30. MENGUAK FAKTA

11K 542 5
                                    

"Mama...!!!" teriak Arman bahagia ketika melihat Clarissa melangkah memasuki rumah meski masih dengan bantuan kursi roda, Sarah yang mendorongnya dan membawa Clarissa memasuki ruang bermain Arman karena permintaan Clarissa.

Arman langsung bangkit meninggalkan mainannya dan berlari mendekat kearah Clarissa.

"Halo sayang." Sapa Clarissa, lalu mengusap kepala Arman. "Arman nggak nakal kan?"

Arman menggeleng. "Arman dirumah sendiri nggak ada mama."

Clarissa tersenyum, "Ini mama pulang sayang, nanti kita main lagi." Balas Clarissa, tidak menyadari sosok lain selain Sarah dan pengasuh Arman disana, ada Fabian yang berdiri bersandar di pintu masuk sembari melipat kedua tangannya memperhatikan interaksi antara putranya dengan Clarissa.

Bagaimana mungkin selama ini dia takut mempertemukan Arman dengan Clarissa jika pada kenyataannya akan menjadi seperti ini, Clarissa begitu menyayangi Arman, begitupun sebaliknya, Arman juga tampak begitu menyayangi Clarissa.

Dalam hati, Fabian mendesah lega, seharusnya sejak dulu dia berkata jujur perihal Arman, dia pasti akan merasa lega sejak dulu.

Kini Fabian melihat Arman sudah kembali bermain karena tampak Sarah memutar kursi roda Clarissa untuk berbalik, dan seketika itu Sarah terhenti karena menyadari keberadaan Fabian disana.

Fabian menegakkan tubuhnya, menatap Sarah sekilas.

"Biar aku yang mengantarnya." Ucap Fabian, yang lalu di setujui oleh Sarah karena wanita itu segera pergi meninggalkan Clarissa bersama Fabian.

Fabian segera melangkah memutari posisi Clarissa dan berdiri di belakangnya untuk mendorong kembali kursi roda Clarissa, membawa perempuan itu menuju kamar mereka.

Saat sampai di samping tempat tidur, Fabian mencoba membuka suara.

"Kamu ingin istirahat di tempat tidur?" Tanya Fabian kaku.

Clarissa yang memahami kecanggungan ini, segera mengangguk kecil, tak lama Clarissa merasakan tubuhnya terayun dan berhenti di atas tempat tidur lantara Fabian barusaja menggendongnya, merebahkan Clarissa lalu menyelimuti tubuh Clarissa.

"Apa... ada obat yang perlu kamu minum sebelum istirahat, ini sudah hampir malam."

Clarissa kembali mengangguk.

Pandangan Fabian berputar mencari obat yang harus Clarissa minum, selama ini yang mengurus tahu tentang obat Clarissa adalah Sarah, jadi jangan heran jika kali ini melihat Fabian tampak menggaruk kepalanya bingung.

"Biar Sarah saja..."

Fabian segera menggeleng, "Aku akan bertanya pada Sarah." Putus Fabian, lalu segera melangkah mendekati pintu, namun belum sempat dia membuka pintu, mereka sudah dikejutkan oleh suara pekikan Arman yang terdengar hingga kamar Fabian dan Clarissa.

Fabian dan Clarissa saling pandang, saat Fabian ingin bergerak untuk mencari tahu, Clarissa memanggilnya.

"Aku ikut."

"Kamu disini saja." Ucap Fabian cepat, lalu segera melangkah keluar kamar, meninggalkan Clarissa dengan kekhawatiran tentang Arman.

000

"Mommy...!!!!!" teriak Arman begitu melihat Kiara berdiri di pintu masuk kamarnya, Arman langsung melompat dan berlari kearah Kiara lalu memeluknya erat.

"Arman...." Gumam Kiara sambil menangis dan memeluk Arman erat. "Mommy rindu..."

Danny yang berdiri di belakang Kiara hanya menatap dan berjaga, apa yang sudah dia lakukan ini dengan membawa Kiara ke rumah Fabian benar-benar tanpa persetujuan Fabian, Danny melakukan ini atas dasar ingin menggali informasi tentang kejadian beberapa hari yang lalu.

2. TRUTH (FAST UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang