PART 1 | PROBLEM IN THE MORNING

259 29 0
                                    

Dalam hidup ini ada begitu banyak hal yang terjadi. Seseorang akan memasuki hatimu, menyentuhnya secara perlahan, ketika ia berhasil membukanya disaat itu pula kamu akan merasakan arti hidup yang sesungguhnya.

______________________________

Rewrite Our Memoriesー

우리의 추억을 다시 쓰다

______________________________

End

Tombol enter ditekan dengan kuat berhasil membuat laki-laki dua puluh tahunan itu mengembus napas lega, seraya merenggangkan tubuhnya di kursi putar hitam.

Dengan mata setengah mengantuk,  di-print-nya file yang berisi ribuan kata penuh imajinasinya itu secara perlahan dan memasukkannya ke  flashdisk.

Selesai.

Entah untuk berapa kali dirinya mengulang kalimat itu selama sepuluh menit terakhir. Bunyi deruan mesin print lalu ribuan kata yang berhasil diketiknya selama sebulan ini sungguh membuat salah satu beban di punggungnya sedikit berkurang.

Ya, terkadang hidup seperti kita sedang menulis. Mungkin awalnya terasa begitu sulit untuk mencapai sebuah akhir yang bernama ending. Entah ending seperti apa namun yang pasti seseorang dituntut untuk menerima proses perjalanan si tokoh. Rasa sakit, senang, sedih, bahagia seolah bercampur menjadi satu.

Ya, meskipun ada rasa ingin bagi Hyeong Jin untuk mengakui bahwa setengah hati dirinya memulai perjalanan pada kisah yang baru saja ia selesaikan ini.

Ting... ting...

Musik box gfriend - Time for the Moon Night mengalun indah. Hp dengan berwarna hitam itu bergetar di atas meja seolah mengikuti irama musik.

Cowok berkaos putih dengan kacamata tebalnya itu menoleh ke ruang tengah seketika. Hyeong Jin memasang wajah datar seraya menggenggam sendok besi kecil begitu juga cangkir dengan geram.

Editor Kim.

Tanpa meraih alat komunikasi itu sebenarnya Hyeong Jin sudah tahu siapa yang menelponnya di pagi seperti ini. Ah, bukan hanya pagi, mungkin setiap jam pria tua itu menelponnya hanya untuk menanyakan keberadaan naskah.

Kapan naskah itu selesai?

Mau berapa lama lagi dirinya mengedit?

Apa dirinya tidak bisa melihat deadline?

Dan ada begitu banyak pertanyaan lagi yang membuatnya ingin membungkam mulut menahan mual.

Setengah kesal, Hyeong Jin menyentak sendok teh itu ke meja. Dilangkahkan kakinya keluar dari dapur bernuansa putih hitam itu dengan lebar. Heran, apa editor Kim tidak punya jam di rumah? Tidak bisakah makhluk itu berhenti mengganggunya sebentar? Hanya membiarkan otaknya untuk beristirahat sebentar saja.

Contohnya saja, saat ia hanya ingin memanjakan diri dengan meminum perasan lemon hangat seraya menunggu kertas sebanyak tiga ratus lembar itu tercetak dengan sempurna. Tapi...

Flap hp dibuka dengan kasar. Sebelah alis tebal Hyeong Jin terangkat, tersenyum meremehkan begitu memerhatikan nama di layar ponselnya.

Benar dugaannya. Pria tua itu.

"Yak! Henji bagaimana keadaan naskahmu! Jangan bilang kau belum menulisnya! Hari ini pokoknya kau harus mengantar cerita itu ke mejaku, mengerti?!"

Rewrite Our Memories [K-Lit] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang