36. UNTUK SELAMA INI

13.1K 653 30
                                    

Beberapa hari kemudian..

Sidang pertama selesai di laksanakan, baik Clarissa maupun Fabian sama-sama tidak ada yang hadir dalam persidangan, hanya pengacara mereka yang mewakili, secara teknis Clarissa masih sah di sebut sebagai istri dari Fabian Hastanta karena putusan cerai mereka belum keluar dari pengadilan agama, secara agama pun Fabian belum mengucapkan kalimat perceraian untuk mereka berdua, jadi Clarissa masih berhak menempati tempat tinggal mereka saat ini, namun Clarissa tidak ingin, tepat setelah mengatakan kepada keluarga Fabian mengenai perceraian mereka, paginya Clarissa memutuskan untuk keluar dari rumah itu, dan akhirnya berujung kepada media yang ramai memberitakan tentang keretakan rumah tangga mereka.

Kini Clarissa memilih pulang ke rumah kedua orang tuanya, meski kini kedua orang tuanya tengah tidak berada di rumah karena urusan pekerjaan yang mengharuskan mereka berada di hongkong saat ini, jadi Clarissa sedikit lega karena tidak harus menjelaskan perihal ini sekarang, setidaknya Clarissa bisa mengumpulkan beberapa alasan untuk di kemukakakannya kepada kedua orang tuanya.

Mengenai Fabian.

Hingga saat ini, pria itu masih tidak ada usaha apapun untuk menjalin komunikasi dengannya, bahkan kemarin saat Clarissa mengirimnya pesan, memberi tahu kalau dia akan kembali ke rumah, pria itu sama sekali tidak membacanya, apalagi membalas.

Sedatar itukah kini Fabian kepadanya? Sepertinya pria itu bahkan tidak takut akan kehilangannya, tidak semanis ucapannya dulu saat berjanji akan menjaga Clarissa sebagai istrinya.

Menghabiskan waktu untuk berpikir seharian, Clarissa akhirnya memilih untuk keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah, tampak di sana beberapa orang tengah melakukan pekerjaan mereka, menyapu, mengepel, membersihkan kaca.

"Selamat pagi non."

Clarissa mengangguk singkat lalu kembali melangkahkan kakinya menuju ruang tengah, namun langkahnya terhenti saat seseorang memanggilnya kembali.

"Den Fabian menunggu di ruang tamu sejak pagi tadi non."

Walaaa...... ini kejutan, setelah beberapa hari Clarissa pikir Fabian tidak lagi perduli kepadanya, kini tiba-tiba dia mendapati Fabian tengah menunggunya?

"Sejak kapan dia disini?" Tanya Clarissa.

"Sudah sejak kam 6 pagi tadi non, tapi Den Fabian melarang untuk membangunkan non Clarissa."

Clarissa melirik jam dinding yang bertengger tidak jauh dari tempatnya berada, ini sudah jam 10:45, berarti sudah hampir 5 jam pria itu menunggu, apa pria itu tidak bekerja? Mengapa dia ada disini?

Clarissa kembali menatap wanita yang tadi berbicara kepadanya. "Kau tanya kenapa dia ada disini?"

Wanita itu menggeleng, "Mana saya berani non, wajah den Fabian serem."

Menatap kearah ruang tamu, Clarissa ragu bila harus bertemu dengan Fabian, dia takut perasaannya akan kembali luruh bila harus mendengarkan alasan yang mungkin akan di utarakan pria itu kepadanya, dan bisa jadi dengan cepat dia akan memaafkan Fabian jika benar tujuan pria itu adalah ingin memperbaiki hubungan mereka.

Clarissa akhirnya menghela napas dan melangkah menuju dapur, lalu meraih sebuah cangkir sedang untuk membuat kopi, setelah selesai Clarissa menyuruh pelayan untuk memberikannya kepada Fabian.

"Saya non?"

Clarissa mengangguk, lalu melipat tangan menunggu pelayan itu keluar membawa minuman buatannya.

"Tapi...." Pelayan itu terlihat ragu membawa minuman itu kepada Fabian.

"Katakan itu dariku, kalau dia menolak, siramkan saja air panas ini ke mukanya, dan usir dia."

2. TRUTH (FAST UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang