PART 19 | WHEN THE STORY END

53 3 0
                                    

Sebenarnya, aku yang seperti ini bukanlah tidak percaya dengan sebuah cinta. Aku percaya, bahkan sampai sekarang aku masih yakin bahwa cinta itu ada. Hanya saja...

Aku masih tidak memiliki kekuatan untuk menghadapinya.

_________________________________

Rewrite Our Memoriesー

우리의 추억을 다시 쓰다

_________________________________

End.

Hyeong Jin memejamkan mata, mengembus napas panjang. Disandarkannya punggung tegapnya ke kursi putar seraya menjauhkan jari-jarinya dari keyboard berwarna putih.

Selesai...

Untuk pertama kali setelah beberapa bulan dirinya bisa mengembus napas lega sekarang. Naskah yang harus direvisi sudah selesai, begitu juga dengan naskah cerita baru yang ia tulis. Baiklah, dirinya bisa beristirahat dengan tenang.

"Hyeong Jin.."

Mata bundar itu terbuka pelan, menikmati angin malam yang berembus memenuhi ruang tengah melalui pintu dan jendela. Kini di belakangnya tampak seorang gadis tengah menatapnya dengan cemas, Bitna?

Ah, tentu aja iya. Memang siapa lagi yang memiliki tatapan seperti itu? Lagipula hanya gadis itulah satu-satunya perempuan yang berada di sisinya saat ini.

Bibir bawah Bitna terangkat, gadis itu meletakkan barang belanjaan berkantong putihnya ke meja lalu meletakkan punggung tangannya ke dahi Hyeong Jin tanpa aba-aba.

Hyeong Jin yang sedari menengadahkan kepalanya untuk bersandar ke sisi kursi kerja kini hanya bisa menahan napas, memerhatikan ekspresi gadis itu dengan saksama.

Bitna menggumam, neletakkan sebelah lagi tangannya ke dahi. "Masih sedikit panas Hyeong Jin, harusnya kau masih beristirahat sekarang."

Hyeong Jin menegakkan tubuh, duduk dengan benar, menjauhi tangan gadis itu dari dahinya.  "Nanti saja, masih ada kegiatan yang harus kulakukan."

Kedua alis Bitna terangkat. Gadis dengan kemeja kotak biru yang menyelimuti kaos putihnya itu berjalan mengekori Hyeong Jin yang berjalan menuju dapur.

Hyeong Jin membuka kulkas, mengambil beberapa potongan daging mentah dan sayuran. "Berhubung kau sedang ada di sini, kupikir tidak ada salahnya jika kita makan malam bersama."

"Tumben baik sekali," gerutu Bitna, menggeser salah satu kursi makan yang berwarna hitam tersebut. "Biasanya kau menahan kesal ketika aku hanya mengambil jus mu."

Hyeong Jin menoleh belakang, melirik tajam. Berhasil membuat gadis itu mengalihkan pandangan, memasang wajah tanpa dosa. Sungguh menyebalkan.

"Aku sedang ingin berterimakasih padamu," ucap Hyeong Jin, menghidupkan keran, menyuci sayuran tersebut dengan cepat, membelakangi Bitna. "Padahal jika dipikir-pikir aku juga malas melakukan ini."

"Jangan lakukan jika kau malas," gerutu Bitna masih saja membuang wajah. Namaun tak lama saja gadis itu tidak bisa mengalihkan pandnagannya untuk tidak nelihat wajah Hyeong Jin begitu juga Hyeong Jin.

Sebelah Hyeong Jin terangkat jail, begitu juga dengan Bitna yang membalas. Tak lama saja kedua orang itu tertawa terbahak-bahak. Untuk pertama kalinya setiap sudut rumah bernuansa hitam putih tersebut tidak lagi terasa suram.

___

Mungkin kita harus mendekat lebih dalam lagi bila ingin mengetahui sifat seseorang. Ya, terkadang sungguh aneh rasanya bila hanya mengenal seseorang beberapa kali saja namun seakan telah bisa mengecap keseluruhan sifat aslinya.

Rewrite Our Memories [K-Lit] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang