1.9 DOV

7.6K 560 24
                                    

Mobil Danial berhenti di sebuah kafe romantis, Yehana yang ikut bersamanya menatap laki-laki itu dengan tatapan sinis.

"Kenapa?" Tanya Danial polos,

"Kenapa kesini? Kau bilang hanya mau makan siang, 'kan?"

Danial mengkerutkan dahi saat mendengar pertanyaan Yehana, "Ini kan memang tempat makan? Apa salahnya?"  Ucap Danial polos, Yehana mendengus. "Tapi, kenapa harus di kafe? Sepanjang jalan tadi terdapat banyak rumah makan yang pastinya lebih murah dari temp---"

Danial menunjukkan dua buah kupon makan di hadapan Yehana, dan itu berhasil membuat perkataan Yehana berhenti, Danial tersenyum nakal. "Kupon ini aku dapat dari kencan dua hari lalu, dan karena aku tidak menyukai wanita yang mengajakku bertemu itu... jadinya aku kesini bersamamu, lumayan bukan?" Danial menaik turunkan alisnya.

Yehana merebut kupon itu dari tangan Danial, membacanya sebentar lalu kembali menatap Danial, pipinya bersemu merah. "Dasar kau..." Yehana tersenyum.

oOo

Damirn melangkah masuk ke sebuah Restoran berbintang, seluruh pelayan di restoran tersebut menunduk hormat, "Selamat siang Tuan..." ucap mereka serempak.

"Siang." Jawab Damirn singkat, ia menuju seorang pelayan pria lalu menyodorkan buket bunga mawar yang sempat dibelinya sewaktu perjalanan menuju Restoran tersebut. "Antarkan ini, ke tempat biasa... dan ingat, jangan sampai seorangpun mengetahui kalau kau yang menaruh bunga ini di sana." ucapnya, Pelayan tersebut mengangguk lalu segera undur diri dari hadapan Damirn.

Damirn menuju sebuah meja lalu duduk di sana, berakting seolah ia adalah seorang pelanggan. Semua bawahannya sudah terbiasa, mengingat Damirn sudah melakukan hal itu selama hampir satu tahun penuh. Wajah Damirn begitu dingin, saking kesalnya ia sampai menekuk kedua alisnya samar,

bagaimana tidak? Sewaktu ia melintas di kos Yehana. Ia menemukan kalau Danial tengah mengacak rambut Yehana dengan tawa di bibirnya. Damirn menggeprak meja dengan kuat, membuat seluruh pasang mata otomatis mengarah padanya.

"Yehana itu milikku! Hanya milikku." Gumamnya pelan.

oOo

Jakson keluar dari lab kampusnya, pria bertubuh gempal tersebut melepas jas dokter yang pihak kampus sediakan. Ia berjalan menuju kantin, menemui Ronald yang katanya ingin bicara penting.

"Dokter disini!" Ronald melambaikan tangannya ke atas sambil tersenyum nakal. Jakson menoleh dirinya dengan picingan mata kesal.

"Kau ini!" Ucapnya lalu duduk, ia meletakkan jas dokter yang di pakainya selama praktek di atas meja. "Ada apa?"

Ronald hanya cengengesan, "Tidak... aku hanya ingin bertanya soal Dokter bedah yang kau bicarakan kemarin, siapa namanya...? Da, Da apa?" Ronald mengkerutkan dahinya,

"Damirn." Jawab Jakson membetulkan, "Nah iya! Dokter Damirn ...."

Jakson tersenyum, ia menopang dagunya, meraih jus milik Ronald lalu meminumnya begitu saja, "kenapa kau tiba-tiba tertarik? Benar kalau temanmu itu adalah Dokter Damirn?" Tanya Jakson sambil menatap lekat wajah Ronald.

Ronald ikut tersenyum, "Tidak, bukan karena hal itu... aku kemarin mencari tahu tentangnya di internet, tapi aku kurang mengerti makanya aku bertanya padamu." Jelas Ronald. Jakson mengangguk pelan, "Ya... sejujurnya aku juga tidak tahu persis sih, aku hanya tau kalau Dokter Damirn menghilang semenjak adiknya meninggal, itu saja." Ucap Jakson jujur.

Mendengar penjelasan Jakson membuat Ronald mendengus, "padahal aku berharap banyak padamu." Ucapnya sambil melirik Jakson dengan tatapan yang tak bisa di artikan, "Berharap soal apa?" Jakson mengkerutkan dahi.

Ronald tersenyum, "Tidak, lupakan. Ya sudah, aku pergi ya..." pamitnya.

"Tunggu dulu," Tahan Jakson, "Nanti malam kau sibuk?" tanya Jakson pada Ronald. "Tidak, memangnya ada apa?"

"Kalau begitu, mau menemaniku bertemu seseorang? Sudah hampir enam bulan aku tidak bertemu dengannya, dan aku sedikit rindu ...." Jakson tersenyum, membuat Ronald tertawa. "Siapa? Kekasihmu?" tanyanya.

"Bukan! Dia temanku semasa kecil, dan sejak aku kuliah disini aku jadi jarang bertemu dengannya, tapi sekarang dia pindah ke daerah sini dan dia tinggal sendirian, makanya aku mengajakmu supaya tak ada yang salah paham." Jelas Jakson, Ronald mengangguk. "Baiklah, jam berapa?"

"Setengah tujuh, bagaimana?"

"Oke."

oOo

Jam sudah menunjukkan pukul dua siang, Yehana berjalan masuk ke halaman rumah kos setelah di antar Danial pulang, tampak Safire tengah duduk sambil meminum sekaleng soda di kursi depan kamar kosnya, Yehana tersenyum lalu melambaikan tangannya ke arah Safire, melihat itu Safire tersenyum tak enak. Ia bangkit dari duduknya sambil mendekap sebuket bunga mawar yang tampak berantakan.

"Yehana..." panggilnya sedikit ragu. Melihat ekspresi Safire membuat senyum Yehana memudar, "Ada apa? Kau sedang ada masalah?" Tanyanya khawatir.

Safire menggeleng, "maaf..." ucapnya pelan, "Aku tadi sedang mendorong kotak barangku yang baru di kirim siang hari, dan... aku tidak melihat kalau ada sebuket bunga di depan kamarmu, jadi maaf..." Safire menyodorkan buket bunga mawar yang di dekapnya ke Yehana, "bunganya jadi seperti ini." Ucap Safire sambil menggigit bibir.

Mata Yehana membesar, ia sama sekali tidak mempermasalahkan Safire yang melindas buket untuknya, yang gadis itu fikirkan adalah, "Kenapa bunga itu muncul lagi di hadapannya? Dan, di pula  di siang hari..."

"Yehana... kau marah ya? Aku minta maaf." Ucap Safire dengan nada bicara yang begitu merasa bersalah.

Segera Yehana tersenyum, "Tidak apa-apa Safire, itu hanya bunga lagipula... aku tidak tahu bunga itu dari siapa ...." ucap Yehana dengan senyum yang terus di pasangnya.

"Benarkah? Kau tidak marah?" Mata Safire berbinar, Yehana melebarkan senyumannya.

"Iya... aku sungguh-sungguh."

"Terimakasih Yehana ...." Safire memeluk Yehana begitu saja.

oOo

"Damirn... aku rindu ...." Seseorang mengkacai dirinya yang tanpa busana, membiarkan tetesan air terus jatuh dari ujung rambut hitam mengkilap miliknya.

"Padahal aku sudah menemukan penggantimu, tapi kenapa masih sulit?" Ucapnya sambil memiringkan kepala.



STALKER OBJECT
Tbc...

Main tebak-tebakan yuk 😂










STALKER OBJECT ✔ (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang