39. FINAL

12.6K 603 11
                                    

Selamat malam...

Clarissa lagi sedih... 

jangan lupa vote nya ya, tinggalkan pesan juga, kasih saran mereka berdua seharusnya seperti apa untuk menghadapi keadaan.. cieee...

makasih untuk kesetiaannya membaca cerita ini..

cinta untuk kalian semua..


000



Clarissa turun dari mobilnya dan menatap bangunan tegap di hadapannya, kacamata hitam bertengger di atas hidungnya, menjadi tameng untuk menutupi kegundahan di matanya yang tidak mampu dia sembunyikan lagi dari seluruh orang, yang begitu antusias ingin tahu tentang keputusan dari pengadilan agama tentang perceraian Clarissa dan Fabian hari ini.

Menghela napas, Clarissa kembali memantapkan hati untuk menghadapi sidang terakhir perceraian ini, di belakangnya kini berdiri seorang pengacara dan juga Vanessa yang setia mendampingi, memberikan dukungan penuh kepada segala bentuk keputusan yang Clarissa ambil.

"Siap?" ucap Vanessa di sampingnya.

Clarissa tersenyum kecil, lalu mengangguk, dia sedikit menundukkan kepalanya kala beberapa wartawan mulai menghampirinya dan mengajukan beberapa pertanyaan, yang kemudian dia wakili Vanessa yang mengatakan untuk sabar dan menunggu saja hasil sidangnya.

"Sst... sa... tuh lihat." Ucap Vanessa menyenggol lengan Clarissa, dan saat Clarissa mengangkat wajahnya, Vanessa menunjuk pada satu araah.

Disana tampak Fabian tengah duduk bersama dengan Danny di sampingnya, lalu disisi lain tampak dua orang pria yang Clarissa tahu mereka adalah pengacara Fabian yang mengurus tentang perceraian ini, lalu tampak juga beberapa orang berseragam hitam, sekitar 5 orang berdiri mengelilingi tempat Fabian berada, seperti sengaja memberi jarak antara Fabian dan Wartawan disana.

Ah biarlah... orang terkenal mah bebas...

Jengah.. Clarissa memilih untuk mengalihkan pandangannya, lalu duduk di tempat yang agak jauh dari tempat Fabian berada, hingga tidak membuat Clarissa semakin gugup karena keberadaan Fabian yang entah mengapa mengusik perasaan Clarissa.

Saat Clarissa mulai tidak nyaman dengan beberapa wartawan yang kini mulai mengambil gambarnya hingga membuat suasana menjadi ramai, tiba-tiba Clarissa merasa suasana di sekitarnya menjadi sunyi, dan itu membuat Clarissa langsung mencari tahu apa yang terjadi.

Ketika kepalanya terangkat, dia mendapati wartawan yang tadi mengejarnya sudah tidak ada, bahkan suasana di ruang tunggu tampak terlalu sepi, hingga kemudian Clarissa menyadari seseorang sudah berdiri di hadapannya.

Fabian.

Pria itu menatap Clarissa tanpa tersenyum, lalu duduk di tempat yang tadi di duduki Vanessa yang entah kemana sahabatnya itu kini.

Saat ini, Clarissa duduk di ujung lorong ruang tunggu berdua dengan Fabian.

"Jadi... ini akhirnya?" ucap Fabian.

Clarissa memberanikan diri untuk menoleh kearah Fabian dan tersenyum, memberanikan diri untuk menatap wajah pria yang sudah mengisi hatinya sejak hampir 4 tahun ini, yang berani mengajukan proposal gila untuk menikahinya kepada kedua orang tuanya, dan mengabulkan keinginannya untuk menggelar pernikahaan impian di atas kapal pesiar yang begitu indah.

"Apakah kau bahagia?" lanjut Fabian, kini Fabian menoleh untuk membalas tatapan Clarissa.

"Bagaimana denganmu? Apa kau bahagia?" balas Clarissa.

2. TRUTH (FAST UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang