20. TERUNGKAP

14.4K 656 11
                                    

Akhirnya saya bisa kembali mengetik di laptop setelah sekian lama Cuma ketik 2 jari di hp.

Soooo... happy Reading..

000

CLARISSA :

Memasuki dapur dengan langkah gamang, Clarissa melihat ada Sarah di sana, sepertinya tengah memasak makanan untuk makan siang, wanita itu menoleh saat merasakan ada seseorang mendekat, dan tersenyum begitu menyadari bahwa Clarissa yang datang.

"Selamat siang bu." Sapa Sarah dengan senyum terkembang, membuat Clarissa merasa aneh.

"Kamu sedang menyindirku?" tuduh Clarissa yang langsung membuat Sarah salah tingkah.

"Menyindir ibu bagaimana?"

Clarissa menggigit bibirnya pelan setelah memastikan bahwa Sarah tidak sedang menyindirnya karena bangun siang.

"Apa yang sedang kamu masak?" Tanya Clarissa seraya memanjangkan lehernya untuk melihat masakan apa yang tengah di olah Sarah.

"Bapak minta di buatkan udang asam manis."

"Udang?" Tanya Clarissa memastikan, "Bukankah Fabian tidak suka seafood?"

"Kurang tahu bu, tadi bapak minta di buatkan makanan ini." Ucap Sarah di barengi suara kikikan tawa yang terdengar aneh di telinga Clarissa. "Mungkin ngidam."

Clarissa tertegun, ngidam? Ada-ada saja...

Clarissa memang pernah mendengar sebagian pria akan mengalami fase ngidam seperti yang terjadi dengan wanita hamil saat istrinya tengah mengandung, secara logika Clarissa tidak mempercayai hal itu, tapi Fabian?

Rasanya biasa saja mendengar Fabian meminta hal aneh seperti masakan udang di saat pria itu tidak suka memakan seafood, bukankah Fabian memang sering meminta hal aneh?

Seseorang muncul dari arah pintu masuk dapur.

"Ibu di panggil bapak."

Clarissa tertegun.

Setelah aksi diam yang hanya bertahan setengah hari, sekarang Fabian mengatakan ingin bicara dengannya?

Mengapa pria itu tidak mengatakannya secara langsung? Ini bukanlah di kantor, lagi pula mereka itu suami istri, mengapa untuk sekedar bertemu saja Fabian harus menyuruh Danny untuk mengatakannya.

Dengan ragu, Clarissa akhirnya melangkah mengikuti Danny menuju ruang kerja Fabian.

"Kalian harus bicara." Ucap Danny tiba-tiba, membuat Clarissa menghentikan langkahnya dan menatap Danny dengan kening berkerut, membuat Danny juga melakukan hal yang sama, dia langsung paham maksud dari tatapan Clarissa.

"Aku di sini berbicara sebagai sahabat Fabian yang sudah bersamanya sejak kami sekolah, dia memang begitu. Kulihat kalian sama-sama keras, jadi ada baiknya kalian mendinginkan kepala lalu saat kalian sudah sama-sama tenang seperti saat ini, kalian harus bicara."

Clarissa terdiam, mencoba mencerna kalimat yang Danny lontarkan.

Mereka kembali melangkah dengan Clarissa yang masih terdiam, saat mereka sudah hampir sampai di depan ruang kerja Fabian, Danny kembali berkata sebelum membukakan pintu untuk Clarissa.

"Mengenai Kirana." Ucap Danny, pria itu kembali menatap Clarissa. "Jangan pernah cemburu kepada seseorang yang sudah tidak ada." Lanjut Danny lirih, ada getar di sana yang menandakan sebuah luka. Ada sorot sedih di mata Danny.

"Maksudmu?" Tanya Clarissa bingung.

Danny tersenyum, "Aku tidak bisa menjelaskannya kepadamu, tapi... dengarkan saja apapun yang Fabian katakan, percayai dia, jangan membuatnya ragu untuk menceritakan apa yang selama ini ingin kamu ketahui, dia juga setengah mati merahasiakan ini, menahan ketakutan luar biasa dari semua orang yang akan mencecarnya saat rahasia ini terbongkar."

2. TRUTH (FAST UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang