5. SABTU

14.9K 639 3
                                    


1 minggu kemudian.

Fabian dan Clarissa sudah kembali ke Jakarta dan kemudian mereka berdua memutuskan untuk tinggal di rumah Fabian yang letaknya berada di komplek yang sama dengan kediaman rumah kedua orang tua Fabian.

Kehidupan rumah tangga mereka berjalan dengan sebagaimana mestinya, setiap pagi Clarissa berusaha untuk bangun pagi, menyiapkan keperluan Fabian kecuali masak, Clarissa tidak begitu pandai dengan bidang yang satu itu, dia lebih suka membantu para pelayan dirumah saja jika sudah berhubungan dengan makanan.

Tidak ada pembahasan lagi mengenai anak bernama Arman itu, Clarissa lebih memilih untuk bungkam dan berusaha untuk mengabaikannya, selama itu tidak mengusik tentang kehidupannya dan Fabian, juga selama Fabian tetap berusaha untuk merahasiakannya.

Clarissa sudah berjanji dia akan menerima apapun nanti yang akan dikatakan Fabian jika suaminya berniat ingin membuka tentang rahasia ini.

Besar juga hatimu Clarissa.

Memikirkan itu Clarissa hanya bisa menghela napas. Hanya itu yang bisa dia lakukan saat ini, dia masih belum bisa kehilangan kebahagiaannya memulai kehidupan baru bersama Fabian, dia sangat mencintai Fabian.

"Kamu masih ke kantor?" Tanya Clarissa ketika pagi ini dia melihat Fabian sudah bersiap ingin mandi. "Bukankah ini hari sabtu?"

"Aku akan kerumah mama sebentar untuk melihat keadaan rumah, setelah itu.... Aku akan ke kantor." Jawab Fabian sembari sebelah tangannya mengusap kepala Clarissa dengan lembut.

"Aku baru tahu kalau kamu ke kantor juga setiap sabtu."

Fabian hanya tersenyum lalu kembali melangkahkan kakinya memasuki kamar mandi.

Sepeninggal Fabian, Clarissa memutuskan untuk turun ke dapur membantu pelayan memasak di sana, namun langkahnya memelan ketika di lihatnya seorang pria berbaju santai berdiri di antara pelayan, tampak berdiri memunggungi Clarissa, pria itu sesekali tertawa karena obrolan santainya dengan para pelayan.

"Eh Non.. selamat pagi." Sapa seorang pelayan saat melihat Clarissa muncul di sana, pria yang tadi berdiri memungguni Clarissa itupun seketika membalikkan tubuhnya dan tersenyum.

"Selamat pagi bu." Sapa pria itu.

Clarissa mengangguk pelan, tatapannya tampak meneliti kepada pria di hadapannya itu.

Mengerti bahwa sedang diperhatikan, pria itu menyadari dirinya belum memperkenalkan diri kepada nyonyanya yang baru ini.

"Saya Dani bu, asisten Pak Fabian."

Mendengar itu, Clarissa mengangguk, lalu melanjutkan langkahnya menuju meja makan.

"Aku tidak pernah melihatmu." Tanya Clarissa kepada pria yang mengaku sebagai asisten Fabian tadi.

Pria bernama Dani itu tersenyum, "Kalau ibu ingat, saya pernah bertemu ibu saat menjemput Bapak kembali dari Australi beberapa bulan yang lalu, saya juga hadir di pesta pernikahan di kapal pesiar seminggu yang lalu."

Clarissa kembali mengangguk, dia duduk di salah satu kursi dan menyiapkan beberapa makanan yang sudah siap disana.

"Sudah lama jadi asisten Fabian?"

Dani mengangguk, "Sudah bu, sekitar 5 tahun."

Mendengar itu Clarissa mengangguk, suatu pengertian muncul di dalam kepalanya, "Oh.. jadi mungkin kamu lebih lama mengenal Fabian dari pada aku."

Dani tampak tersenyum tidak enak menanggapi kalimat Clarissa.

"Hari sabtu begini memang harus bekerja?" gumam Clarissa kemudian, namun belum sampai Dani menanggapi, Fabian sudah muncul disana, pria itu melangkah dengan berpakaian santai, sama dengan Dani.

"Pagi pak." Sapa Dani.

Fabian mengangguk lalu melangkah mendekat kearah Clarissa dan mengecup keningnya sejenak.

"Kalian kerja atau jalan-jalan?" celetuk Clarissa ketika menyadari penampilan Fabian dan Dani yang tampak seperti orang ingin bermain-main.

Fabian tersenyum, dia duduk di salah satu bangku disana dan meminum kopi yang sudah di siapkan di hadaannya. "Kerja sayang."

"Tapi...." Clarissa kembali melirik penampilan Fabian. "Kenapa dengan pakaian kalian?"

Fabian mengikuti arah pandang Clarissa. "Memangnya ada yang salah dengan penampilan kami?"

Clarissa mengangguk.

"Oh begini bu.. " kini Dani yang menyela, "Setiap hari Sabtu, Bapak berkunjung untuk melihat lapangan."

Clarissa terdiam, merasa ada yang aneh disini, namun segera di enyahkannya pikiran buruk yang sempat terlintas di pikirannya itu, tatapannya kembali kepada Dani, mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Kalau sepagi ini sudah sampai disini, kamu pasti belum sarapan, ayo ikut sarapan."

Dani langsung menggoyangkan kedua tangannya. "Oh kebetulan saya sudah sarapan bu, saya akan menunggu di mobil untuk menyalakan mesin. Permisi."

0 0 0

2. TRUTH (FAST UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang