PART 37 | BACK TO MEMORIES

39 2 0
                                    

Disaat aku mulai merasakan bahwa aku hanya berjalan sendirian. Disaat itu pula aku menyadari betapa sakitnya merasakan sebuah kesepian.

Rewrite Our Memories.

...

"Hei, hyung..."

Buku tulis ditutup dengan kuat. Lee Hyeong Jin, seperti biasa anak laki-laki yang tengah duduk dibangku SMP itu hanya bisa menghela napas panjang, sorot mata bundar itu tampak tidak puas begitu membaca setiap tulisan yang berada di sana. Bukan karena tidak bagus melainkan sebaliknya, ya membaca setiap tulisan hyung seperti ada rasa nyaman tersendiri baginya.

Young Bi. Cowok yang tengah menyandarkan punggung ke meja belajar itu mengangkat kedua alis, pandangan yang tadinya beralih ke halaman luar rumah kini memerhatikan adiknya. "Kenapa?" tanya Young Bi begitu melihat adik kecilnya itu ingin berbicara namun sepertinya niat itu diurungkan dalam-dalam.

"Tulisanmu..." gumam Hyeong Jin menelan ludah, tampak anak berusia belasan itu susah payah menahan dadanya yang mulai terasa sesak begitu juga dengan matanya berair. Ah, lihat saja, pemilik mata bundar itu tengah mengerjap seraya memerhatikan langit-langit kamar berusaha menghilangkan genangan air di sana.

Diam-diam Young Bi tertawa pelan. Dasar, Hyeong Jin benar-benar cengeng, tapi entah mengapa bagi Young Bi disanalah letak kekuatan Hyeong Jin sebenarnya, cowok itu jauh lebih mudah mengungkapkan ekspresi dibandingkan dirinya. Jika bersedih maka Hyeong Jakan menangis, jika sedang takut maka anak itu akan terlihat begitu pucat dan...

Yah, menyebalkannya hanya saja karena terlalu larut dalam kesedihan itu Hyeong Jin begitu enggan merasa bahagia. Cowok itu seolah merasa akan ada masalah yang datang jauh lebih besar bila ia bahagia.

"Kenapa baru sampai setengah Hyung? Kenapa tidak kau selesaikan hingga ending hm? Menyebalkan sekali," kutuk Hyeong Jin. Ah mungkin lebih tepatnya mengutuki diri sendiri. Sepulang sekolah tadi dirinya yang mendadak saja ingin ke kamar abangnya itu langsung menyambar buku dan membaca tulisan yang berada di sana. Hyeong JIn berjanji lain kali tidak akan bersikap seperti ini kembali.

Young Bi tertawa pelan, cowok dengan kaos oblong hitam dan celana selutut putihnya itu menyengir begitu melihat ekspresi Hyeong Jin. Sungguh, dirinya benar-benar tersenyum kemenangan melihat reaksi itu. Ya, tampak luarnya seperti itu entah bagaimana sisi dalamnya, apakah benar-benar tersenyum ataukah tidak, tidak ada seorangpun yang tahu.

Young Bi menggeleng tegas. "Aku sudah tidak berminat menyelesaikannya, cerita ini benar-benar melelahkan."

Brakk!

Buku tulis dihempas ke meja belajar dengan kuat. Hyeong Jin bangkit berhasil membuat Young Bi menahan napas. Untuk pertama kalinya ia melihat Hyeong Jin seperti ini, mata membulat, napas naik turun dengan sesak, seolah benar-benar merasa dipermainkan perasaannya. Dan jangan lupa pula ini untuk pertama kalinya ia mendengar Hyeong JIn mengumpat seperti ini. Ah, Hyeong Jin tidak sepolos seperti yang ada di pikiran Young Bi rupanya.

"Kau harus menyelesaikannya hyung! Sekalipun ketika cerita ini ditolak oleh penerbit aku tetap akan membacanya! Aku akan membacanya terus-terusan hingga habis! Berulang kali! Mengerti?"

Sebelah sudut bibir Young Bi terangkat, sinis. "Bahkan aku tidak berminat untuk mengantarnya ke penerbit. Cerita ini hanya kutulis untuk diriku sendiri Lee Hyeong Jin," tekan Young Bi, menekankan nama adik kecilnya itu pada kalimat terakhir. "Aku ingin menyelesaikannya atau tidak itu bukan urusanmu."

"Sial," umpat Hyeong Jin memalingkan wajah, berusaha mungkin cowok itu kembali mendaratkan tubuh, duduk di samping Young Bi. Kedua alis Young Bi terangkat penasaran. "Aku ingin bersahabat dengan tokoh di ceritamu hyung. Ahn Bi dan Ahn Jin. Dia membuatku mengerti bahwa aku tidak sendirian di dunia ini."

Rewrite Our Memories [K-Lit] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang