Suara klakson terus berdengung di halaman kos Jakson, pria itu hanya bisa menggeleng dengan kelakuan Ronald yang kadang suka kelewatan. "Ayolah... Jakson, kau seperti kura-kura." Ronald menatap Jakson yang tengah memasang sepatu di depan pintu kamarnya, "Kau ini... tidak bisa ya sabar sedikit?"
"Tentu tidak! Aku, 'kan penasaran... orang seperti apa yang bisa di rindukan seorang calon Dokter bedah bernama Jakson, haha ...." Ronald tertawa di akhir kalimatnya,
"Dasar!" Jakson berdiri, berjalan menuju mobil Ronald yang mesinnya sudah hidup beberapa detik lalu.
"Dimana?"
Jakson mengkerutkan dahi, "Apanya?"
"Alamatnya..." jawab Ronald enteng, permen karet yang di kunyahnya tampak sudah berwarna pucat, "Oh~ Kost Damai puteri, di jalan ***." Jelas Jakson, ia lalu membuka ponsel, mengirimi Yehana pesan kalau ia ingin bertemu.
"Baiklah! Ayo kita berangkat." Ronald menginjak pedal gas, menjauhi letak tempat tinggal Jakson.
oOo
Musik Gore mengalun keras memenuhi isi ruangan tengah rumah Danial, pria itu berbaring di sofa dengan segelas wine dingin di tangan kanannya, sementara tangan kirinya menggengam ponsel yang menunjukkan cara-cara menyatakan perasaan suka pada gadis. Sesekali Danial tersenyum saat membaca kiat-kiat yang harus ia lakukan. Sebenarnya bukan karena cara yang tertulis di sana, melainkan karena wajah Yehana yang terus muncul di kepalanya. Sejak SMA memang Danial sudah menyukai Yehana, namun... karena takut kalau perasaannya tak terbalas, maka ia menahan perasaan tersebut hingga mereka sudah sama-sama menginjak umur dua puluh tahun sekarang.Sebuah pesan masuk di ponsel Danial, nama Yehana tertera di sana. segera Danial membuka isi pesan tersebut.
Yehana : Dia milikku!
Dahi Danial berkernyit saat membaca pesan aneh yang barusaja di kirim Yehana, Ia mengetikkan balasan.
Danial : Dan, kau milikku! *smirk
Danial tersenyum setelah pesan itu terkirim, ia bangkit dari duduknya, menjangkau remot lalu mematikan musik yang sebelumnya begitu memekakkan telinga, Danial menghela nafas. Ia menenggak habis wine dingin yang tersisa setengah di gelas kaca yang ia genggam.
"Yehana, sebenarnya aku menyukaimu... apa kau mau jadi pacarku?" Ucapnya lalu tertawa geli, Danial mengacak rambutnya frustasi.
"Sialan ...." umpat Danial.
oOo
Damirn menghapus isi pesan yang baru di kirimnya dari ponsel Yehana beserta balasan dari Danial, setelah selesai, ia kembali menaruh ponsel tersebut di atas meja, ekspresi wajahnya datar, kilatan kesal melintas di bola mata blackjetnya.
"Maaf ya Damirn, aku tidak punya air panas jadi aku masak dulu." Yehana berjalan menuju tempat Damirn duduk sambil membawa semangkok air hangat beserta satu handuk kecil.
Damirn tersenyum samar, "Kau harusnya tak perlu repot ...." ucapnya dengan nada yang begitu tenang,
"Aku tidak repot," Yehana memeras handuk miliknya, lalu menghadap Damirn. "Apa boleh?" Ucapnya meminta izin, Damirn mengangguk, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Yehana, sangat dekat hingga membuat Yehana melebarkan matanya. Damirn tersenyum, ia menarik kepalanya kembali.
"Silahkan..."
Ucapan Damirn membuat Yehana tersadar, ia mulai menekan-nekan dahi Damirn yang memar akibat terbentur ke Dashboard mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER OBJECT ✔ (END)
Mystery / ThrillerDreame account : @AuthorID (DAMIRN OTHER VERSION) Aku akan terus bersamamu sepanjang waktu Yehana, terserah kau menginginkan hal itu atau tidak. mau bagaimanapun kau menolak, kau tetap milikku... sekarang, sampai selamanya. STALKER OBJECT 2019.