PART 16 | THAT MEMORIES

62 4 0
                                    

Benci itu ketika aku tidak bisa memastikan bahwa aku memerhatikanmu hanya karena sebagai bentuk kasihan apa karena aku benar-benar mencintaimu?

_________________________________

Rewrite Our Memoriesー

우리의 추억을 다시 쓰다

_________________________________

Terkadang ada baiknya bila kita menganggap bahwa kenangan hanyalah sebagai kenangan, tak ada lagi yang perlu dipermasalahkan bahkan meminta waktu untuk mengulang kepada masa.

Karena pada nyatanya setiap hidup yang kita jalani pada setiap masanya adalah sama. Akan ada kebahagiaan dibalik sebuah kesedihan yang begitu dalam. Tergantung bagaimana kita memilihnya terus fokus pada titik hitam tersebut ataukah fokus pada warna putih yang begitu luas?

"Yash! Adik kecilku yang cengeng!"

Tanpa aba-aba lagi, Hyeong Jin menepis tangan orang yang baru aja menghampirinya. Anak belasan tahun berseragam SMP itu cemberut, memalingkan wajah seraya mengulurkan sebelah tangan menyentuh tiap bulir air hujan yang jatuh dengan indah dari atas sekolah.

"Aku tidak cengeng Hyung, berhenti memanggilku seperti itu," ucap Hyeong Jin, tanpa menoleh ke arah hyung yang mengenakan seragam SMA. Wajar bila hyung menemuinya, selain sekolah kedua berada di atap yang sama, bel pulang sekolah juga berdering selama setengah jam tadi.

Memang tidak tahu diri, cowok yang tak kalah rapi dengan Hyeong Jin itu tertawa puas seraya mengacak puncak kepala adiknya dengan gemas, berhasil membuat Hyeong Jin menahan kesal berulang kali. Nihil, hyung tidak juga mengerti apa yang ia inginkan. Merasa risih, dirinya menjauhkan tangan hyung dari puncak kepala.

"Berhenti menggangguku hyung!" ucap Hyeong Jin kesal. Tanpa sadar dirinya berhasil membuat cowok yang memiliki hubungan keluarga dengannya itu tersentak, lalu mengernyit dengan heran. Menyadari kebodohannya, Hyeong Jin menoleh, berusaha mungkin memberi pengertian kepada abang satu-satunya itu. "Aku mau sendirian."

"Ada apa?" tanya Lee Young Bi penasaran, berdiri di sisi kanan adiknya itu seraya mengulurkan tangan, menikmati tiap buliran air yang begitu dingin menyentuh telapak tangannya. Siswa siswi yang berlalu lalang di koridor tak hentinya memerhatikan kedua orang itu diam-diam.

Lee Hyeong Jin dan Lee Young Bi. Dua abang beradik yang sungguh berlawanan, jika Hyeong Jin seperti anak yang tidak pernah terlihat di sekolah maka Young Bi sebaliknya, di SMA anak itu seperti bersinar, tak ada seorangpun yang tidak mengenal Lee Young Bi si ceria.

Tak ada jawaban, tak ingin rasa penasaran menghantuinya, Young Bi menyikut lengan Hyeong Jin, memerhatikan cowok berwajah bundar dengan tinggi selehernya. "Cerita padaku Hyeong Jin."

Hyeong Jin membungkam, sebelah tangan itu masih saja terus terulur seraya menyandang tas hitamnya. Tiada lelah, padahal sudah satu jam berlalu dimana para murid perlahan berkurang ketika kendaraan beroda empat maupun dua datang dengan orangtua untuk menjemput anak-anaknya.

"Aniyo," gumam Hyeong Jin, menunduk kembali setelah melihat beberapa kendaraan yang terhenti di halaman pintu gerbang sekolah. "Lupakan, mungkin hanya pemikiranku."

Suara helaan napas panjang terdengar, Young Bi menoleh, sesekali menjentikkan jari berhasil membuat bulir air itu berterbangan menerpa wajah Hyeong Jin. "Cerita padaku. Apa ada orang yang mengganggumu? Beritahu aku jika ada sekarang."

Hyeong Jin menggeleng, wajah itu semakin tertunduk, tampak ujung sepatu hitamnya kini terlihat basah akibat genangan yang kini semakin naik hingga koridor sekolah. "Aku benci hidup seperti ini."

Rewrite Our Memories [K-Lit] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang