25. MUNAFIK

11.4K 553 3
                                    

Satu bulan kemudian.

Waktu yang cukup lama untuk recovery, Clarissa sudah sangat sehat, masa kehamilannya kini sudah memasuki bulan ke-3, bersyukur semuanya berjalan dengan lancar karena begitu banyaknya orang yang memperhatikan dan mencintainya di rumah ini.

Kedua orang tua Fabian, kak Raisa dan juga suaminya, di tambah dengan adanya dua keponakan yang lucu-lucu, membuat Clarissa semakin merasa exited dengan bayangan dirinya akan memeluk anaknya sendiri dalam waktu beberapa bulan kemudian.

Darka dan Vanessa.

Sebenarnya Clarissa sangat berharap sahabatnya itu akan mendapatkan pria luar biasa di luar sana yang begitu mencintainya, namun ternyata pilihan Tuhan tetap jatuh kepada Darka Hastanta, adik iparnya yang ajaib itu, yang emosinya mengalahkan letupan kembang api di malam tahun baru, ada dimana-mana.

Dua hari yang lalu, Vanessa datang ke rumah, di pikiran Clarissa sahabatnya itu akan menjenguknya karena semenjak Clarissa tidak tinggal di rumah, Vanessa menjadi sulit jika ingin bertemu dengannya, namun apa yang dibawa wanita itu? Sahabatnya itu datang dengan memamerkan cincin yang diberikan Darka kepadanya dan mengatakan dia akan bertunangan dengan Darka secepatnya.

Lalu suaminya, Fabian Hastanta, Pria humoris yang ternyata menyimpan banyak rahasia.

Fabian sepertinya sudah kembali menjadi prianya, bedanya kini ada Arman di antara mereka, anak kecil yang lucu itu terlalu menggemaskan jika harus di salahkan atas segala sumpah serapah yang sempat Clarissa lontarkan kepada suami dan wanita bernama Kirana itu, Ah tidak... bukan Kirana melainkan Kiara.

"Heemmmmmm." Gumam Fabian.

Pagi ini, Fabian masih memeluk erat Clarissa di atas tempat tidur dengan wajah berada tepat di tengkuk belakangnya, pria itu tidak membiarkan Clarissa bergerak sedikitpun padahal ini sudah siang, dari jendela kamar pun bisa di lihat Clarissa langit sudah terang-benderang, dengan kicau burung dan langit sejuk disana.

Clarissa mencoba bergerak untuk menoleh, dan langsung di dapatinya wajah tidur Fabian di belakang lehernya, menyalurkan getar kecil saat napas suaminya berhembus, membuat Clarissa menggigil kedinginan.

"Sayang." Bisik Clarissa, sebelah lengannya sudah kram dan kebas karena terlalu lama berada di posisi miring dengan di tambah beban dari tubuh suaminya ini. Clarissa menghembuskan napas kesal karena Fabian tidak juga bangun.

"Fabian.. ini sudah siang." Ucap Clarissa lagi, mencoba menggoyangkan tangannya yang masih tertahan tangan besar Fabian.

Jam berapa ini sekarang? Batin Clarissa, dia tidak bisa melihat jam, jangankan melihat jam, bergerak pun sulit.

DUG DUG DUG..

Terdengar suara gedoran dari arah pintu, membuat Clarissa langsung terdiam dan memasang telinga tajam, jangan sampai mertuanya yang menggedor-nggedor pintu seperti ini, pasti akan terasa memalukan sekali.

"FA...BIII... AAAANNN.....!!!"

Terdengar panggilan seorang perempuan dari arah pintu, dan Clarissa tahu benar itu adalah suara kakak tertua Fabian. Raisa.

Clarissa harus memejamkan mata karena malu, (bahkan malu sebelum bertemu dengan kakak iparnya itu.) dengan berusaha sekuat tenaga,

"Fabian..." bisik Clarissa, sedikit memaksakan gerakan tangannya karena Fabian tidak bergerak sama sekali, malah semakin nyenyak. "Fabiaaaannnnn."

"Hemmmmm"

"Ada kak Raisa." Bisik Clarissa lagi, namun Fabian lagi-lagi malah mengeratkan pelukannya dan semakin mengurung Clarissa kedalam pelukannya.

2. TRUTH (FAST UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang