Buat yang dm,
terus nanya kenapa sifat sama profesi Damirn di cerita ini kok beda sama Damirn di cerita sebelumnya, aku kasih tahu lagi ya, ini tuh VERSI LAIN,alur sama wataknya gaada sangkut paut sama sekali dengan cerita sebelumnya, yang sama cuma nama-namanya, selain itu gaada lagi yang berhubungan. Thanks :")
^^^
Ronald ikut masuk ke dalam kamarnya, matanya mengisyaratkan kekhawatiran. Ia berjalan pelan menghampiri Damirn yang kini tengah melepas ikatan di tangan Yehana. Damirn melirik Ronald sejenak, sorot matanya begitu tajam dan berkilat marah, namun ia bungkam lalu kembali melepaskan Yehana.
"Damirn..., a,aku..." Ronald berjalan pelan ke arah belakang Damirn, mengambil tongkat baseball yang berada dalam keranjang dengan hati-hati.
"Aku bisa jelaskan ...."
Bugh!
Sebuah pukulan keras mendarat di tempurung belakang kepala Damirn, membuat Damirn tersungkur tak sadarkan diri begitu saja, mata Yehana membesar. "Hmmmmmmpphhh!" jeritnya tertahan, Ronald melepaskan tongkat baseballnya lalu mengeluarkan sebuah pisau lipat dari saku celananya, tanpa bicara ia mendekati Yehana, melepas ikatan kedua tangan dan kaki Yehana. Airmata Yehana mengalir,
"Jangan coba-coba untuk melawan, aku tidak akan segan untuk membunuhmu." Ronald membuka kain yang ia ikatkan di mulut Yehana, "Ayo ikut aku ...." Ronald menarik lengan Yehana dengan kasar untuk ikut bersamanya, Yehana menoleh Damirn yang tak sadarkan diri.
"DAMIIIRN!" teriak Yehana,
Membuat Ronald otomatis menatap dirinya dengan tatapan tajam, "kau ingin aku melukaimu, 'hah?" ancam Ronald sambil mengajukan pisau lipatnya di depan wajah Yehana,
"Kenapa kau seperti ini...? a, apa salahku?" tanya Yehana lirih.
"Kehadiranmu saja itu sudah jadi masalah!" jawab Ronald begitu sarkas, ia kembali menyeret lengan Yehana untuk ikut bersamanya, Yehana hanya terdiam, fikirannya tengah penuh oleh rasa khawatir dengan keadaan Damirn sampai ia tak lagi punya ruang untuk mempertanyaan bagaimana Damirn bisa mengetahui kalau dia sedang di sekap Ronald.
"Ayo masuk!" Ronald membuka pintu depan mobilnya, mempersilahkan Yehana masuk ke dalam. Yehana hanya bisa menurut, mengingat Ronald yang tidak segan memukul kepala Damirn dengan keras beberapa waktu lalu membuatnya takut kalau berontak sedikit saja Ronald akan benar-benar membunuhnya.
Mobil Ronald mulai melaju, menjauhi letak rumahnya. Arah yang Ronald tuju bertentangan dengan jalan menuju pusat kota, jalanan lengang. Meski baru jam setengah tujuh malam, jalan yang mereka lewati tak terdapat banyak kendaraan lain.
Sebuah mobil tanpa lampu melaju di belakang mobil Ronald, di dalamnya terdapat Damirn dengan muka yang merah padam. Ia terus saja menginjak pedal gas tanpa takut menabrak kendaraan lain, yang ia fikirkan sekarang hanyalah cara mendapatkan Yehana. Tak jauh dari mobil Ronald, ada sebuah pertigaan jalan, melihat celah tersebut segera Damirn membanting setirnya ke samping sambil terus menginjak pedal gas. Begitu mobil Ronald sudah tersusul, ia menabraknya begitu saja, membuat mobil Ronald maupun mobilnya sendiri terpental. Meski tak mungkin dia takkan terluka, setidaknya Damirn berhasil membuat mobil Ronald berhenti.
Segera Damirn melepas sabuk pengamannya lalu keluar menghampiri mobil Ronald yang berada sekitar lima belas meter dari tempatnya berada. Berbeda dengan Ronald yang tak sadarkan diri, mata Yehana masih terbuka, tapi pandangannya terlihat syok. Pipi serta tulang hidung gadis itu juga tergores terkena pecahan kaca. Damirn membuka pintu mobil Ronald,
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER OBJECT ✔ (END)
Mystery / ThrillerDreame account : @AuthorID (DAMIRN OTHER VERSION) Aku akan terus bersamamu sepanjang waktu Yehana, terserah kau menginginkan hal itu atau tidak. mau bagaimanapun kau menolak, kau tetap milikku... sekarang, sampai selamanya. STALKER OBJECT 2019.