22. MEMAHAMI

11.7K 567 6
                                    

Clarissa mengalami pendarahan.

Panik langsung menyergap, Fabian yang sempat cengar-cengir di mobil saat membawa Clarissa ke rumah sakit, langsung di buat kaget tatkala melihat Clarissa sudah tidak sadarkan diri di sampingnya dengan darah segar mengalir di gaun dan sela kaki istrinya.

Tekanan stress dan kelelahan menjadi pemicu, Clarissa harus istirahat total selama beberapa hari untuk pemulihan, agar kandungan nya tidak bermasalah.

Sarah datang beberapa menit yang lalu, membawakan pakaian ganti untuk Fabian dan juga makan malam untuk Fabian.

"Arman sudah tidur pak, tadi perawatnya datang dan menjaganya, lalu saya tinggal untuk kesini." Jawab Sarah saat Fabian menanyakan perihal keberadaan Arman.

Fabian mengangguk saja, pikirannya kini bercabang, antara kesehatan Clarissa, Keberadaan Arman, lalu penyelidikan tentang orang yang mengirimkan amplop itu pada Clarissa, di tambah dengan ke gilaan Kiara yang mulai membuat Fabian geleng kepala.

"Saya akan kembali ke rumah pak, jika bapak ada sesuatu barang di perlukan untuk di bawa kesini, hubungi saja saya."

Fabian mengangguk, lalu membiarkan Sarah keluar.

Lalu tak lama setelah itu, Danny pun datang, pria itu bahkan langsung berlari menuju kamar rawat Clarissa saat di kabari oleh Sarah perihal peristiwa yang menimpa Clarissa.

"Bagaimana istrimu?"

Fabian menghela napas melihat kedatangan Danny, bahkan dia masih belum memberitahunya.

"Bagaimana kau bisa ada di sini?"

"Sarah memberitahuku." Jawab Fabian kesal. "Kenapa tidak memberitahuku? Aku bisa membantumu."

Fabian tertegun, dia tidak sempat terpikir untuk menghubungi asisten nya itu, bahkan orang tua nya pun tidak.

"Sorry." Balas Fabian pelan.

Danny menghela napas, memahami kekhawatiran yang dirasakan Fabian, dulu pernah terjadi hal seperti ini, kepada wanita yang belum di miliki Fabian seutuhnya namun sudah mampu meletakkan Fabian pada jurang ketakutan.

Kirana kritis saat mengandung Arman dan meninggal saat melahirkannya, tekanan batin dan stress berlebih menyebabkan kandungan nya bermasalah.

Danny memahami itu, meski sesungguhnya dia tidak mampu merasakaan apa yang di rasakan sahabat sekaligus atasannya ini.

"Clarissa wanita kuat, dia akan baik-baik saja."

Fabian mengangguk, berterimakasih karena Danny datang menemani.

"Apa aku harus menghubungi orang tuamu? Atau mertuamu?" Tawar Fabian, mencoba membuka solusi agar Fabian tidak berpikir aneh-aneh.

Fabian menggeleng, "Lebih baik jangan ada yang tau dulu, aku takutnya malah jadi ramai dan Clarissa tidak bisa istirahat."

Seorang pria berpakaian dokter memasuki ruangan, menatap kearah Fabian dan Danny lalu tersenyum maklum.

Willy.

Melangkah mendekat dengan santai.

"Jangan terlalu di forsir tenagamu itu nak, kasihan nanti kalau istrimu bangun lalu melihat wajahmu yang pucat seperti itu." Ucap Willy mencoba menenangkan Fabian.

Fabian memang langsung membawa Clarissa menuju rumah sakit tempat pamannya bekerja, sama seperti saat membawa Arman sakit dulu, Fabian merasa akan lebih mantap jika Paman nya yang mengatasinya.

Willy tersenyum, lalu menghela napas. "Kamu sudah dewasa nak, tahu mana yang benar dan mana yang tidak. Cerita tentang masalalumu bersama siapapun itu yang kamu niatkan untuk kamu sembunyikan dari istrimu, tetap hasilnya tidak akan baik, apalagi saat ini sudah ada Arman."

2. TRUTH (FAST UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang