus direvisi. Sumpah serapah sudah berapa pada ujung lidahnya.

"Kenapa?" tanya Ezra yang terkejut.

Can't Be Together (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang