PART 33 | DARK MEMORIES

36 1 0
                                    

Aku berada disini
Aku terasa hidup ketika kamu membawaku ke jalan itu
Aku...
Bolehkah aku berterimakasih padamu?

___

"Kenapa hyung!"

Mulut kecil Ahn Jin terus bertanya. Di koridor lapangan sekolah, anak belasan tahun itu berdiri seraya menatap seseorang di hadapannya dengan menuntut. Bukan hanya menuntut, mata bundar yang selalu tampak tenang dan seolah tidak peduli pada sekitar kini tampak memerah dan berair, seolah-olah membiarkan seluruh beban yang menumpuk di dadanya keluar begitu saja.

Ahn Bi memejamkan mata, jam istirahat sedang berlangsung dan beruntunglah koridor sekolah Ahn Jin tidak begitu ramai begitu mengingat jam istirahat pertama selalu digunakan untuk memgunjungi kantin. "Ahn Jin berhentilah, kendalikan pikiranmu."

"Seandainya bisa mungkin aku tidak perlu seperti ini hyung," ucap Ahn Jin sinis. Tangan itu masih saja tergepal erat  meskipun berusaha mungkin disembunyikan di balik kedua saku celana. "Aku..."

Ahn Bi menahan napas begitu juga Ahn Jin yang tampak mengedarkan pandangan ke sekeliling halaman sekolah berusaha mungkin mengalihkan emosinya. "Aku takut dengan diriku," gumam Ahn Jin akhirnya menunduk.

"Aku selalu takut berada di kesendirian meskipun disisi lain aku menyenangi rasa sepi itu, aku benci ketika pikiran-pikiran gila itu menghantuiku. Kenapa mereka enggak mau berhenti hyung! Aku tersiksa dengan hal seperti ini!" Tubuh Ahn Bi diguncang dengan kuat, berhasil membuat cowok itu terdiam, hanya bisa emmerhatikan satu-satunya adik kesayangannya.

Ahn Jin menunduk, tubuh itu tampak bergetar tanpa sadar mencengkram bahu Ahn Bi dengan erat. "Tolong aku hyung. Aku tidak mau seperti ini. Aku lelah hyung."

"Ahn Jin..."

___

"Sarram salleyo."

"Cut!" 

Suara pria paruh baya dari kursi lipat hitamnya terdengar. Dua orang yang tengah mendalami peran di hadapan kamera itu kini kembali dalam dunia nyata. Aktor terkenal yang berperan sebagai Ahn Bi, tampak mengembus napas lega seraya menhibaskan kedua tangan dan meraih sebotol air mineral yang tertera di bangku sekolah.

Sedangkan yang berperan sebagai Ahn Jin? Diam-diam Hyeong Jin yang tengah berdiri di belakang sutradara tersebut kini menelan ludah, tampak wajah tenang itu perlahan memucat begitu juga dengan orang yang tanpa sadar memerankan dirinya di depan sana.

Bergetar. Sungguh, baik dirinya maupun Seung Dae sepertinya sama-sama merasakan. Melihat peran itu seolah dirinya seakan terasa sesak, menyaksikan kembali kenangan yang ingin diluapakan secara terang-terangan sungguh membuat Hyeong Jin merasa gila, belum lagi kenapa Seung Dae begitu mendalami peran Ahn Jin? Kenapa artis bergigi kuda itu seolah pernah merasakannya?

Merasa pikirannya mulai gila, secepat mungkin Hyeong Jin menggeleng pelan, sekolah menengah pertama yang tadinya diattur untuk tidak terlihat begitu ramai kini terlihat sebaliknya disaat para kru mukai menepikan segala peralatan dalam pembiatan film. Meskipun dirinya selalu cemburu disaat Seung Dae mendekati Bitna, tapi demi apapun tidak pernah terlintas dibenak Hyeong Jin untuk berharap kisah hidup laki-laki  itu berakhir seperti Ahn Jin di dunia nyata.

Seung Dae harus bahagia, meskipun menyebalkan Hyeong Jin lebih suka artis bergigi kuda itu menyengir puas setelah usai memerankan beberapa scene yang didapatkannya. Bukan terlihat menyedihkan seperti ini.

Rewrite Our Memories [K-Lit] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang