PART 13 | I'M AUTHOR

68 4 0
                                    

Jika seorang pemusik bertahan hidup dengan memainkan setiap melodi pada alat musiknya, maka seorang penulis bertahan hidup dengan meluapkan rasa bahagia dan kesedihannya melalui rajutan kata. 


______________________________

Rewrite Our Memoriesー

우리의 추억을 다시 쓰다

______________________________

Ahn Jin tahu dirinya melanggar peraturan ini. Sama seperti Hyung. Dirinya mungkin tidak akan pernah menjadi seperti apa yang diharapkan eomma. Ia akan hidup dengan caranya sendiri.

Ya, anak laki-laki belasan tahun hanya hidup dengan apa yang dapat menenangkan hatinya.

Novel bersampul biru gelap dengan judul Hyung tersebut ditutup dengan kuat. Matahari pagi bersinar cerah membuat beberapa pemandangan di hadapan Bitna tampak begitu indah.

Luasnya rerumputan hijau, pagar-pagar kayu yang berdiri tegak sebagai pembatas antara tempat dirinya duduk, dan tampak begitu banyak sapi berwarna hitam putih tengah berjalan di sekitar kandang seraya mengunyah rerumputan segar.

Perlahan bibir kecil itu terangkat, sesekali membenarkan headset yang menggantung di telinganya.

Mungkin dirinya seperti Hyeon Jin, sekilas orang-orang pasti menganggap dirinya tidak mempunyai pekerjaan dan hanya mengandalkan penghasilan dari orangtua. Tapi pada faktanya?

Jangan memandang manusia hanya dengan sebelah mata. Dirinya, di balik sela kesibukan tugas akhir kuliahnya juga membantu Bibi Byun menjalankan usaha susu sapi botolan yang diantar ke rumah-rumah.

Ah ya, mungkin sebagian besar sudah mengetahuinya, hanya saja ada beberapa orang yang melupakan kehadirannya begitu saja begitu mengingat dirinya hanya bekerja seminggu sekali di kesibukan tugas kuliah.

"Bitna!"

Gadis dengan rambut dikucir satu dan kaos oblong merah muda itu tersentak. Dilepasnya headset di telinga seraya menoleh belakang.

Bibi Byun tengah memanggilnya, tampak perempuan paruh baya itu berdiri tegak di depan pabrik kayu dengan warna merah pekat tersebut.

Tanpa basa-basi lagi secepat mungkin Bitna bangkit dari ayunan yang tak jauh dari peternakan sapi lalu menuju sumber panggilan. Suasana remang-remang memenuhi ruangan kayu itu seketika. Bau rerumputan dipadu dengan bau amis dari tubuh sapi kini menyeruak. Berusaha mungkin gadis itu mengangkat kedua sudut bibir, menahan napas begitu melewati deretan sapi yang tengah dikurung dalam kendang. 

Langkah Bitna terhenti seketika begitu memasuki ruangan produksi susu. Botol-botol kaca berjalan otomatis dari mesin begitu juga dengan minuman berwarna putih tersebut dituang ke dalam botol. Sungguh canggih. 

"Bitna!" 

Lamunan gadis itu buyar. Bitna membenarkan jepitan di poninya sejenak lalu berjalan menuju meja produksi Bibi Byun, tampak sekitar 15 botol kaca sudah dikemas dengan  baik ke dalam kardus yang dengan tinggi kurang dari sepuluh senti tersebut. 

Perempuan paruh baya dengan kaos dan topi yang menutup rambut putihnya itu meletakkan secarik kertas ke pinggir kardus. "Bitna, kau pernah mengantar susu ke rumah pelanggan kita yang bernama Lee Hyeong Jin bukan?" 

Lee Hyeong Jin. Tentu saja iya, bahkan kedekatan dirinya dengan pria berkacamata itu diawali pada kasus pengantaran susu botolan ini. Bitna mengangguk. "Ah ya, dia tetangga Bibiku, sudah dua minggu ini aku juga tinggal di rumah Bibi, jadi aku juga sedikit akrab dengannya." 

Rewrite Our Memories [K-Lit] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang