1.3 DOV

10K 1K 18
                                    

Kalo mampir, jangan jadi sider dong, ayo nangkring sami-sami di sini 😁 Aku ga gigit kok, yang gigit itu Mastah Damirn 😅

____________________________________________

Yehana berdiri di tepi jalan, sambil menunggu Bus atau taksi yang lewat. Yehana bersungut karena ponselnya mati, dan karena itu ia tidak bisa memesan Go-jek atau semacamnya,

"Ayolah, ini sudah semakin larut..." ucap Yehana, ia terus menatap kiri dan kanan jalan dengan gelisah. Dia di landa ketakutan karena bisa saja, orang yang mengiriminya cokelat itu datang dan menculik dirinya sekarang. Sekali lagi, mata Yehana menatap sekitar, tak ia temukan siapapun. Butik tempatnya bekerja sudah tutup setengah jam yang lalu, semua rekan kerjanya juga sudah pulang. Hanya tersisa dirinya di sana.

Sebuah mobil melintas pelan di depan Yehana, dari ciri-ciri mobil tersebut Yehana tahu itu adalah Damirn. Kaca mobilnya perlahan turun ke bawah, seulas senyum di dapat Yehana.

"Menunggu temanmu?" Tanya Damirn ramah.

"Ah ya... maksudku, tidak juga... temanku katanya tidak bisa menjemput." Jawab Yehana begitu saja, Damirn menyeringai samar.

"Jadi?"

"Jadi, aku sedang menunggu Bus atau taksi yang lewat."

Damirn tertawa, ia menggeleng pelan. "Kau sedang menipu dirimu sendiri Yehana? Bukannya kau tau kalau Bus terkahir itu jam 10 malam? Lagipula, daerah sini jauh dari halte. Bus apa yang akan datang?" Damirn menatap Yehana.

Yehana terdiam, ucapan Damirn benar adanya.

"Jadi bagaimana?" Tanya Damirn lagi, Yehana terdiam ia menggenggam erat rantai tas kecilnya, "Ba,barangkali... nanti ada Bus atau taksi yang lewat." Jawabnya ragu.

Damirn menghela nafas pelan, "Baiklah, kalau begitu aku permisi ya..."

Mata Yehana membulat, ia menatap Damirn secara lekat. Membuat pria itu tersenyum tipis. "Kenapa?"

"Kau mungkin sedang sibuk, tapi... tapi apa boleh kau mengantarku pulang? A,aku... aku takut di sini sendirian." Ucap Yehana, ia menundukkan pandangannya ke bawah.

Damirn menghadapkan pandangannya ke depan, pria itu tampak berfikir. "Em... bagaimana ya, kekasihku mungkin sudah menunggu kehadiranku sekarang ...." Damirn menatap jam tangannya, "Sudah jam sebelas juga, aku ta---"

"Ayolah Damirn... aku mohon, kali ini saja." rengek Yehana. Damirn terdiam, ia menatap Yehana sejenak dengan seukir senyuman yang tak bisa Yehana artikan. "Baiklah, ayo masuk." Ucapnya, Yehana tersenyum senang, segera ia membuka pintu depan mobil Damirn. Lalu duduk tanpa dosa di sana, ia membetulkan anak rambutnya sekejap lalu ikut memandang Damirn yang sedari tadi tak mengalihkan pandangannya dari Yehana.

"Kenapa memandangku seperti itu?" Tanya Yehana.

Damirn tersenyum, "Kalau boleh duduklah di belakang, bisa beresiko untukku kalau seseorang menemukan aku bersama wanita lain." Ucap Damirn sambil terus menatap Yehana,

Yehana terkesiap,

"Be,begitu ya? Baiklah aku duduk di belakang."

Segera Yehana membuka pintu, lalu pindah ke kursi belakang. Damirn tertawa palan, namun segera ia menghentikan tawanya ketika Yehana sudah duduk di kursi belakang.

STALKER OBJECT ✔ (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang