6. KIRANA

13.4K 596 1
                                    

"Mommy...!!!"

Seorang anak laki-laki berlari menghampiri sosok wanita yang tengah sibuk mengatur pekerjaannya, anak itu menyusuri susunan meja dan kursi yang sudah tersusun rapi dengan suara gelak yang mampu menyita perhatian seluruh karyawan restoran.

Wanita yang di panggil Mommy itu langsung menoleh begitu mendengar suara sang putra tidak jauh dari tubuhnya, putranya bahkan masih mengenakan seragam dengan tas ransel berbentuk mobil dan sebuah botol minum menggantung di lehernya.

"Hei... " sambut wanita yang ternyata bernama Kirana, wanita itu adalah pemilik dari restouran ini, setiap jam 10 pagi, Kirana sudah sampai di restaurant untuk memberikan arahan kepada seluruh karyawan di restourannya.

"Mommy.. Arman ingin ikut Daddy." Pekik anak itu dengan tubuh yang sudah melompat kegirangan.

Kirana mengerutkan kening mendengar kalimat yang di lontarkan putranya tersebut, dia bahkan tidak tahu jika hari ini pun pria itu ingin membawa putranya pergi, Daddy nya Arman bahkan tidak meminta ijin dengannya terlebih dahulu, Kirana juga baru sadar tentang bagaimana pengasuh dan putranya ini bisa sampai tempat kerjanya?

Pandangan Kirana kini beralih kepada pengasuh yang menjaga putranya.

"Siapa yang membawa kalian kesini?"

Belum sampai pengasuh Arman menjawab, seseorang membuka pintu restoran yang langsung mendapat tatapan tajam dari Kirana, pria itu tersenyum sopan kepada Kirana yang di ikuti seorang pria lagi di belakang nya.

"Aku akan membawa Arman hari ini."

Kirana terdiam, dia mengalihkan pandangan ke arah lain untuk menghindarkan tatapannya bertemu dengan pria itu.

Pria itu mendengus, dia tetap melanjutkan langkahnya mendekat kepada Arman yang kini tengah menatap kedua orang tuanya sambil mendongakkan kepalanya bingung.

"Kita berangkat sekarang jagoan?"

Arman langsung melompat dan menyambut uluran tangan Daddy nya.

Melihat sang putra bergandengan tangan dengan pria yang dulu..tidak... bukan hanya dulu, bahkan hingga saat ini masih di cintainya, membuat Kirana langsung memberanikan diri untuk bersuara.

"Fabian..." ucap Kirana, berhasil menghentikan langkah pria yang ternyata itu adalah Fabian, pria itu menoleh.

Kirana menelan ludah dengan sulit, "Seharusnya kau memberitahuku dulu." Ucap Kirana.

Mendengar itu Fabian justru mendengus dan memberikan tatapan seolang ingin mengatakan, "KAMU SIAPA?" yang membuat Kirana langsung membatalkan niatnya untuk berkata lebih banyak.

Fabian kembali melangkahkan kakinya keluar dari restaurant itu dengan Arman di sampingnya, menggenggam tangannya dengan sesekali melompat sangking senangnya.

0 0 0

Clarissa :

Apa yang sudah terjadi selama satu minggu hidup berumah tangga dengan Fabian, tidaklah berbeda dengan apa yang terjadi saat mereka belum menikah, bedanya sekarang Clarissa akan tinggal di rumah Fabian, bukan apartement seperti sebelumnya, ini adalah rumah yang Fabian beli untuk di tinggali setelah menikah.

Suaminya akan berangkat kerja setiap paginya dan pulang saat sudah lewat jam 8 malam, dulu saat belum menikah setidaknya mereka masih bisa meluangkan waktu untuk berdua tapi sekarang? Fabian sepertinya benar-benar tidak bisa mengosongkan waktu sama sekali, pria itu akan bekerja dari pagi hingga petang, dan jika di tanya pria itu hanya akan menjawab apa yang di lakukannya saat ini hanyalah untuk masa depan mereka.

Clarissa hanya akan bertemu dengan Fabian di pagi hari saat mereka bangun tidur sampai selesai sarapan, lalu kemudian bertemu kembali saat sudah pukul 9 malam, itupun jika Fabian tidak ada acara di luar, karena biasanya Fabian akan mendatangi acara entah apapun itu, bisnis katanya.

Fabian bekerja keras, Clarissa tahu itu mengingat Fabian pernah mengatakan ingin memenuhi semua permintaan Clarissa, makanya pria itu bekerja keras sehingga rekening Clarissa tidak pernah kosong sama sekali, dan itu semua dari Fabian.

Fabian lupa bahwa tujuan mereka mengingat janji pernikahan bukan semata hanya untuk materi, Clarissa membutuhkan Fabian seperti saat dulu mereka masih bisa quality time, tidak seperti ini, bahkan week end pun Fabian tidak bisa berada di rumah.

Memikirkan dia sendiri di rumah membuat Clarissa berpikir untuk keluar untuk mencari udara segar, dia akan mendatangi rumah ibu mertuanya untuk mencari apapun kegiatan di rumah itu.

Langkah Clarissa menuju kamar untuk mengambil ponsel yang berada di kamarnya, hingga kemudian matanya tertuju pada laci di meja riasnya, dengan pelan dia membuka laci tersebut, di sana tergeletak amplop yang selama ini dia simpan.

Amplop berpita merah muda.

0 0 0

Langit sudah mulai meredup, hari ini Clarissa akhirnya menghabiskan waktunya dengan mengunjungi rumah ibu mertuanya, melakukan apapun di sana asalkan dia tidak merasa sendiri, membantu ibu mertuanya merawat bunga, lalu masak untuk makan siang, lalu menjelang sore Clarissa ijin untuk pulang dengan alasan ingin menyiapkan makan malam untuk Fabian.

Hanya dengan berjalan kaki menuju rumah, akhirnya Clarissa sampai di rumahnya yang kini sudah sepi, ini adalah hari sabtu dan seluruh orang yang membantu di rumah libur, Clarissa dan Fabian memang sepakat untuk meliburkan pembantu rumah tangga mereka setiap akhir minggu.

Berniat memasuki rumah, Clarissa malah tanpa sadar melangkahkan kakinya menuju pintu mobilnya yang terparkir di halaman rumah.

Beranikah Clarissa melakukannya? Tiba-tiba Clarissa merasa dia perlu melakukan sesuatu, menahan sesuati di otaknya seorang diri bukanlah tipenya, Clarissa tidak bisa jika harus lebih lama menahannya, sempat awalnya dia perpikir tidak ingin memikirkannya, namun tingkah Fabian mau tidak mau membuatnya tidak tenang, Clarissa takut akan menemukan Fabian disana.

Jika saja Vanessa ada di sini sekarang?

Clarissa pasti sudah menghubungi sahabatnya itu untuk menemaninya ke tempat itu, tapi nyatanya Vanessa saat ini sedang berada di Semarang, Clarissa butuh seseorang untuk menemaninya.

Ah.. bukankah ada Gita? Clarissa ingat kepada Asisten Vanessa yang bisa dia andalkan, maka Clarissa akhirnya memutuskan untuk menghubungi Gita, yang langsung di sanggupi gadis itu.

30 menit kemudian, Clarissa akhirnya berhasil membawa Gita bersamanya setelah menjemput gadis itu di kantor Vanessa.

"Maaf ya... aku jadi ikut merepotkanmu."

Gita tersenyum. "Nggak papa mbak, saya justru senang dapat membantu."

Clarissa tersenyum, "Tapi git... apapun yang kamu lihat atau terjadi nanti, jangan kamu beritahu Vanessa ya.."

"Kenapa mbak?"

"Dia sudah cukup banyak masalah saat ini, aku tidak mau merepotkan dia."

Gita mengangguk.

Dan Clarissa hanya bisa tersenyum dengan masalah yang kini sepertinya akan di hadapapinya, kuatkah dirinya? Sendiri menghadapi kenyataan yang semakin hari semakin menghimpitnya.

Enggan untuk mengakui tapi Clarissa merasakan kini dirinya harus menerima kenyataan yang dia takutkan.

Dia takut kehilangan Fabian.



26 Februari 2019

2. TRUTH (FAST UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang